Ditjen Diksi-Huawei Perkuat Sinergi Tingkatkan Kompetensi Guru dan Siswa SMK

Ditjen Diksi-Huawei Perkuat Sinergi Tingkatkan Kompetensi Guru dan Siswa SMK

Jakarta, Ditjen Diksi – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus berupaya memperkuat upaya kerja sama satuan pendidikan vokasi dengan dunia usaha, industri maupun kerja (DUDIKA). Salah satunya menggandeng penyedia infrastruktur dan perangkat pintar teknologi informasi dan komunikasi (TIK) global terkemuka Huawei. Perusahaan industri digital yang berdiri sejak 1987 ini diketahui juga kerap terlibat aktif meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia melalui kegiatan alih pengetahuan dan teknologi yang menyasar pengajar maupun para siswanya.

Alhasil, di tengah berlangsungnya Huawei Supplier Convention Summit 2021, telah dilakukan perjanjian kerja sama yang ditandatangani oleh Vice President and Business Environment Subsidiary Board Director Huawei Indonesia Ken Qi, yang disaksikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto dan CEO Huawei Indonesia Jacky Chen (18/11).

“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Huawei Indonesia yang telah dan senantiasa memberikan dukungan terhadap pengembangan sumber daya manusia sekolah menengah kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi vokasi di Indonesia. Kami berharap kerja sama, terutama dalam pelatihan untuk para guru SMK ini, akan terwujud nyata,” tutur Wikan.

Dirjen Wikan menambahkan, sinergi tersebut merupakan investasi besar bagi masa depan karena tidak hanya melatih peserta didik pendidikan vokasi, tapi juga meningkatkan kompetensi para pendidiknya sebagai pilar penting dalam bonus demografi untuk sungguh-sungguh mengimplementasikan konsep “link and match”. “Saya yakin program penguatan pendidikan vokasi ini akan menjadi nilai tambah bagi daya saing bangsa Indonesia dalam hal menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan maju,” jelasnya.

 

Dalam kesepakatan kerja sama tersebut, keduanya akan berkolaborasi menggelar program-program alih pengetahuan serta pemanfaatan fasilitas dan teknologi bagi SMK dan politeknik. Kemitraan ini memperkuat kerja sama sebelumnya yang telah dilaksanakan sejak 2019 dengan jumlah 502 penerima manfaat. Tercatat, hingga akhir tahun ini program tersebut mencakup pelatihan training of trainers (ToTs) di bidang perangkat wireless dan microwave, dengan menyasar 140 guru SMK untuk menjangkau 8.400 peserta didik. Di samping itu, program ini juga menargetkan para pelajar dalam pelatihan di bidang kecerdasan artifisial (AI), Internet of Things (IoT), dan Big Data.

Sementara itu Vice President and Business Environment Subsidiary Board Director Huawei Indonesia Ken Qi mengatakan, pendidikan vokasi memegang peran krusial dalam mencetak talenta-talenta di bidang TIK yang dibutuhkan oleh dunia industri. Bahkan, kebutuhan tersebut makin meningkat seiring dengan percepatan transformasi digital yang terjadi di Indonesia, sementara masih terdapat tantangan berupa kesenjangan antara kebutuhan industri dengan kuantitas serta kualitas SDM TIK yang tersedia.

“Kerja sama ini adalah wujud dari komitmen jangka panjang Huawei sejak pertama kali beroperasi di Indonesia lebih dari 21 tahun lalu, guna memperkuat kompetensi SDM TIK Indonesia sebagai motor utama terealisasinya Indonesia sebagai negara maju dengan kekuatan ekonomi digital terdepan di dunia,” ujar Ken.

Ken menambahkan, melalui komitmen Huawei “I Do Contribute” yang merupakan bagian dari program pengembangan SDM TIK, pihaknya bertekad untuk mampu mencetak lebih dari 100 ribu SDM yang cakap TIK selama kurun waktu 5 tahun. Guna merealisasikan misi tersebut, Huawei terus membangun kerja sama sinergis dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, dunia pendidikan, industri, dan komunitas.

Selain itu, melalui kerja sama tersebut Huawei Indonesia juga membuka kesempatan bagi politeknik-politeknik untuk mengikuti program Huawei ICT Academy, serta menyediakan program sertifikasi kompetensi bagi para pengajar dan siswa untuk meningkatkan kualitas dan daya saing. (Diksi/AP/KR/Teguh Susanto)