Politeknik Kini Kian Diminati

Politeknik Kini Kian Diminati

Jakarta, Ditjen Diksi -  Seleksi Bersama Masuk Politeknik Negeri (SBMPN) yang dibuka sejak 19 Mei 2020 lalu, telah ditutup pada 25 Juni 2020.  Tercatat, sebanyak 42 politeknik negeri di Indonesia ikut serta pada seleksi jalur ini. Jumlah peminat yang mendaftar politeknik negeri ini pun lebih besar dibanding tahun lalu.  Selain lulusan politeknik yang dikenal lebih mudah mendapatkan pekerjaan karena lebih banyak melakukan praktik, diketahui pelaksanaan ujian tahun ini tidak lagi menggunakan tes tulis, namun wajib melampirkan portofolio.

Dilansir dari infopoliteknik.id, tercatat 10 besar politeknik dengan jumlah pendaftar terbanyak pada SBMPN 2020, yakni:

1.    Politeknik Negeri Malang (17.707 pendaftar)
2.    Politeknik Negeri Jakarta (15.326 pendaftar)
3.    Politeknik Negeri Bandung (14.223 pendaftar)
4.    Politeknik Negeri Semarang (9.468 pendaftar)
5.    Politeknik Negeri Sriwijaya (8.684 pendaftar)
6.    Politeknik Negeri Medan (7.936 pendaftar)
7.    Politeknik Negeri Jember (7.107 pendaftar)
8.    Politeknik Negeri  Padang (6.582 pendaftar)
9.    Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (6.195 pendaftar)
10.    Politeknik Negeri Ujung Pandang (5.015 pendaftar)

Menyandang peringkat teratas, dikutip dari laman polinema.ac.id, Politeknik Negeri Malang (Polinema) merupakan institusi pendidikan tinggi vokasi yang menyelenggarakan program pendidikan mulai dari diploma, sarjana, hingga magister terapan. Adapun jurusan yang tersedia mencakup teknik sipil, teknik mesin, teknik elektro, teknik kimia, akuntansi, administrasi niaga, dan teknologi informasi. Sedangkan program magister tersedia untuk magister terapan rekayasa teknologi manufaktur, magister sains terapan (MST) teknik elektro, dan MST sistem informasi akuntansi.

Polinema yang sebelumnya dikenal sebagai Politeknik Universitas Brawijaya ini telah berstatus akreditasi A, serta menempati posisi ke-3 dalam ranking perguruan tinggi nasional klaster politeknik negeri di Indonesia pada 2019 lalu. Selain itu, politeknik ini juga telah menyelenggarakan dua kelas kerja sama dengan industri, yakni kelas PLN (program studi teknik listrik dan jurusan teknik mesin) dan kelas GMF (program studi teknik mesin).

Menjaga Kualitas Pendidikan Kala Pandemi

Kemendikbud sendiri telah menegaskan bahwa pendidikan harus tetap berjalan, tidak boleh kalah dengan pandemi Covid 19. Namun, pelaksanaan pembelajarannya tetap dengan mengedepankan kesehatan dan keselamatan bagi peserta didik, pengajar maupun lembaganya.

Saat melakukan webinar “Bincang Sore” bersama Plt. Dirjen Dikti Prof. Nizam dengan beberapa wartawan tentang pembelajaran tahun akademik baru untuk pendidikan tinggi dan vokasi di tengah masa pandemi beberapa waktu lalu, Dirjen Vokasi Wikan Sakarinto menjelaskan, bidang vokasi yang lebih banyak melakukan praktik sebisa mungkin pembelajaran awalnya dimulai dengan teori yang dapat dilakukan secara daring hingga praktik yang bisa daring juga.

Namun, bila tidak dimungkinkan melakukan praktik secara daring, maka dapat hadir ke studio atau laboratorium guna melakukan pembelajaran sesuai protokol Covid 19 yang sangat ketat. Karenanya, “Harus koordinasi dengan Gugus Tugas Covid dan pemda. Pengelola perguran tinggi juga diminta untuk membuat peraturan detail dengan Kemendikbud, misalnya mesin harus didisinfektan terlebih dahulu dan yang hadir di kelas harus bebas dari Covid 19. Termasuk permintaan Gugus Tugas mengkarantina mahasiswa dari luar yang hendak belajar praktik,” jelas Wikan.

Wikan menambahkan, saat ini pihaknya tengah memadu sekitar 1.000 materi pembelajaran praktik berbasis video dan multimedia yang digunakan bersama oleh dosen. Selain itu, para pengajar perguruan tersebut juga diminta untuk memvideokan materi praktiknya. “Jadi, saatnya mata kuliah dilakukan, akan dilakukan online. Kalau tidak bisa, ya dengan protokol yang sangat ketat” tuturnya.

Adapun mengenai metode pembelajaran jarak jauh yang telah dilakukan semasa pandemi, menurut Prof. Nizam, telah berlangsung cukup baik. Kendala pada umumnya berasal dari jaringan, meski tidak terjadi setiap harinya. Di samping beban biaya pulsa untuk pembelajaran, pemanfaatan teknologi ini juga belum dilakukan secara optimal karena pergururan tinggi yang belum siap.

“Makanya, semester ini kami persiapkan lebih baik. Pembelajaran lebih efisien hingga pulsa lebih hemat. Kami juga berkoordinasi dengan Kemenkominfo, utamanya untuk daerah 3T, agar koneksi internet berjalan baik,” pungkas Nizam. (Diksi/RA/AP/AS).