Bak Distributor, Sekali Panen SMKN 1 Cikalongkulon Hasilkan 10.000 Ekor Ayam Pedaging

Bak Distributor, Sekali Panen SMKN 1 Cikalongkulon Hasilkan 10.000 Ekor Ayam Pedaging

Cianjur, Ditjen Vokasi – Pangan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi. Dengan memakan makanan yang bergizi manusia bisa memperoleh diri yang lebih sehat. Daging ayam merupakan salah satu bahan makanan yang banyak mengandung protein. 


Merujuk pada laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021 rata-rata konsumsi daging ayam di Indonesia mencapai 0,14 kilogram (kg) per kapita per minggu. Tingginya jumlah permintaan daging ayam membuat industri ternak unggas semakin meningkat.



SMKN 1 Cikalongkulon, Cianjur, Jawa Barat merupakan sekolah penerima program SMK Pusat Keunggulan (PK) sejak tahun 2021. Melalui Jurusan Agribisnis Ternak, SMKN 1 Cikalongkulon ikut menyumbang ketersediaan daging ayam di Indonesia. 


Kepala SMKN 1 Cikalongkulon, Jajat Sudrajat, menyampaikan bahwa untuk mendukung program pemerintah terkait ketahanan pangan, SMKN 1 Cikalongkulon mengembangkan kegiatan teaching factory (Tefa). Kegiatan Tefa ini diberi nama Teaching Farm SMKN 1 Cikalongkulon dengan hasil produknya berupa daging ayam potong.


“Dengan adanya program SMK PK ini banyak manfaat yang didapatkan oleh SMKN 1 Cikalongkulon. Guru semakin berkompeten karena dibekali dengan workshop Implementasi Kurikulum Merdeka, adanya kegiatan Tefa pembelajaran berbasis proyek sehingga keterampilan siswa bisa sesuai dengan kebutuhan industri,” tutur Sudrajat.


Masih menurut Sudrajat, melalui pelaksanaan program SMK PK, kepercayaan masyarakat terhadap SMKN 1 Cikalongkulon semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat pada jumlah siswa dari Jurusan Agribisnis Ternak Unggas yang dulu sepi peminat sekarang semakin ramai siswa yang mendaftar pada jurusan tersebut.


“Dengan program ini SMKN 1 Cikalongkulon dijadikan sebagai sekolah rujukan bagi sekolah pertanian sekitar untuk belajar pemeliharaan ayam pedaging dan cara pengelolaannya. Tidak hanya itu program kewirausahaan pun di sekolah pun dapat berjalan dengan baik,” tutur Sudrajat.


Teaching Farm SMKN 1 Cikalongkulon


Dalam melaksanakan Tefa, SMKN 1 Cikalongkulon bekerja sama dengan paranje dari PT AS Putra Perkasa. Tefa SMKN 1 Cikalongkulon berfokus pada pemelihaan ayam pedaging. Teaching Farm SMKN 1 Cikalongkulon memiliki dua kandang dengan sistem closed house, di mana masing-masing kandang diisi oleh 5.000 ekor.


Pemeliharaan ayam pedaging di SMKN 1 Cikalongkulon diawali dari pemeliharaan DOC (Day Old Chick), pemberian makan dan minum, pengecekan suhu, recording, sampai dengan panen. Seluruh proses ini dilakukan oleh siswa dengan pengawasan dari teknisi.


Jadwal pembelajaran dibuat dengan sistem blok satu minggu sekali. Selama satu minggu di kendang setiap kelompok berbagi tugas untuk mengontrol tiap satu jam sekali. Di hari terakhir, siswa akan mengikuti ujian lisan dan tulisan untuk mengukur keterampilan yang sudah didapatkan selama satu minggu di kendang.


“Semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa terekam dalam aplikasi sehingga guru dapat melihat progres pemeliharaan ayam dan dapat mengevaluasi masalah-masalah yang terjadi selama pemeliharaan,” tutur Sudrajat.



Pemeliharaan ayam dari awal hingga panen memakan waktu sekitar 35 hari. Satu kali pemeliharaan Teaching Farm SMKN 1 Cikalongkulon menghasilkan 10.000 ekor ayam pedaging. Hasil panen dari SMKN 1 CIkalongkulon kemudian dibeli langsung oleh paranje industri mitra dengan harga 20 ribu per kilogram.


Pengimbasan untuk Masyarakat


Setelah sukses melaksanakan kegiatan Tefa, kemudian SMKN 1 Cikalongkulon menularkan ilmunya kepada masyarakat. Bentuk pengimbasannya yakni dengan memberikan pelatihan.


Dengan menggandeng paranje dari industri mitra, SMKN 1 Cikalongkulon mengadakan pelatihan pemeliharaan ayam pedaging skala rumah tangga dengan kapasitas 2.500 ekor.




Pelatihan ini ditujukan untuk masyarakat di Kecamatan Cikalongkulon. Adapun tujuan dari pemberian pelatihan ini ialah untuk mengedukasi masyarakat terkait cara memelihara ayam yang baik.


Materi pelatihan yang diberikan mulai dari pembuatan kendang, sanitasi persiapan kendang, pemeliharaan, hingga masa panen. Masyarakat pun sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini.


Salah satu peserta pelatihan, Asep, mengatakan bahwa ia menyambut baik pelatihan yang diberikan oleh SMKN 1 Cikalongkulon. Ia mengatakan bahwa banyak ilmu yang didapatkan setelah mengikuti pelatihan ini sehingga berpengaruh pada hasil panen ayamnya yang sekarang.


“Saya antusias sekali ikut pelatihan ini karena ya kapan lagi saya bisa ikut acara seperti ini. Banyak ilmu terkait peternakan yang saya dapat, terlebih lagi tentang ternak ayam. Saya jadi semangat untuk memelihara ayam, apalagi sekarang kan jelas bahwa ayam pedaging ini sangat mudah diterima oleh pasar,” ucap Asep. (Aya/Cecep Somantri)