Benahi SDM, Pendidikan Vokasi Harus Iringi Industri

Jakarta, Ditjen Diksi - Wikan Sakarinto selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi  Kemendikbud mengungkapkan bahwa Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) tengah melakukan investasi besar-besaran guna melakukan pembenahan sumber daya manusia (SDM) di lingkup pendidikan vokasi.

“Tahun ini dan tahun depan Ditjen Diksi benar-benar melakukan investasi besar-besaran pada SDM dalam pembenahan SDM vokasi. Kepala sekolah, guru, dosen, dekan, dan direktur politeknik mindset-nya kita benahi. Memang sulit mengubah manusia, tapi di situlah tantangannya dan tetap harus kita lakukan,” ujar Wikan saat video converence dengan SWA Media Group (18/9).

Menurut Wikan, tantangan terberatnya adalah mengubah mindset guru dan dosen vokasi untuk keluar dari zona nyaman. Pasalnya, materi-materi pembelajaran harus mengikuti perkembangan industri, tidak hanya mengedepankan hard skill, tetapi juga soft skill. Ahasil, guru dan dosen pun dituntut dapat berkomunikasi dengan industri.

Begitupun dengan kepala SMK yang memiliki beban cukup berat karena harus menyiapkan lulusannya untuk siap kerja dan menjadi COE. “Kepala SMK itu tidak akademik saja yang diurus, tetapi juga networking, ‘link and match’, marketing, bursa kerja, career center, serta mendirikan teaching factory sehingga nanti pembelajarannya betul-betul berbasis proyek riil dari proyek teaching factory, “ jelas Wikan.

Pada kesempatan tersebut, Wikan juga menyebutkan tantangan yang terdekat selain SDM, yaitu kurikulum. Wikan pun berharap sesegera mungkin kurikulum harus dirombak agar menjadi fleksibel, adaptif, dan agile.

Sementara itu Kemal Gani dari SWA Media Group turut berbagi pengalamannya melihat kerja sama PLN dengan puluhan SMK. Hal tersebut berangkat dari program kelistrikan 35.000 megawatt yang membutuhkan banyak tenaga siap pakai.

“Jadi, mereka bekerja sama dengan puluhan SMK di berbagai daerah. Untuk itu, mereka juga meng-inject kurikulum ke SMK. Mereka juga melatih sejumlah gurunya untuk bisa mengajarkan kurikulum yang dimasukkan ke SMK. Nantinya, PLN akan memberikan sertifikasi kepada guru-guru SMK tersebut,” terang Kemal. 

Di samping itu, Kemal juga membenarkan bahwa memang perlu ada effort dari sisi industri untuk bisa memperoleh tenaga-tenaga lulusan SMK yang memang betul-betul siap pakai. (Diksi/RA/AP)