30 Pelaku Budaya dari Belanda Belajar Kebudayaan di AKN Seni dan Budaya Yogyakarta
Bantul, Ditjen Vokasi – Sebanyak 30 pelaku budaya Jawa yang berasal dari Belanda mengikuti Workshop Seni Budaya Jawa di Akademi Komunitas Negeri (AKN) Seni dan Budaya Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Senin (22-7-2024).
Ketiga puluh pelaku budaya yang tergabung dalam Ronald Stateng Gemo Roso ini mengikuti serangkaian workshop dari dosen AKN Seni dan Budaya Yogyakarta, yang meliputi workshop karawitan, tari, dan kriya kulit. Ronald Stateng Gemo Roso merupakan wadah perkumpulan bagi akademisi, pelaku bisnis, pegiat seni budaya Jawa, dan masyarakat sipil keturunan negara Suriname yang menetap di Belanda.
Direktur AKN Seni dan Budaya Yogyakarta, Supadma, menyambut baik kedatangan 30 peserta workshop dari negeri Belanda ini. Ia juga turut memberikan gambaran secara umum terkait kebudayaan Jawa, khususnya gaya Yogyakarta yang nantinya akan dipelajari oleh para peserta workshop.
“Kebudayaan ini adalah salah satu akar dari peradaban manusia yang perlu dilestarikan. Kami harap bapak ibu semua dapat menikmati workshop yang kami berikan dan semoga ilmunya bisa terserap,” ucap Supadma.
Setelah mendapatkan pengarahan dari Direktur AKN Seni dan Budaya Yogyakarta, para peserta langsung mengikuti workshop. Workshop pertama yang mereka ikuti ialah menatah kulit menjadi wayang yang dipandu oleh Junende Rahmawati, dosen Jurusan Kriya Kulit AKN Seni dan Budaya Yogyakarta.
Usai praktik menatah kulit, mereka pun melanjutkan workshop karawitan yang diajarkan oleh Bayu Purnama, dosen Seni Karawitan dan dilanjutkan dengan workshop tari bersama Damar Kasyardi, dosen Seni Tari.
Peserta tampak antusias saat menerima materi dari para dosen. Pada pelaksanaan workshop kali ini, terdapat hal unik yang dialami oleh para peserta, di mana mereka lebih mengerti apabila para pengisi workshop menjelaskannya menggunakan bahasa Jawa. Di sesi terakhir, para peserta berkesempatan untuk memamerkan hasil belajarnya.
Orlando, salah satu peserta workshop, menyampaikan rasa gembiranya bisa belajar langsung di tempat asli kebudayaan Indonesia. Dalam waktu yang singkat, banyak ilmu yang didapatkan oleh Orlando dan peserta lainnya.
“Sangat bagus sekali hasilnya, kurang lebih kita mengikuti pelatihan selama dua jam tetapi sudah bisa menghasilkan karya yang bagus,” ucap Orlando.
Sementara itu, Kepala Subbagian Tata Usaha, AKN Seni dan Budaya Yogyakarta, Bayu Apriyanto, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut tidak hanya memberikan manfaat bagi para peserta, tetapi juga untuk AKN Seni dan Budaya Yogyakarta.
“Harapannya kerja sama ini dapat berlanjut dan membuka pintu kepada pihak lain, baik secara nasional maupun internasional yang ingin mengetahui tentang seni dan budaya,” ucap Bayu. (AKN Senbud Yogyakarta/Aya/Cecep)