Aksi GERCEPS, Cara Poltera Tangani Stunting di Kabupaten Sampang, Madura
Sampang, Ditjen Vokasi - Perguruan tinggi vokasi berperan penting untuk turut serta membantu penurunan angka stunting di Indonesia. Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh Politeknik Negeri Madura (Poltera), Jawa Timur. Berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Sampang, Madura, Poltera bahu-membahu mengatasi persoalan stunting melalui inovasi Aksi GERCEPS yang mereka kembangkan.
Inovasi berupa GERCEPS atau (Gerakan Remaja Cegah dan Peduli Stunting) merupakan gerakan inovasi yang diinisiasi oleh dosen dan mahasiswa Poltera melalui program Dana Padanan Vokasi (Matching Fund) 2023. GERCEPS juga merupakan inovasi yang lahir dengan melibatkan Pemda Sampang sebagai mitra kolaborasi.
“Aksi GERCEPS merupakan inovasi program pencegahan stunting melalui remaja berupa penerapan dan revitalisasi posyandu remaja berbasis anti stunting,” kata Nuraini Fauziah, pengusul Matching Fund 2023 sekaligus inovator dalam Aksi GERCEPS tersebut.
Sebagai gerakan pencegahan stunting melalui remaja, lanjut Nuraini, Aksi GERCEPS ini melakukan penanganan stunting dengan pendekatan pada kepada kelompok sekunder yaitu remaja, khususnya remaja putri.
“Selama ini Dinkes Sampang memang telah aktif membantu pencegahan dan penanganan stunting melalui pendekatan intervensi spesifik dan sensitif yang menyasar kepada kelompok primer, yaitu ibu hamil, bayi, dan balita. Namun, pendekatan kepada kelompok sekunder yaitu remaja, khususnya remaja putri masih belum merata,” lanjut Nuraini terkait dengan ide awal dari inovasinya tersebut.
Setelah melalui serangkaian tahapan, lanjut Nuraini, pada tanggal 7—8 November 2023 lalu Poltera menginisiasi kegiatan sosialisasi Aksi GERCEPS yang dilaksanakan di Gedung Pertemuan IBI Sampang. Sosialisasi kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen dan pengukuhan kader remaja di 12 desa lokus stunting. Desa tersebut antara lain Desa Duker, Desa Jrengik, Desa Bajrasokah, Desa Palenggiyen, Desa Masaran, Desa Asem Jaran, Desa Jatra Timur, Desa Tolang, Desa Tamberu Laok, Desa Paopale Laok, Desa Astapah, dan Desa Sawah Tengah.
“Dalam pelaksanaannya kegiatan Aksi GERCEPS memang melibatkan mahasiswa Jurusan Keperawatan sebagai bentuk penerapan pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” kata Nuraini menambahkan.
Melalui Aksi GERCEPS, lanjut Nuraini, diharapkan pencegahan stunting berjalan sesuai target, khususnya pada sasaran komunikasi perubahan perilaku kelompok sekunder (remaja). Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Bupati Sampang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Implementasi Komunikasi dan Perbaikan Perilaku Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Stunting.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan dan KB Kabupaten Sampang, Agus Mulyadi, menyambut baik inisiasi yang dilakukan oleh Poltera.
“Kita patut berbangga. Poltera sebagai satu-satunya politeknik negeri di Madura dan saat ini terlibat aktif membantu pemerintah dalam penyelesaian masalah stunting ini,” ungkapnya.
Menurutnya, selama ini Dinkes telah memberikan tablet tambah darah secara rutin melalui remaja-remaja yang bersekolah di institusi pendidikan formal seperti SMP dan SMA. Padahal, di Kabupaten Sampang sendiri masih banyak remaja mengenyam pendidikan di pondok pesantren atau bahkan putus sekolah dan bekerja di usia remaja.
Saat acara juga dilakukan kesepakatan pelaksanaan Aksi GERCEPS di 12 desa lokus stunting Kabupaten Sampang yang ditandai dengan Penandatanganan Komitmen Kepala Desa dan Kepala Puskesmas masing-masing wilayah, didampingi oleh Dinas Kesehatan dan PIC Politeknik Negeri Madura. Penandatanganan ini merupakan komitmen bersama untuk bersama sama ikut andil dalam menjalankan serangkaian Aksi GERCEPS. (Poltera/Nan/Cecep)