Bantu Tingkatkan Produktivitas UMKM Lokal, Politeknik Negeri Samarinda Ciptakan Mesin Pelunak Serat Daun Doyo
Samarinda, Ditjen Vokasi – Bukan rahasia umum lagi bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman baik alam ataupun kebudayaannya. Setiap daerah memiliki ciri khas yang berbeda-beda, begitu pula dengan Kalimantan Timur.
Salah satu kekayaan hayati yang dapat ditemui di wilayah Kalimantan Timur ialah tumbuhan serat seperti tumbuhan daun doyo. Suburnya perkembangan daun doyo di wilayah ini dimanfaatkan oleh masyarakat dengan mengolahnya menjadi kain tenun ulap doyo.
Kain tenun ulap doyo merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Kalimantan Timur. Kain tenun ulap doyo memiliki keunikan pada warna dan motif di mana keunikan ini dapat membedakan strata sosial. Keunikan dan keautentikannya membuat kain ini banyak diburu oleh wisatawan yang berkunjung ke wilayah Kalimantan Timur. Tidak hanya oleh wisatawan luar daerah saja, tetapi juga masyarakat Kalimantan Timur sendiri.
Tingginya permintaan ketersediaan kain tenun ulap doyo ini memberikan keuntungan tersendiri bagi para pengrajin. Akan tetapi, yang masih menjadi kendala ialah ketersediaan bahan bakunya. Para pengrajin harus membuat secara manual benang dari serat daun doyo terlebih dahulu. Hal inilah yang kemudian menjadikan pembuatan kain tenun ulap doyo menjadi lebih lama.
Merujuk dari sinilah, Program Studi (Prodi) Teknik Mesin, Politeknik Negeri Samarinda, Kalimantan Timur membuat inovasi berupa mesin pelunak daun doyo.
“Selama ini yang membuat produksi kain menjadi lama ya ketersediaan bahan bakunya. Di sini tidak ada yang menjual benang dari daun doyo secara terpisah sehingga pengrajin tenun harus membuatnya dulu,” ucap Suparno, dosen Prodi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Samarinda.
Proses pembuatan mesin ini melibatkan dosen dan mahasiswa dari Prodi Teknik Mesin. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat mesin ini dari perancangan bentuk hingga menjadi mesin siap pakai sekitar tiga minggu. Mesin ini dirancang sedemikian rupa untuk memudahkan pengrajin dalam melunakkan daun doyo.
Mesin yang telah jadi kemudian diserahkan ke Dekranasda Provinsi Kalimantan Timur untuk digunakan oleh pelaku UMKM tenun daun doyo. Kini para pengrajin tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan serat daun doyo karena dalam sehari mereka sudah bisa memperoleh serat daun doyo.
“Salah satu manfaat yang terasa sekali dari mesin ini ialah efisiensi waktu. Para pengrajin memiliki banyak waktu untuk membuat inovasi dari kain tenun daun doyo dibandingkan menghabiskan waktu untuk melunakkan daun saja,” ucap Suparno. (Aya/Cecep)