Ini Dia Doktor Jebolan SMK!

Jakarta, Ditjen Diksi – Menapaki karier di dunia vokasi mulai dari SMK, Samsul Huda, alumnus SMK Negeri 1 Blitar, Jawa Timur, kini menyandang gelar doktor di usia muda. Saat SMK, Samsul diketahui menempuh pendidikan vokasi pada bidang keahlian teknik audio video yang berada di bawah departemen elektro.

“Jurusan ini adalah jurusan yang khusus mempelajari bagaimana memperbaiki reparasi peralatan rumah tangga. Selain belajar teori dan produktif, ia juga  diwajibkan magang atau praktik kerja industi yang dilaksanakan di tahun kedua,” ujar Samsul pada “Bincang Santai Vokasi Hebat” yang diselenggarakan oleh Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya beberapa waktu lalu.

Dosen di Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) Surabaya ini menambahkan, selama belajar di SMK, program yang diterapkan selama satu semester itu dibagi antara pemenuhan mata pelajaran teori dengan produktif, yaitu praktik di bengkel. Di tahun pertama dan kedua Samsul mengatakan bahwa SMK Negeri 1 Blitar membekalinya dengan pembelajaran bagaimana membaca komponen dan resistor. Kemudian di tahun ketiga, pencapaian paling tinggi pada saat itu adalah bagaimana bisa mereparasi televisi.

Samsul pun terus berupaya untuk mengulik pendidikan vokasi melalui beasiswa Bidikmisi, dirinya dapat melanjutkan studi vokasinya di Jurusan Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Surabaya (PENS).

“Ketika STM (SMK, red) itu inginnya setelah lulus, langsung bekerja. Artinya, anggapan kita biaya untuk sekolah itu bisa sampai saya lulus. Alhamdulillah, ketika saya lulus STM tahun 2010 itu muncul Bidikmisi yang diinisiasi oleh Pak Susilo Bambang Yudoyono (mantan Presiden RI, red) dan Muh.Nuh (mantan Mendikbud, red). Dengan beasiswa Bidikmisi ini saya dibiayai total. Untuk saat ini, program Bidikmisi tersebut dialihkan menjadi KIP,” ungkap Samsul.

Melalui pembelajaran yang telah diperoleh sebelumnya dari SMK, yakni mengenai teknik audio-video, nyatanya membuat Samsul lebih mudah untuk mendalami pembelajaran teknik telekomunikasi di PENS. Menurut Samsul, ada beberapa irisan pembelajaran yang memudahkannya untuk bisa melanjutkan studi vokasi. Sehingga, Samsul tidak perlu mengulang pembelajarannya dari nol karena sudah memiliki dasar kompetensi yang diperolehnya dari SMK.

Tidak hanya itu, semangat Samsul terus menyala hingga akhirnya ia mengikuti berbagai perlombaan karya tulis ilmiah dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), bahkan sempat masuk dalam PIMNAS. Hal itu pun membuka peluang jejaring Samsul dalam kariernya di bidang vokasi. Setelah itu, Samsul mencoba lomba karya ilmiah lainnya, yaitu soal keamanan jaringan yang diselenggarakan oleh Badan Cyber di Politeknik Siber dan Sandi Negara.

“Ada rentetan ketika saya masuk PIMNAS, kemudian saya coba di LKTI ini, saya diundang di seminar yang diadakan Kominfo. Akhirnya, saya dihubungi oleh Kominfo untuk mengisi di ‘Indonesia IT Security Conference’, sehingga membuka lagi untuk membangun jaringan dan personal branding,” ujar Samsul.

Berbekal dengan pengalaman dan prestasinya, Samsul pada akhirnya mendapatkan beasiswa kembali untuk melanjutkan studi S2 terapan di PENS dalam program beasiswa fresh graduate. Beasiswa ini merupakan beasiswa yang membiayai uang semester. 

Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Samsul membantu riset-riset yang dilakukan oleh dosennya. Beruntung, Samsul juga mendapatkan beasiswa LPDP Tesis, sehingga meringankan biaya pada saat melakukan riset untuk tesisnya.

Saat menempuh pendidikan di S2 terapan, Samsul sempat mengikuti program pertukaran pelajar ke Okayama University. Alhasil, Samsul juga mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi doktoral di Okayama University, Jepang, dengan beasiswa.

“Tidak masalah untuk memulai semuanya dari pendidikan vokasi. Karena, melalui pendidikan vokasi juga bisa untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih  tinggi,” jelas Samsul. (Diksi/Tan/AP)