Ini lho, Rahma, iOS Developer Jebolan SMK

Ini lho, Rahma, iOS Developer Jebolan SMK

Jakarta, Ditjen Vokasi – Ialah Rahma Agustina Kusmaningrum, lulusan SMK yang melawan stigma bahwa perempuan setelah lulus sekolah langsung menikah dan stereotip terhadap perempuan yang nyemplung di dunia teknologi.

 

Kisah bermula saat lulus MTS, Rahma kemudian melanjutkan sekolah di SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus, Jawa Tengah. Di Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak ini, Rahma tercatat sebagai salah satu dari 8 perempuan dalam kelas yang memiliki total 25 siswa tersebut.

 

Kini Rahma berhasil menjadi seorang iOS developer di salah satu perusahaan pembuat software, yakni Clappingape di Jakarta. 

 

“Banyak di kampung saya itu anak-anak yang diharuskan untuk menikah. Kita sebagai perempuan harus mandiri juga independen karena kita tidak tahu ada masalah apa ke depannya yang membuat kita harus stand up sendiri,” ungkap Rahma.

 

Awalnya, Rahma sempat tidak diizinkan oleh orang tua untuk melanjutkan karier di Jakarta lantaran kekhawatiran orang tua akan kondisi Rahma sebagai perempuan yang merantau di kota yang terkenal dengan kehidupan yang keras.

 

“Dulu sempat cekcok sama orang tua itu kamu nanti gimana di sana, kalau sakit sendirian. Akan tetapi, setelah diyakini bekerja di Jakarta itu nggak seseram yang dibayangkan akhirnya dibolehkan dan didukung sampai sekarang,” imbuh Rahma.

 

Rahma sendiri mengutarakan bahwa dirinya tertantang untuk menekuni dunia teknologi usai dirinya diberi kesempatan oleh pihak sekolah melakukan workshop di perusahaan-perusahaan dunia yang ada di Indonesia. Berangkat dari situ pula Rahma kemudian menemukan bakatnya.

 

“Kita diberi kesempatan oleh SMK untuk workshop di perusahaan-perusahaan dunia di Indonesia terus dikasih lihat pemiliknya itu untuk membuatan software. Kalau menemukan isu yang belum diselesaikan itu tantangannya di situ. Semakin penasaran untuk menemukan solusi permasalahannya. Karena di sana didukung dengan tools yang hightech dan resource yang mendukung, jadi semakin dipelajari kok semakin seru. Saya akhirnya menemukan bakat di sini,” jelas Rahma.

 

Menurut Rahma, seiring dengan teknologi yang semakin hari semakin update dan berkembang, ada kebanggaan tersendiri ketika ia membuat aplikasi dan berguna untuk orang lain. 

 

Rahma mengaku, dirinya terinspirasi dari salah satu komunitas pegiat perempuan, yaitu Girl Support.

 

“Terinspirasi dari Girl Support, saya ingin mengangkat dari lingkungan terkecil, terutama di Kudus. Visinya biar tidak ada lagi stereotip dan banyak perempuan yang berani dan bangkit membantu orang lain di sekitar kita dan membantu perempuan lain untuk bisa maju dan berkembang,” tutur Rahma.

 

Diakui founder sekaligus CEO Clappingape, Bobby Pranoto, Rahma merupakan lulusan SMK yang mampu bersanding dan tidak kalah dengan lulusan S-1 yang mempunyai kompetensi di bidang teknologi.

 

“Rahma ini punya drive yang kuat yang bisa membuat feedback. Rahma juga memiliki technical skill yang oke, passion yang juga oke,” ujar Bobby.

 

Bahkan, lanjut Bobby, Rahma merupakan satu-satunya perempuan di timnya dan merupakan lulusan SMK. (Diksi/Tan/AP/NA)