Wujudkan ‘Link and Match’, Pendidikan Vokasi-Industri Harus Kian Erat

Cikarang, Ditjen Diksi – Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) kembali memfasilitasi kerja sama satuan pendidikan vokasi dengan industri. Salah satunya melalui kegiatan “Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pelaksanaan Praktik Kegiatan Lapangan (PKL) Peserta Didik SMK antara Perusahaan di Kawasan Industri dengan SMK” di Cikarang, Jawa Barat (28/10).

Program PKL peserta didik di kawasan industri sendiri merupakan program untuk meningkatkan mutu, efektivitas, dan efisiensi pendidikan kejuruan di SMK melalui optimalisasi tenant/komponen yang berada di kawasan industri sebagai wahana belajar peserta didik. Pada PKS yang difasilitasi oleh Direktorat Mitras DUDI kali ini diikuti oleh 32 perusahaan dan 18 SMK.

Wakil Ketua Umum Kadin Jabar Bidang Teknologi dan Data Potensi Usaha Hadi S. Cokrodimejo menjelaskan, vokasi kuat adalah dasar negara maju atau industri. “Ini adalah kemampuan sistem pendidikan yang menghadirkan attitude yang baik dan kompeten. Kami berharap vokasi menganut sistem yang benar, ‘dual system’ (keselarasan pendidikan vokasi-industri),” ujarnya.

Karenanya, tambah Cokrodimejo, pihaknya akan turut membantu melalui penyelarasan kurikulum serta meningkatkan kemampuan para pengajar melalui pelatihan di industri. “Kita melatih instruktur selama 6-12 bulan. Kami mendukung penuh kerja sama ini untuk kesejahteraan bangsa,” tuturnya.

Adapun Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Kemenko Perekonomian Yulius menyebutkan bahwa negeri ini harus mempercepat pendidikan vokasi. Karenanya, “Industri kita dorong terlibat aktif dengan memberikan insentif bagi perusahaan yang mendukung pendidikan vokasi berupa super tax deduction hingga 200 persen,” terangnya. 

Sementara itu Plt. Direktur Mitras DUDI Saryadi menjelaskan, penyiapan sumber daya manusia (SDM) unggul dari pendidikan vokasi merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas SDM bangsa ini. Ditjen Pendidikan Vokasi, tambah Saryadi, berkomitmen dan selalu berupaya menyelaraskan “link and match”. “Tak hanya SMK, kerja sama antara industri juga dilakukan dengan pendidikan tinggi vokasi serta lembaga kursus dan pelatihan (LKP),” jelasnya.

Saryadi berharap, pelibatan industri yang akan menghasilkan lulusan pendidikan vokasi yang kompeten turut menyerap lulusan tersebut serta terlibat penuh dalam program “link and match” melalui paket 8+i. “Meski kegiatan ini sebatas PKS, saya berharap lingkup kemitraan ini bisa diperluas. Kami juga memberikan pelatihan bagi pihak industri agar PKL sesuai dengan kaidah/standar pendidikan,” tuturnya. Terima kasih kepada semua pihak yang turut membangun ekosistem pendidikan vokasi guna menghasilkan SDM yang kuat,” terangnya.

Selain menggelar PKS, pada acara tersebut juga disajikan sharing/diskusi menyoal implementasi super tax deduction yang menghadirkan narasumber dari pihak industri, yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa dan PT Jotun Indonesia. (Diksi/AP/KR)