Tampilkan Wastra Nusantara,  Kisah Guru Bahasa Inggris Jadi Fesyen Desainer Berkat Kursus

Tampilkan Wastra Nusantara, Kisah Guru Bahasa Inggris Jadi Fesyen Desainer Berkat Kursus

Tulungagung, Ditjen Vokasi - Jaka Widia Utama, guru bahasa Inggris di tempat les, mungkin akan selamanya tetap mengajar jika tidak berjuang meraih mimpi sesungguhnya. Memiliki ketertarikan di dunia fesyen sejak lama, ia pun memutuskan untuk kursus menjahit di tengah-tengah kesibukan mengajarnya. Kini, ia sudah mempunyai usaha custom desain bernama Jawawitama. 


Perjalanan Jaka menjadi fesyen desainer dimulai dari langkah sederhananya mengikuti kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Ayu Busono, Tulungagung, Jawa Timur.




“Dari dulu senang menggambar desain baju, tapi kuliah bahasa Inggris karena senang mengajar juga. Saat ada kursus menjahit gratis di LKP Ayu, saya langsung ikutan,” ungkap Jaka mengawali cerita.


Walaupun tergolong terlambat memulai, Jaka merasa hal tersebut lebih baik dibandingkan tidak sama sekali. Ia pun mengikuti program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) di LKP Ayu Busono. Setelah kursus selama kurang lebih dua bulan, ia pun langsung bekerja di perusahaan konveksi yang bekerja sama dengan LKP.


Jaka menjelaskan, “Saya ikut kursus di 2016, lalu bekerja terlebih dahulu karena ingin tahu lebih banyak di bidang fesyen. Sampai akhirnya, saya pun memberanikan diri untuk membuka jasa custom desain.”


Pesona Wastra Nusantara di Tangan Jaka


Keputusan Jaka untuk membuka usaha tersebut sangat bulat. Ia memberanikan diri untuk memulai menawarkan jasanya ke teman-teman terdekatnya. Dari satu sampai dua desain yang ia buat per bulan, kini ia sudah membuat puluhan desain baju. Ia pun menemukan titik terang untuk identitas brand-nya, yaitu menggunakan wastra nusantara.


“Industri fesyen terus berkembang dan saya tertarik untuk mengangkat tema wastra nusantara menggunakan kain-kain asal Indonesia,” tutur Jaka.


Dalam membuat desain baju, menurut Jaka ia pun harus memerhatikan potongan kain nusantara tersebut. Pasalnya, motif kain nusantara yang beragam memiliki makna dan filosofi yang tak sembarang. Maka dari itu, untuk membuat bajunya perlu memerhatikan setiap motif yang akan digunakan. 


“Saya membuat outer, atasan, atau bahkan setelan. Tidak hanya jasa desain tapi juga membuat koleksi sekaligus menerima jasa konsultasi styling,” jelas Jaka.


Dari sisi mengembangkan usaha, Jaka pun mempunyai instagram untuk menjadi portofolio yaitu @Jakawitama. Melalui akun tersebut, ia sangat sering membagikan hasil desain tangannya sekaligus konten-konten menarik tentang berbagai kain Indonesia.




Selain itu, ia pun sering berkolaborasi dengan photografer dan model-model di ajang bergengsi. Terbaru, hasil desainnya pernah dikenakan dalam ajang Mister Universe Tourism 2024 untuk perwakilan Indonesia. Karya busananya pun pernah dikenakan oleh model dalam ajang Duta Budaya indonesia, Mister Galmin International, dan masih banyak lagi. 


“Kalau untuk fashion show-nya saya pernah ikut Jember Fashion Trend, Indonesian Heritage Model, Mister Global Jatim, dan Famous Fashion Parade,” sebut Jaka. 


Mampu Hidupi Keluarga

Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, langkahnya mengikuti kursus menjahit adalah pilihan terbaik. Ia bisa mendapatkan penghasilan tambahan dan tidak hanya menjadi guru bahasa Inggris di tempat les yang kurang stabil. Dalam sebulan kurang lebih ia bisa mendapatkan Rp4 juta, tentu saja hal tersebut 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan upah minimum kabupaten/kota (UMK) Tulungagung.


“Kalau sudah punya usaha setidaknya bisa ada pemasukan tambahan untuk keperluan sehari-hari,” ungkap Jaka.


Jaka pun menjadi tulang punggung keluarga karena Sang Ayah sudah berpulang. Dari hasil pendapatannya tersebut, ia sudah bisa membantu pendidikan adik-adiknya yang masih di bangku kuliah. 


Di sisi lain, jiwa guru memang masih melekat di diri Jaka. Ia pun seringkali berbagi pengetahuan di sesama komunitas fesyen desain di daerah Tulungagung dan sekitarnya. Tak terkecuali, ia pun pernah diundang untuk mengisi kelas di LKP Ayu Busono.


“Saya lihat potensi Jaka, dia punya semangat untuk mengajar juga. Maka dari itu, saya sudah sarankan untuk ikut uji kompetensi instruktur,” tutur Ernawati selaku pemimpin LKP Ayu Busono. (Zia/Cecep)