Bantu Masyarakat Lombok, SMKN 1 Selong Buat Mesin Pencacah Tembakau
Jakarta, Ditjen Vokasi – Praktik baik SMKN 1 Selong dalam pembelajarannya selain menghasilkan SDM yang berkualitas juga mampu menghasilkan produk yang membantu petani sekitar dalam pekerjaannya.
SMKN 1 Selong yang terletak di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat memiliki 16 kompetensi keahlian dan merupakan salah satu SMK yang telah menerima program SMK Pusat Keunggulan (PK) sejak tahun 2021 dilanjutkan Skema Pemadanan Dukungan (SPD) di tahun 2022. Pasca ditetapkan menjadi SMK PK SPD sekolah ini mengalami perkembangan yang begitu pesat, bahkan sampai membuat produk yang dapat membantu petani sekitar agar bisa efisien dalam bekerja.
Berkat SMK PK SPD, SMKN 1 Selong bisa menjalin kerja sama dengan beberapa industri, seperti PT Mahkota Cipta Perawatan. Dari kerja sama tersebut, guru-guru dan siswa pun bisa mengikuti magang di industri untuk upskilling. Program ini menjadi stimulus dalam meningkatkan kualitas SDM SMKN 1 Selong.
Selain bisa bekerja sama dengan industri bantuan dari program ini pun sangat membantu dalam proses pembelajaran. Penambahan lab di SMKN 1 Selong ini membuat siswa tidak perlu mengantre atau bergilir sampai sore hanya untuk menggunakan lab. Hal ini didasarkan dari pernyataan Abdul Wahid, Kepala SMKN 1 Selong.
“Dulu anak-anak dari seluruh kompetensi keahlian harus giliran ketika mau pakai lab dan mereka biasanya ngantri sampai sore,” tutur Abdul.
Setelah adanya penambahan lab bantuan dari program PK, guru-guru pun bisa mengatur diri dalam penggunaan lab dan bengkel tersebut sehingga anak-anak tidak perlu mengantre sampai sore lagi.
Pelaksanaan teaching factory (Tefa) di SMKN 1 Selong juga telah berjalan. Siswa-siswi dari seluruh kompetensi keahlian mengasah dirinya melalui kegiatan Tefa yang berorientasi pada produk. Keberhasilan Tefa di SMKN 1 Selong ini terbukti dari produk yang dibuat oleh siswa-siswi SMKN 1 Selong seperti furnitur-furnitur antik dan berbagai mesin. Mesin-mesin ini merupakan inovasi produk yang dibuat oleh siswa seperti mesin pemipil jagung dan mesin pencacah tembakau. Produk-produk tersebut kemudian dijual untuk umum dengan harga yang bervariasi yang kemudian uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk membeli bahan praktik kembali.
Menurut Bulkiah, salah satu tenaga kependidikan SMKN 1 Selong, pembuatan mesin pencacah tembakau ini dilatarbelakangi oleh masyarakat Lombok Timur yang 90% berprofesi sebagai petani tembakau. Dahulu, petani mengolah tembakau dengan cara diopen dan menggunakan minyak tanah. Setelah minyak tanah dilarang untuk digunakan, para petani menggunakan gas subsidi sehingga menyebabkan kelangkaan gas di wilayah Lombok Timur.
Setelah adanya kelangkaan tersebut akhirnya pihak gudang beralih meminta kepada petani untuk menyediakan petani rajang dan mewajibkan petani tembakau yang sudah tergabung dengan gudang terkait untuk memiliki mesin pencacah tembakau sendiri. Akhirnya para petani pun meminta bantuan kepada SMKN 1 Selong untuk dibuatkan mesin pencacah tembakau.
Berangkat dari situlah kemudian siswa SMKN 1 Selong membuat mesin pencacah tembakau. Mereka mulai membuat kerangka, perakitan dengan mesin. Mesin-mesin yang telah jadi ini kemudian dijual untuk masyarakat dengan sistem garansi. Sistem garansi di sini dimaksudkan apabila terdapat kendala dalam mesin tersebut, konsumen dapat menghubungi SMKN 1 Selong untuk memperbaikinya. Mesin ini membuat petani tembakau dapat memangkas biaya produksi, menghemat tenaga, dan efisiensi waktu. (Aya/Adi Sutrisno)