Inilah Benefit ‘Link and Match’ bagi Industri dan Pendidikan
Jakarta, Ditjen Diksi - Program “link and match” yang kian digencarkan oleh Kemendikbud, sejatinya memang tidak hanya menguntungkan dunia pendidikan yang menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dengan industri. Sebaliknya, industri pun merasakan hal yang sama dengan mendapatkan tenaga kerja andal, sekaligus menghemat pengeluaran untuk menjaring SDM baru karena telah sesuai dengan kebutuhannya.
“Keuntungan yang kita kejar dari ‘link and match’ ini adalah kita membutuhkan tenaga kerja yang andal. Artinya, skill tenaga kerja ini sesuai dengan job desk-nya,” tutur Fajar Miftahul Falah, General Manajer PT Surya Energi Indotama (SEI), dalam program “Aksi Kejuruan: Indonesia Berbagi” yang diselenggarakan BBPPMPV BMTI yang ditayangkan melalui kanal Youtube P4TK BMTI Kemdikbud, Selasa (4/8).
Fajar menambahkan, adapun keuntungan lain yang diharapkan adalah efisiensi biaya. Berdasarkan pengalaman selama 11 tahun berkiprah di dunia pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), PT SEI telah menghasilkan sekitar 500 lokasi PLTS yang tersebar di seluruh Indonesia, dan lebih banyak berada di luar Jawa dan daerah-daerah terpencil. Karenanya, akan lebih efisien jika tenaga kerja dapat direkrut dari lokasi terdekat sehingga perusahaan dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan.
Benefit selanjutnya adalah intangible asset, yakni khusus terhadap tenaga kerja yang sifatnya tetap untuk keberlangsungan perusahaan jangka panjang. Pasalnya, PT SEI juga membutuhkan aset-aset perusahaan, misalnya untuk regenerasi dan mengisi posisi manajerial. Benefit atau keuntungan inilah yang diharapkan industri dari dunia pendidikan.
Di samping itu, Fajar juga meyakini pendidikan turut mendapatkan benefit. Pertama, yaitu adanya kesesuaian program yang diajarkan apabila dapat bersinergi dengan kebutuhan industri. Lalu kedua adalah keterserapan lulusan. Artinya, jika program “link and match” berjalan dengan baik, maka tidak akan ada lagi gap antara lulusan pendidikan dan kebutuhan tenaga kerja. Adapun yang terakhir adalah pengembangan, seperti pengembangan dalam materi ajar yang bisa disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan industri.
PT SEI yang merupakan anak perusahaan dari LEN Group juga sudah melakukan kerja sama di bidang SDM. Yang pertama dengan SMA/SMK melalui praktik kerja lapangan, magang, dan sharing yang lebih khusus ke tenaga pendidik. “Selain itu, apabila pihak SMA/SMK memiliki bentuk usulan lain, maka pihak PT SEI terbuka untuk membahas bersama,” imbuh Fajar.
Kedua, yakni dengan kampus melalui kerja praktik, magang, skripsi atau tugas akhir, penelitian bersama, dan studium generale. Ketiga dengan Lembaga Inspeksi Teknik (LIT) dalam hal tempat uji kompetensi dan sarana training. Kemudian dengan pemerintah, yaitu sebagai tim penyusun standar kompetensi, program magang untuk ASN yang baru, dan menjadi narasumber. Adapun yang terakhir dengan rekanan melalui proses bisnis, seperti training dan pembekalan.
Selain dari PT SEI, acara ini juga menghadirkan Yusuf Hendra Prakasa selaku Direktur PT Sistem Solusi Geospasial. Pada kesempatan tersebut, Yusuf mengenalkan produk LEICA DISTO D510, yaitu sebuah produk yang dapat mempermudah pekerjaan pengukuran jarak, volume, dan juga termasuk ukuran diagonal, serta memberikan efisiensi waktu dan tenaga dengan hasil ukuran yang tetap akurat.
“Pada umumnya sudah banyak alat penentu jarak ini di pasaran. Tapi, bagaimana alat ini bisa memberikan kemanfaatan dalam pekerjaan di industri ini yang harusnya sudah mulai diperkenalkan ke pendidikan SMK, terutama untuk pemanfaatan sejauh mana teknologi itu menjawab aplikasi di lapangan,” terang Yusuf.
Melalui program acara ini, Kepala BBPPMPV BMTI yang diwakili Koordinator Program dan Informasi I Gusti Made Ardana berharap, pihak satuan pendidikan ke depannya dapat menjalin kerja sama dengan industri yang telah dihadirkan dalam program tersebut. Sehingga, dapat bersama-sama melaksanakan hajat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, yaitu “link and match”.
“Link and match" di sini tidak hanya sebatas MoU, tapi kita berharap nanti Bapak dan Ibu juga bisa bekerja sama dalam pengiriman siswa untuk magang di industri. Syukur-syukur nanti bisa ada beberapa industri yang merekrut lulusannya,” ujar I Gusti Made Ardana. (Diksi/RA/AP/AS)