Sukses Bina SMK, BBPPMPV Seni dan Budaya Fasilitasi Pengembangan Produk Inobel
Sleman, Ditjen Vokasi - Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan vokasi. Melalui kolaborasi dengan delapan sekolah menengah kejuruan (SMK) binaan, Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi ini berhasil melahirkan serangkaian produk inovasi pembelajaran (Inobel) yang mengintegrasikan seni, budaya, dan teknologi modern.
Dari delapan sekolah tersebut, empat sekolah menghasilkan pengembangan hasil teaching factory (Tefa) dan empat sekolah lainnya menghasilkan produk kreatif. Guna mengapresiasi dan memberikan umpan balik terhadap karya inovasi pembelajaran yang dihasilkan oleh delapan sekolah binaan BBPPMPV Seni dan Budaya, digelar lokakarya dengan tema “Guru SMK Berkarya, Menginspirasi, dan Menggerakkan Pendidikan Vokasi”.
Kepala BBPPMPV Seni dan Budaya, Sarjilah, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. Lokakarya ini diselenggarakan pada Senin (25-11-24) di Auditorium Saraswasi, BBPPMPV Seni dan Budaya.
“Lokakarya ini memperkenalkan hasil model inovasi pembelajaran yang telah dibuat kepada publik. Semoga dengan dipublikasikannya karya kreatif dari sekolah dapat menjadi dorongan semangat dan evaluasi untuk mengembangkan produk,” tutur Sarjilah.
Hasil Pendidikan Transformasi Pendidikan Vokasi: Produk Inobel yang Beragam
Proses penciptaan produk Inobel melibatkan pelatihan intensif bagi guru dan siswa vokasi. Sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, BBPPMPV Seni dan Budaya menyediakan fasilitas pendampingan pembuatan produk-produk.
Keempat produk kreatif inobel tersebut berupa ‘Ecotik’ (kain ecoprint dan batik) dari SMKN 2 Adiwarna, coffee table/meja kopi dari SMKN 2 Jepara, oratorium dengan judul “Sasukma Negeri” dari SMKN 10 Bandung, dan SMKN 6 Surakarta mempertontonkan produk kreatif dalam bentuk iklan layanan masyarakat (ILM) dengan topik pernikahan dini yang berjudul ‘Jarane’ dari konsentrasi keahlian Broadcasting dan Perfilman.
Salah satu produk tarian yang dihasilkan adalah Sasukma Negeri. Elly Laelasari, perwakilan guru dari SMK Negeri 10 Bandung, mengungkapkan bahwa proses pembuatan ini melibatkan siswa.
“Siswa harus menguasai teknik ketubuhan, irama, mengenal karakter tari, ragam gerak tari tradisi, hingga menyusun gerakan tari tradisi, modern, dan kontemporer,” ungkap Elly.
Tak hanya itu, BBPPMPV Seni dan Budaya pun aktif dalam pengembangan Tefa sehingga SMK binaan mampu menghasilkan produk yang kreatif. Keempat produk yang dihasilkan tersebut adalah SMK Putera Nusantara, Majalengka yang menyajikan hasil Tefa yaitu Rampak Perkusi, SMK Negeri 3 Kasihan, Bantul yang menampilkan produk kreatif sablon, SMK Muhammadiyah Ponjong, Gunungkidul yang menyuguhkan kursi karakter menarik, pemanfaatan Intellectual Property (IP) maskot "SI ENO" dari SMKN 3 Batu.
guru SMKN 3 Batu, Ary Agung Wibowo, menyampaikan bahwa SI ENO sendiri berasal dari moto sekolah, yaitu “Confidemus Nisi Optimum” (SI ENO) dan didesain sebagai maskot sekolah berbentuk robot.
“Tefa SI ENO melibatkan semua jurusan seni kreatif di sekolah, seperti Animasi dan Desain Komunikasi Visual. Prosesnya mulai dari perancangan desain maskot hingga penggunaannya pada merchandise dan karya visual sekolah,” jels Ary. (BBPPMPV Seni dan Budaya/Zia/Cecep)