Wujudkan Pendidikan Bermutu, Program Upskilling dan Reskilling bagi Guru SMK jadi Prioritas

Wujudkan Pendidikan Bermutu, Program Upskilling dan Reskilling bagi Guru SMK jadi Prioritas

Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen)  terus memperluas jangkauan program pelatihan upskilling dan reskilling bagi guru-guru SMK di Indonesia. Upaya ini dilakukan untuk merespon perubahan yang cepat dalam teknologi, ekonomi, dan tuntutan pasar kerja yang semakin kompleks. 


Dalam acara Taklimat Media Akhir Tahun 2024, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menyampaikan bahwa tahun 2025 pemerintah menargetkan peningkatan keterampilan dan penyegaran keterampilan bagi 10.214 pendidikan dan tenaga kependidikan di satuan-satuan pendidikan vokasi di seluruh Indonesia.


Menurut Abdul Mu'ti, peningkatan keterampilan dan penyegaran keterampilan bagi 10.214 pendidikan dan tenaga kependidikan di satuan-satuan pendidikan vokasi tersebut menjadi salah satu dari program prioritas Kemendikdasmen pada 2025 ini, selain sejumlah program prioritas strategis lainnya, seperti penguatan pendidikan karakter, pemerataan akses pendidikan melalui wajib belajar 13 tahun, dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu serta fokus Kemendikdasmen pada  pengembangan talenta unggul.


“Dengan total anggaran Kemendikdasmen pada tahun 2025 sebesar Rp33,5 triliun, sejumlah program prioritas akan dilaksanakan, termasuk peningkatan kualitas pendidikan vokasi melalui magang dan sertifikasi kompetensi bagi siswa SMK dan peningkatan keterampilan dan penyegaran keterampilan bagi guru dan tenaga kependidikan SMK,” kata Menteri Abdul Mu’ti.


Sebelumnya, Mandikdasmen menyampaikan bahwa pada tahun 2024, Kemendikdasmen telah memfasilitasi 15.184 pendidik vokasi untuk meningkatkan keterampilan melalui program upskiling dan reskilling yang dilaksanakan di tujuh unit pelaksana teknis (UPT) di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, yaitu Balai Besar/Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BB/BPPMPV).


“Kami juga telah melatih 4.614 guru kejuruan dengan pelatihan yang sesuai kebutuhan dunia kerja,” kata Abdul Mu’ti.


Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, mengatakan bahwa idealnya dua tahun sekali atau minimal satu kali dalam lima tahun, guru produktif vokasi pernah ikut pelatihan penuh untuk peningkatan bidang keahliannya.


Ia mengaku bahwa perkembangan keterampilan sangat cepat sehingga profesionalisme dan kecepatan beradaptasi guru menjadi kunci utama untuk mengantarkan para lulusan SMK bisa meningkatkan "kebekerjaannya" ataupun bahkan menjadi wirausaha yang membuka lapangan baru.


“Ini bagian yang sangat mendasar dan harus dipersiapkan sejak dini jumlah SMK ada sebanyak 14.400 di Indonesia dan itu sangat besar potensinya untuk dikembangkan, salah satunya melalui program upskiling dan reskilling,” kata Tatang.


Tatang menambahkan bahwa sejak 2022 lalu, tercatat lebih dari 51.000 ribu guru dan tenaga kependidikan SMK telah mengikuti program upskiling dan reskilling dengan berbagai bidang kompetensi. Program tersebut dilaksanakan di tujuh UPT Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi yang ada di tujuh lokasi, yakni BBPPMPV Bidang Bangunan dan Listrik (Medan, Sumatra Utara), BBPPMPV Bidang Mesin dan Teknik Industri (Cimahi, Jawa Barat), BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata (Depok, Jawa Barat), BBPPMPV Pertanian (Cianjur, Jawa Barat), BBPPMPV Seni dan Budaya (Sleman, D.I. Yogyakarta), BBPPMPV Bidang Otomotif dan Elektronika (Malang, Jawa Timur), dan BPPMPV Bidang Kelautan, Perikanan, dan Teknik Komunikasi dan Informasi (Gowa, Sulawesi Selatan). (Nan/Cecep)