Direktorat Kursus dan Pelatihan Siapkan SDM LKP sesuai Standar Industri

Jakarta, Ditjen Diksi – Sebagai salah satu pendidikan nonformal, hadirnya lembaga kursus dan pelatihan (LKP) bukan sekedar menjadi sarana pembekalan pengetahuan dan keterampilan dalam bekerja ataupun usaha mandiri, melainkan juga dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Karenanya, Direktorat Kursus dan Pelatihan Kemendikbud telah mengeluarkan beberapa program yang memaksimalkan fungsi LKP sebagai lembaga yang dapat membantu individu untuk mengembangkan diri dan kemampuannya sehingga dapat membuka usaha sendiri serta bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing. 

Adapun beberapa program tersebut adalah kursus daring, pendidikan kecakapan kerja (PKK), pendidikan kecakapan wirausaha (PKW), magang dan uji kompetensi peserta didik. Begitupun dengan program standarisasi kompetensi LKP dengan dunia industri, yang telah diluncurkan oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan melalui webinar “Peluncuran Program Pelatihan Kompetensi bagi Pengelola dan Instruktur Menuju LKP yang Berstandar Industri” (16/9) bertujuan meningkatkan mutu dan kualitas lulusan LKP agar dapat terserap secara langsung oleh industri. Peluncuran program tersebut diikuti langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto dan Direktur Kursus dan Pelatihan Wartanto. 

Wikan menjelaskan, bahwa LKP mampu menjadi salah satu lembaga yang mencetak generasi unggul di masa depan. “Mereka tidak sadar bahwa justru ini mungkin masa depan SDM dunia. Karena apa? Cuma lima bulan, tapi langsung ‘link and match’,” ujarnya. 

Oleh karena itu, Wikan pun menekankan agar “link and match” yang dilakukan oleh masing-masing LKP dapat dilakukan dengan komitmen yang tinggi, sehingga berhasil mencetak output lulusan yang kompeten. Dengan terjalinnya kerja sama yang “link and match”, Wikan berharap akan tumbuh jiwa berkolaborasi yang tinggi antarlembaga, bukan lagi kompetisi yang saling menjatuhkan. 

“Ayo bersama-sama, bersatu, kompak, hasilkan lulusan yang menggelegarkan Indonesia dengan kompetensinya. Sinergi antar-LKP berbagi praktik baik, sehingga nanti akan muncul satu praktik baik yang generik, yang bisa di-share ke seluruh LKP agar maju bersama,” jelas Wikan.

Dengan terbentuknya kualitas lulusan yang unggul di masing-masing LKP, Wikan meyakini bahwa LKP dapat menjadi sumber yang akan mencetak generasi unggul di masa depan. “Sehingga, ke depannya LKP bisa menjadi future human resourch development di dunia. Berani membuat perubahan dan hal baru, LKP akan menjadi juara Indonesia.  Lulusan LKP akan banyak menghiasi kejuaraan di Indonesia,” tuturnya.

Sementara itu Wartanto turut menjelaskan bahwa kini Direktorat Kursus dan Pelatihan tengah menggiatkan pelatihan kepada seluruh guru dan instruktur pengajar agar mendapatkan standarisasi yang selaras dengan kebutuhan industri, baik secara nasional maupun internasional. “Pertama-tama kita ingin menyelaraskan program dengan standar industri agar semua satuan pendidikan ini bisa ‘kawin’ dengan industri. Sehingga, mulai dari kurikulum, pendidiknya, pengelolaannya, sampai evaluasi dan penyerapan lulusannya bisa dilaksanakan berbarengan dengan industri,” jelasnya.

Untuk mendukung program ini, Direktorat Kursus dan Pelatihan akan memilih 20 LKP untuk diberikan pelatihan khusus terhadap tenaga pengajarnya. Hal ini bertujuan agar pendidik tidak lagi menggunakan metode yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri ke depannya. “Instrukturnya kita magangkan, dididik, dan dilatih di industri. Adapun materi pembelajaran itu bagaimana supaya mereka pandai dalam melatih animasi dan komputer sehingga programnya bisa melahirkan lulusan yang kompeten,” paparnya.

Acara pelatihan yang berlangsung selama 7-10 hari ini secara tidak langsung akan melibatkan 200 LKP, 200 instruktur tenaga pengajar, 200 pengelola lembaga, serta 9 IDUKA dalam 11 bidang keterampilan. Pelatihan ini akan dilakukan secara bertahap karena kondisi pandemik yang belum kunjung usai.

Keberadaan LKP sendiri sebagai salah satu lembaga pencetak SDM unggul nyatanya sudah terbukti sejak dulu. Menurut Ardian Elkana selaku perwakilan dari Castel Production, dari seluruh produk animasi yang dilahirkan, 80 persennya adalah karya alumni LKP. Ardian pun sangat percaya akan potensi yang dimiliki alumni LKP dapat bersaing secara nasional, bahkan internasional. Misalnya, karya-karya animasi Riwdy Roaches yang ditayangkan di Canada, FrienZoo di Korea Selatan, Cuckoo Bird di Norwegia, dan Carlos Caterpillar di AS. Karya ini menjadi bukti bahwa LKP dengan potensinya dapat berkembang menjadi lembaga kursus yang menjanjikan. 

Selaku perwakilan dari industri, Ardian berharap agar LKP dapat terus berkembang, baik fasilitas maupun kurikulumnya. “Kami sangat berharap agar kegiatan kursus tetap dipertahankan, bahkan ditingkatkan menjadi teaching factory yang berdurasi lebih panjang. Sehingga, peserta didik bisa terlibat dalam real project dan lebih mendekatkan diri terhadap industri. Semoga Direktorat Kursus dan Pelatihan dapat terus bergandengan tangan dengan industri untuk meningkatkan kompetensi SDM, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan dan nilai ekonomi bagi NKRI,” terangnya. (Diksi/TM/AP)