Refleksi Capaian Ditjen Pendidikan Vokasi: Kepercayaan Publik terhadap Pendidikan Vokasi Kian Menguat

Refleksi Capaian Ditjen Pendidikan Vokasi: Kepercayaan Publik terhadap Pendidikan Vokasi Kian Menguat

Yogyakarta, Ditjen Vokasi - Pendidikan vokasi kian dipahami masyarakat sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, di tengah tantangan dunia yang semakin kompleks, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Tatang Muttaqin, ingin berbagai inisiatif yang telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dapat terus dikembangkan sehingga dapat menghasilkan karya konkret untuk meningkatkan kualitas dan kebekerjaan lulusan pendidikan vokasi.


“Hampir setiap hari ada kerja sama antara vokasi dengan mitra strategis. Saat saya ke Belanda mereka menawarkan bagaimana bekerjasama dengan vokasi Indonesia. Ini adalah bentuk kepercayaan mitra terhadap pendidikan vokasi, terhadap pengembangan pendidikan vokasi yang kita lakukan,” kata Tatang Muttaqin saat membuka acara Refleksi Capaian Pelaksanaan Kerja sama dan Kehumasan di Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi di Yogyakarta, Rabu (13-11-2024).


Di Indonesia, lanjut Tatang, banyak calon-calon kepala daerah yang sedang berkompetisi saat ini juga menggunakan policy brief yang dibuat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi sebagai bagian dari program Ekosistem Kemitraaan Pendidikan Vokasi berbasis Potensi Daerah. 


Selain itu, berbagai praktik baik lainnya yang telah dilakukan juga membuat kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan vokasi untuk bisa menjadi pendorong ekonomi dan menjadi layanan pendidikan yang mampu menjembatani peserta didik ke dunia kerja. 


“Kegiatan refleksi ini menekankan pada kita bagaimana apa yang sudah diraih itu dirawat dan dipertahankan,” ujar Tatang. 


Tatang mengakui, meskipun kepercayaan masyarakat dan dunia terus meningkat, hingga saat ini pendidikan vokasi juga belum sepenuhnya dipahami secara utuh oleh masyarakat. Bahkan, ketika Perpres yang diterbitkan pemerintah dan menekankan pendidikan vokasi telah dikeluarkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, Tatang berharap kesempatan refleksi menjadi waktu yang tepat untuk mengevaluasi dan merumuskan strategi-strategi bagaimana pendidikan vokasi kian dipahami dan diyakini masyarakat sebagai pendidikan yang bisa mendorong ekonomi dan kemajuan bangsa. 


Saat ini, lanjut Tatang, peluang untuk membangun kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap pendidikan vokasi kian besar seiring dengan dipecahnya Kemendikbudristek menjadi tiga kementerian dan juga wakil-wakil menterinya. Dengan banyaknya “aktor” tersebut, diharapkan praktik-praktik baik pendidikan vokasi dapat diamplifikasi lebih maksimal lagi untuk meyakinkan masyarakat bahwa pendidikan vokasi mampu menjembatani siswa ke dunia kerja dan mendorong ekonomi bangsa.


“Dengan berbagai keragaman yang ada saat ini diharapkan dapat berorkestrasi untuk menghasilkan perbaikan dan inovasi yang progresif dan responsif sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia,” ujar Tatang.


Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, menyampaikan berbagai capaian yang telah dilakukan terkait dengan program kegiatan kehumasan dan kerja sama. Terkait dengan kehumasan, Saryadi menyampaikan sejumlah penghargaan bergengsi yang telah diraih oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dalam beberapa tahun terakhir. 


“Tahun 2024 merupakan tahun prestasi atau year of achievement, di mana tim humas dan publikasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi telah meraih 7 (tujuh) penghargaan bergengsi. Selain itu platform Sipolen Vokasi juga mencatat total ada 423 pengajuan izin belajar warga negara asing di perguruan tinggi vokasi. Ini merupakan jumlah pengajuan tertinggi selama empat tahun terakhir,” terang Saryadi.


Pada tahun 2024, lanjut Saryadi, untuk pertama kalinya, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi juga melakukan penilaian K5 (Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Keindahan, dan Kerapian) yang dilaksanakan secara mandiri oleh perguruan tinggi vokasi vokasi negeri. (Nan/Cecep)