Yuk, Intip Produksi  Jersei  SMKN  1 Karanganyar!

Yuk, Intip Produksi Jersei SMKN 1 Karanganyar!

Karanganyar, Ditjen Diksi -- Bagi pencinta sepak bola, pasti sudah tidak asing dengan jersei bola. Sebuah kaus yang digunakan oleh para pemain sepak bola biasanya dengan warna mencolok dan tak lupa nama ataupun nomor punggung pemainnya.

 

Sebenarnya istilah jersei sendiri merujuk pada salah satu jenis kain. Sifat dari bahan ini yang ringan, mudah menyerap keringat, serta tekstur kainnya yang elastis dan fleksibel membuat jersei banyak digunakan sebagai baju olahraga. Jersei sepak bola contohnya.

 

Sebagai baju olahraga, umumnya kaus ataupun celana jersei memang dibuat mencolok, baik warna maupun pola motif pada keseluruhan bajunya. Warna-warnanya biasanya cerah dan desain motifnya khas sehingga membuat jersei olahraga tampil lebih beda.

 

Nah, seperti apa proses pembuatan kaus jersei? Yuk, simak proses dan tahapan dari pembuatan kaus jersei di SMKN 1 Karanganyar, Jawa Tengah.

 

Sebagai salah satu SMK Pusat Keunggulan (PK) di bidang tata busana, sekolah yang terletak di Jalan Monginsidi No. 1, Tegalgede, Karanganyar ini sudah memproduksi jersey custom sejak setahun lalu. Semua tahap dan proses produksi pesanan jersei di sekolah ini melibatkan para siswa dan dilakukan di laboratorium jurusan tata busana yang sekaligus menjadi unit produksi tata busana. Berikut prosesnya:

 

1. Proses desain pola

Tahap desain pola menggunakan komputer, bukan secara manual sehingga desain pola yang dihasilkan lebih bagus, unik, dan cantik dengan permainan warna yang tampak harmonis. Pembuatan pola dilakukan pada pola badan dan tangan. Pola yang dibuat juga termasuk kombinasi warna, motif, dan sebagainya. Semua proses ini dilakukan sendiri oleh para siswa.

 

2. Proses printing  ke kertas  transfer (transfer paper)

Proses ini dilakukan setelah pola kaus atau baju sudah final. Artinya, motif, pola, dan warna sudah sesuai dengan si pemesan. Setelah disepakati pemesan, siswa kemudian mencetak pola kaus atau baju jersei akan dicetak pada kertas transfer. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin digital printing  yang merupakan mesin bantuan dari program  SMK PK Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.

 

3. Proses pengepresan dari kertas transfer ke bahan.

Setelah pola tercetak pada paper printing atau kertas transfer, langkah berikutnya adalah pengepresan atau pencetakan motif dan pola pada kain/bahan jersei. Di SMKN 1 Karanganyar, proses ini dilakukan dengan mesin sublime yang juga merupakan bantuan dari program SMK PK. Proses ini perlu kehati-hatian, karena mesin ini beroperasi dengan suhu yang sangat tinggi, mencapai 200 derajat Celsius.

 

Pada tahap ini sebenarnya bisa menggunakan beberapa cara, yakni sablon polyflek dan sablon manual.  Nah, di SMKN 1 Karangayar, tahap proses ini dilakukan dengan polyflek dengan full print sublime sehingga kaus ataupun baju jersei yang dihasilkan memiliki kualitas yang cukup baik,  tidak berat, dan kaku.

 

5. Proses penjahitan

Setelah pola pada kertas transfer tercetak di  kain jersei, langkah berikutnya adalah proses penjahitan. Akan tetapi, terlebih dahulu bahan jersei yang sudah memiliki motif dilepaskan dari kertas transfernya. Bahan kain jersei yang sudah terpola ini kemudian digunting mengikuti pola yang sudah tercetak untuk kemudian dijahit. Setelah dijahit maka kaus jersei siap dikenakan untuk berolahraga atau aktivitas lainnya. (Diksi/Nan/AP/NA)