5 Cara Agar Lulusan LKP Bidang Otomotif Dapat Terserap Kerja

5 Cara Agar Lulusan LKP Bidang Otomotif Dapat Terserap Kerja

Bogor, Ditjen Vokasi - Berdasarkan data dari Gabungan Industri Alat-Alat Mobil & Motor (GIAM) tahun 2023 jumlah sumber daya manusia di bidang otomotif roda empat mencapai 75.000 secara nasional. Itu artinya kebutuhan sumber daya di bidang otomotif, khususnya untuk roda empat sangatlah banyak. 


Lembaga kursus dan pelatihan (LKP) sebagai tempat pendidikan nonformal mampu menyediakan sumber daya manusia yang unggul di bidang otomotif. Dalam mewujudkan hal tersebut, perlulah dilakukan sebuah cara agar lulusan LKP bidang otomotif dapat terserap kerja. Seperti apa caranya?


I Made Dana M. Tangkas, selaku President Institute Otomotif Indonesia (IOI) menyampaikan paparannya dalam acara Penguatan Kerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Ia menyampaikan bahwa ada beberapa cara agar lulusan LKP bidang otomotif dapat terserap kerja dan memiliki daya saing yang tinggi. Nah, simak artikelnya sampai selesai ya.


  1. Pelatihan berbasis industri dan sertifikasi magang yang diakui industri

Salah satu tantangan kompetisi dunia adalah persaingan kompetensi dan profesionalisme SDM. Maka dari itu, diperlukan sebuah peningkatan keterampilan SDM, khususnya pelatihan yang berbasis industri untuk menghadapi tantangan tersebut. Selain itu, dengan adanya kesempatan magang dapat menambah terserapnya lulusan LKP ke industri otomotif.


  1. Perkuat atau perbaharui standardisasi atau kurikulum

Kebijakan terkait standarisasi atau kurikulum tentu saja berada di pihak pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Made Dana menyampaikan bahwa pemerintah perlu bersama-sama untuk mengembangkan perencanaan dan kompetensi tenaga kerja standar (kurikulum) yang sesuai dengan industri. Contohnya seperti penentuan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) ataupun standar kompetensi kelulusan (SKL).


  1. Kolaborasi dengan DUDI secara menyeluruh

Dalam melakukan pelatihan berbasis industri atau kurikulum pelatihan sesuai tren industri diperlukanlah peran DUDI secara menyeluruh tidak hanya bagian tertentu saja. Maka dari itu, berkolaborasi dengan DUDI pun menjadi poin penting. Kerja sama dengan DUDI dapat meliputi kerja sama dalam pengembangan kurikulum, instruktur, sarana prasarana, pemagangan, dan penyerapan lulusan. 


  1. Memiliki teaching factory

Teaching factory (Tefa) merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif dalam pendidikan dan pelatihan vokasi, begitupun di LKP. Apabila LKP bidang otomotif makan sangat perlu memiliki Tefa bengkel, entah itu bengkel roda dua maupun roda empat. Tefa ini bisa memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta didik dalam menangani pelanggan. Selain itu, Tefa pun berpeluang sebagai penghasil pendapatan tambahan untuk LKP.


  1. Regulasi dan koordinasi pemerintah

Keempat poin di atas tidak mungkin dapat terealisasi dengan baik jika tidak ada bimbingan atau regulasi dari pemerintah secara langsung, baik dalam bentuk petunjuk teknis ataupun pelayanan. Made Dana menyampaikan bahwa program penguatan antara LKP dan DUDI pun sangat diperlukan sehingga bisa menjodohkan (link and match) kedua lembaga tersebut secara terarah. (Zia/Cecep)