Tingkatkan Kompetensi Siswa SMK dengan Pembelajaran Terdiferensiasi

Tingkatkan Kompetensi Siswa SMK dengan Pembelajaran Terdiferensiasi

Jakarta, Ditjen Vokasi – Berbagai upaya telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah dengan implementasi Kurikulum Merdeka.


Kurikulum Merdeka merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan zaman. Dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka terdapat pendekatan pembelajaran terdiferensiasi, di mana peserta didiklah yang menjadi pusat dari pembelajaran. 


Pada kurikulum ini peserta didik dapat belajar secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, mengembangkan karakter, dan meningkatkan kompetensinya. Hal ini dikarenakan pembelajaran terdiferensiasi menekankan pada keberagaman cara mengajar sehingga memungkinkan semua peserta didik belajar secara aktif. 


Dalam Kurikulum Merdeka, penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan menghadapi berbagai tantangan. Selain itu, dibutuhkan kolaborasi yang kuat antara tenaga kependidikan, orang tua, masyarakat, dan industri. Oleh karena itu, untuk memastikan setiap siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang optimal dan sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing, Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (Direktorat SMK) melalui kanal YouTube-nya mengadakan webinar Akrab episode ke-4 yang membahas terkait Pembelajaran Berdiferensiasi Jenjang PAUD, SKH, dan SMK.


Setiap siswa memiliki karakteristik dan keinginan yang berbeda-beda. Ada siswa yang tertarik belajar dengan audiotorik, visual, ataupun kinestetik. Setiap pendidik dituntut untuk memahami karakter siswa guna mengoptimalkan kompetensi dari masing-masing siswa. 


Pada jenjang SMK, pembelajaran berdiferensiasi penting untuk dilakukan mengingat usia siswa SMK sedang berada pada fase remaja yang cenderung telah memiliki banyak keinginan. Dengan pembelajaran berdiferensiasi guru dapat melakukan pemetaan awal guna mengetahui keinginan gaya belajar siswa sehingga guru dapat mengikuti gaya belajar yang diinginkan oleh siswa.


Direktur SMK, Wardani Sugiyanto, menyampaikan bahwa pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi pendekatan yang efektif untuk memaksimalkan potensi pembelajaran siswa. Pada jenjang SMK penerapan Kurikulum Merdeka dapat membantu guru dalam mengembangkan program pembelajaran yang lebih terfokus pada pengembangan keterampilan dan kompetensi siswa. 


“Pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu siswa dalam mempersiapkan diri untuk dunia kerja atau pendidikan yang lebih tinggi dan memfasilitasi pengalaman praktik yang relevan dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja dan perguruan tinggi,” ucap Wardani.


Pembelajaran terdiferensiasi dapat membantu setiap siswa mencapai potensi terbaik mereka sehingga mereka merasa dihargai sebagai seorang individu. 


“Oleh karena itu, saya ingin menekankan praktik baik yang dilakukan oleh guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan memberi kesempatan pada murid untuk memilih topik atau materi yang ingin dipelajari dan yang mudah dipahami oleh murid. Guru dapat memotivasi murid untuk belajar lebih intensif dan bersemangat. Saya yakin implementasi kurikulum yang dilakukan oleh guru dapat memberikan dampak positif bagi pendidikan di Indonesia,” tutur Wardani.




Sementara itu, narasumber dari Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kemendikbudristek, Eskawati Musyarofah Bunyamin, menyampaikan bahwa penerapan pembelajaran berdiferensiasi di satuan pendidikan ini penting untuk membantu siswa mengembangkan potensi siswa sesuai kodratnya. 


“Perlu diingat tujuan Kurikulum Merdeka adalah perbaikan dalam proses pembelajaran dan fleksibilitas. Tuhan itu tidak pernah salah dalam menciptakan manusia beserta segala profilnya. Tugas kita adalah memfasilitasi keberagaman potensi dengan memberikan berbagai macam pilihan guna mencapai tujuan yang sama. Lewat pendidikan ini kita membantu anak mengembangkan potensinya dan menemukan tempatnya di dunia,” tutur Eska. (Aya/Cecep Somantri)