Guru dan Siswa Mulai Merasakan Manfaat Kurikulum Merdeka

Guru dan Siswa Mulai Merasakan Manfaat Kurikulum Merdeka

Samarinda, Ditjen Vokasi - Transformasi pembelajaran melalui implementasi Kurikulum Merdeka mulai dirasakan manfaatnya oleh para guru dan siswa. Penerapan kurikulum Merdeka seperti asesmen diagnostik, pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran berbasis proyek, dan sebagainya berhasil membangun ekosistem belajar siswa yang menyenangkan. Siswa terlatih untuk mengemukakan pendapat, lebih kritis, kreatif, dan termotivasi dalam menyelesaikan setiap tantangan  pembelajaran yang dihadapi. 


Penerapan Kurikulum Merdeka juga dirasakan manfaatnya dalam mendorong transformasi di satuan-satuan pendidikan vokasi. Praktik baik dari implementasi Kurikulum Merdeka salah satunya seperti yang dirasakan oleh guru dan siswa di SMKN 2 Samarinda, Kalimantan Timur.  Implementasi Kurikulum Merdeka yang sudah dilaksanakan sejak 2021 lalu dirasa berdampak langsung pada kesiapan siswa baik secara hard skills maupun soft skills para siswa. 


“Kami mulai merasakan transformasi pembelajaran melalui implementasi Kurikulum Merdeka. Perubahan ini tidak hanya berguna bagi siswa, tetapi juga bagi kami para guru,” ujar Guru SMKN 2 Samarinda, Kalimantan Timur, Anugrah Ramadhani saat beraudiensi dengan tim press tour Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam rangka Festival Kurikulum Merdeka, Selasa (13-06-2023). 


Sejak awal masa pembelajaran dimulai, Anugrah dan beberapa guru lainnya biasanya langsung melakukan asesmen diagnostik untuk menggali informasi dan menemukan bakat serta passion siswa dalam belajar. Asesmen diagnostik juga dilakukan agar dapat memetakan kemampuan siswa. Dengan begitu, guru mengetahui kompetensi setiap siswa dan  dapat menyusun metode pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. 


"Setiap akhir semester kami akan lakukan gelar karya siswa dimana para siswa akan mempresentasikan hasil proyek yang mereka kerjakan selama proses pembelajaran," kata Anugrah yang merupakan guru Desain Permodelan dan Informasi Bangunan. 


Sepanjang proses pembelajaran, Anugrah juga terus melakukan evaluasi secara berkala. Ia juga  menerapkan  pembelajaran diferensiasi di kelas. 


"Misalnya, untuk mata pelajaran dasar-dasar kompetensi konstruksi bangunan, nanti tugas akhir siswa adalah membuat proyek atau karya. Akan tetapi, semua di sesuai dengan kemampuan mereka, ada yang membuat konstruksi jembatan dari kayu, seperti membuat maket jembatan, ada yang membuat dalam bentuk gambar karena dia suka melukis, dan sebagainya," ujar Anugrah menjelaskan. 




Berbagai implementasi dalam Kurikulum Merdeka tersebut, lanjut Anugrah, membuat anak-anak lebih nyaman dan antusias dalam mengikuti setiap tahapan dan proses pembelajaran. Para siswa juga selalu antusias untuk mengerjakan setiap proyek-proyek yang diberikan, baik proyek secara pribadi maupun kelompok.


"Anak-anak selalu senang karena mereka menjadi pelajar yang benar-benar aktif, tidak ada nganggurnya sama sekali," kata Anugrah. 


Sementara itu, kepala SMKN 2 Samarinda,  Fauzi, menambahkan bahwa transformasi pembelajaran melalui Kurikulum Merdeka di SMKN 2 Samarinda mulai dilakukan sejak 2021. Saat itu, SMKN 2 Samarinda menjadi salah satu SMK Pusat Keunggulan untuk bidang kompetensi Teknik Pengelasan. Dukungan bantuan sarana dan prasarana berupa laboratorium dan perlengkapannya membuat implementasi kurikulum menjadi bisa lebih optimal. 


"Memang diawal mungkin sempat ada kesusahan karena memang perubahannya cukup signifikan. Akan tetapi, perlahan kami bisa menyesuaikan meskipun belum sempurna, tapi kami terus berupaya," kata Fauzi.


Secara bertahap, para guru, lanjut Fauzi, dituntut untuk  lebih dinamis dalam mengikuti perkembangan yang terjadi di dunia industri. Materi ajar juga terus ditingkatkan dan dievaluasi terus menerus agar semakin relevan dengan kesempatan-kesempatan yang tumbuh.


"Dengan beragam perangkat media sosial, PMM, pertukaran materi ajar dapat dihimpun dengan mudah. Pengimbasan dari guru-guru penggerak juga terus dilakukan untuk mendorong kreativitas guru  dalam pengayaan materi ajar. Upskilling dan reskilling guru juga terus dilakukan," ujar Fauzi. 


Lebih inovatif 


M. Lintar Raja Putra, siswa kelas XI Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan, SMKN 2 Samarinda mengaku menyukai pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum Merdeka. Suasana belajar tidak hanya menjadi lebih menyenangkan tetapi juga membuat mereka terus aktif menggali dan mengeksplorasi bakat.


"Kreatifitas dan kemampuan kita untuk bisa mencari solusi dan menyelesaikan masalah benar-benar  teruji.  Kami memiliki kesempatan luas untuk   mendiskusikan materi pelajaran secara terbuka," kata Lintar. 


Selain itu, lanjut Lintar, hal penting lainnya dari Kurikulum Merdeka adalah kesempatan untuk mengenal dunia industri secara lebih dekat baik melalui kunjungan langsung ke industri maupun pembelajaran-pembelajaran lainnya. 


Ditemui secara terpisah dalam rangkaian kegiatan yang sama, Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso, menyampaikan bahwa penggunaan Kurikulum Merdeka membantu daerahnya menahan laju dampak Covid-19 terhadap pendidikan di kotanya.  Hal itu menjadi modal untuk memperkuat program jangka panjang Kota Samarinda dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) seiring dengan pengembangan kawasan Ibu Kota Negara (IKN).


”Pengembangan IKN menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kami. Untuk itu, kami harus memastikan bahwa anak-anak kami harus menguasai keterampilan dan karakter untuk menyongsong Indonesia emas 2045 juga,” ujar Rusmadi. (nan/Cecep)