1.000 Pengusaha “Turun Gunung” Mengajar di Vokasi

1.000 Pengusaha “Turun Gunung” Mengajar di Vokasi

Bekasi, Ditjen Vokasi - Sebanyak 1.000 pengusaha akan turut mengajar di satuan-satuan pendidikan vokasi di Indonesia melalui program “Pengusaha Mengajar”. Program tersebut diharapkan dapat mengurangi kesenjangan mismatch antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). 


Program Pengusaha Mengajar merupakan program yang dirancang oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Peluncuran program ini berlangsung di SMK Mitra Industri MM2100, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (31-01-2024) atau bertepatan dengan HUT ke-72 Apindo.


Melalui program Pengusaha Mengajar para pengusaha akan mengajar di satuan-satuan pendidikan vokasi, mulai dari SMK hingga perguruan tinggi vokasi. 


“Kita akan mengajak 1.000 pengusaha dari berbagai daerah untuk bergerak mendukung penguatan pendidikan vokasi di Indonesia,” kata Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo, Darwoto.


Menurut Darwoto, sebagai sebuah gerakan nantinya program ini akan dilakukan evaluasi yang akan dilakukan pada Mei mendatang atau  bertepatan dengan hari pendidikan nasional. 


“Nanti di bulan Mei kami akan memberikan semacam vokasional award yang akan diberikan kepada dunia pendidikan,” kata Darwoto.


Masih menurut  Darwoto, program ini nantinya akan diisi dengan berbagai kegiatan dalam rangka pengembangan soft skills dan teknik. Program ini juga tidak hanya ditujukan kepada siswa tetapi juga pada guru. Guru dan siswa akan diberikan kesempatan untuk magang di industri. 

 

Untuk menunjukkan bahwa program Pengusaha Mengajar merupakan program berkelanjutan, Apindo juga telah menunjuk atau menetapkan SMK Mitra Indrustri MM2100 menjadi sekretariat nasional Pengusaha Mengajar. 


Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani, mengatakan bahwa selama ini penyerapan tenaga kerja yang belum optimal masih merupakan pekerjaan rumah bersama, termasuk bagi sektor pendidikan dan bisnis. Selain tingkat pengangguran terbuka, menurut Shinta, sebanyak 4,6% tenaga kerja di Indonesia masuk kategori undereducated dan 27,9% tenaga kerja overeducated pada tahun 2018.


“Sementara tenaga kerja yang mengalami field of study mismatch sebanyak 68,4%,” kata Shinta.


Data-data tersebut itulah yang mendorong Apindo untuk berbuat dan bertindak agar konsisten menjadi bagian dari solusi dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dan turut meningkat penciptaan lapangan kerja.


“Melalui peluncuran 1.000 Pengusaha Mengajar ‘Kontribusi Tanpa Henti Bagi Negeri’, kami ingin menjadi bagian dari sinergi dalam membentuk SDM Unggul menuju Indonesia Emas 2045,” kata Shinta. (Nan/Cecep)