Berdampak Positif, Perguruan Tinggi Didorong Selenggarakan MBKM Mandiri

Berdampak Positif, Perguruan Tinggi Didorong Selenggarakan MBKM Mandiri

Jakarta, Ditjen Vokasi - Perguruan tinggi didorong untuk menyelenggarakan program Merdek Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri. Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan dampak positif pelaksanaan MBKM selama tiga tahun terakhir.


Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka (PPKM), Gugup Kismono, mengatakan bahwa berdasarkan survei dan pengalaman yang dirasakan selama tiga tahun terakhir ini menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan mahasiswa di luar program studi melalui MBKM tidak  mengurangi capaian pembelajaran mereka di kampus. Sebaliknya, mahasiswa justru merasakan banyak dampak positif dari MBKM. 




"Hak belajar di luar kampus selama tiga semester, yang dimungkinkan oleh kebijakan MBKM, menurutnya justru menghadirkan pilihan yang lebih beragam bagi mahasiswa untuk menyalurkan minat sekaligus memperkuat kompetensi,” kata Gugup di Jakarta, Jumat (25-08-2023).


Oleh karena itu, lanjut Gugup ia berharap akan lebih banyak perguruan tinggi akan menyelenggarakan program MBKM Mandiri ke depannya.

MBKM Mandiri sendiri adalah kegiatan MBKM yang dijalankan secara mandiri dan berkelanjutan oleh perguruan tinggi dengan adanya keterlibatan multipihak sehingga pengembangan keilmuan berkontribusi nyata bukan saja pada internal perguruan tinggi saja namun juga pihak eksternal. Dalam pelaksanaannya program MBKM Mandiri secara spesifik diselaraskan dengan sektor prioritas lokal atau nasional.


Kepala Bidang Kampus Merdeka Mandiri, Dessy Aliandrina, mengatakan bahwa pada tahun 2022 jumlah mahasiswa yang terlibat dalam MBKM Mandiri mencapai 241.000. Sementara untuk tahun 2023, Kemendikbudristek menetapkan target kepesertaan MBKM Mandiri sebesar 500.000 mahasiswa.

 

 

Menurut Dessy, berbagai inovasi MBKM telah sejalan dengan tanggung jawab perguruan tinggi untuk mentransformasi mahasiswa, melalui berbagai program. MBKM akan melahirkan lulusan yang relevan dengan dunia kerja dan karya, terutama yang dalam rangka mendukung pengembangan sektor prioritas daerah. 


“Semakin relevan para lulusan suatu perguruan tinggi berarti semakin relevan pula kehadiran perguruan tinggi pada lingkungan dan zamannya,” terang Dessy.


Oleh karena itu, Dessy mendorong para pihak di luar perguruan tinggi untuk terlibat menjadi mitra MBKM Mandiri. Dalam jangka panjang, menurut Dessy, MBKM harus menjadi gerakan bersama dengan keterlibatan dan dukungan seluruh pemangku kepentingan dalam pendidikan tinggi. 


Sementara itu, dalam rangka memperkuat sinergi berbagai pemangku kepentingan untuk menjaga keberlangsungan MBKM, pada tahun ini Kemendikbudristek akan kembali menyelenggarakan Kampus Merdeka Fair untuk kali kedua. Tahun ini, Kampus Merdeka Fair akan menyambangi tiga kota. Agenda Kampus Merdeka Fair akan dimulai pada tanggal 31 Agustus mendatang di Kota Semarang dan akan dilanjutkan ke dua kota selanjutnya.


Mengusung tema “Bersama Lebih Baik”, Kampus Merdeka Fair akan diisi dengan kegiatan pameran, bedah buku, cerita alumni dan para mitra, serta diskusi panel. Jika pada tahun sebelumnya Kampus Merdeka Fair lebih berfokus pada sosialisasi program-program flagship yang diselenggarakan Kemendikbudristek, fokus Kampus Merdeka Fair tahun ini adalah MBKM Mandiri, yang diproyeksikan akan diimplementasikan secara lebih masif oleh perguruan tinggi di seluruh Indonesia. (Nan/Cecep)