SMK Model PGRI 1 Mejayan Berangkatkan 71 Lulusan Magang ke Jepang
Madiun, Ditjen Vokasi – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Model PGRI 1 Mejayan, Madiun, Jawa Timur memberangkatkan 71 lulusannya untuk mengikuti program magang di sejumlah industri/perusahaan di Jepang. Mereka magang di bidang kesehatan, pertanian, teknologi, dan manufacture. “Saat ini sudah ada 23 lulusan SMK PGRI 1 Mejayan yang sudah berangkat ke Jepang, sementara 48 lulusan lainnya sedang menunggu waktu untuk segera diberangkatkan,” jelas Kepala SMK Model PGRI 1 Mejayan, Sampun Hadam.
Menurut Sampun, selama ini banyak masyarakat beranggapan lulusan SMK untuk magang ke luar negeri, termasuk ke Jepang, itu sulit. Selain membutuhkan waktu lama, calon peserta juga harus mengikuti kursus bahasa Jepang serta belajar mengenai budaya dan karakteristik negara Jepang. Belum lagi keterampilan dan biaya yang tidak sedikit. “Tentu saja hal itu sulit dan memberatkan orang tua murid ekonomi menengah ke bawah jika dilakukan mendadak, tidak terencana,” tegas Sampun.
Bagi siswa SMK Model PGRI 1 Mejayan, kata Sampun, kendala dan kesulitan tersebut tidak akan terjadi. SMK Pusat Keunggulan (PK) di Madiun ini memiliki rencana matang dan terprogram dengan konsep “Integrasi antara Literasi, Skill Passport, dan Lifeskill Education”.
Dengan kepiawaian manajemen Sampun, peserta didiknya yang mengikuti program magang ke Jepang, sudah jauh-jauh hari disiapkan. “Kita sudah siapkan mulai sebelum masuk SMK Model. Pada kelas X, XI, dan XII sudah dilakukan tes bahasa Jepang, fisik, medical chek up, administrasi, serta pendalaman bahasa dan budaya Jepang,” ujarnya.
Sampun menyebut bahwa ada dua tahapan untuk mewujudkan konsep tersebut, yakni pertama, peserta didik SMP/MTs mulai Oktober hingga akhir Desember sudah disosialisasikan dan dilaksanakan rekrutmen calon peserta didik baru yang berminat ke Jepang. Jadi, sosialisasi tersebut tidak dilakukan di SMK Model, melainkan di SMP/MTs mitra sesuai dengan undangan dan permohonan. Program ini juga mendorong peserta didik kelas IX SMP/MTs lebih termotivasi dalam menyiapkan diri agar bisa diterima untuk mengikuti program magang ke Jepang.
Kedua, semua siswa kelas X SMK Model PGRI 1 Mejayan sudah diberikan mata diklat bahasa Jepang. “Yang lebih menariknya lagi, mereka diajarkan oleh kakak kelas XII sebelum berangkat ke Jepang dengan didampingi alumni SMK Model yang sudah berhasil magang ke Jepang,” kata Sampun.
Selain itu, siswa kelas X juga telah melaksanakan tes fisik yang dilakukan oleh Koramil Mejayan, tes medical check up oleh rumah sakit mitra SMK, dan tes administrasi/dokumen paspor oleh pihak imigrasi.
“Bagi siswa kelas XII yang mengikuti program magang ke Jepang, mereka dididik lebih intens dan fokus memperdalam bahasa dan budaya Jepang dengan target lulus level N4. Maka, ketika peserta didik lulus usia 18 tahun dan ijazah keluar, otomatis mendapatkan job, tempat magang/kerja, dan siap berangkat ke Jepang,” ucap Sampun.
Sampun pun menyebutkan, untuk biaya tiket dan uang saku, koperasi siswa SMK Model memberikan dana talangan yang akan dikembalikan setelah peserta didik magang/kerja ke Jepang. “Nah, selain solusi membantu masyarakat yang menginginkan putra/putrinya magang/kerja ke Jepang juga menjadi salah satu amal usaha SMK Model melalui koperasi IMM (International Millennial Model),” katanya.
Sampun meyakini bahwa konsep pembelajaran yang dikembangkan SMK Model PGRI 1 Mejayan tersebut sejatinya mendukung kurikulum Merdeka Belajar yang mendidik peserta didik melalui pembelajaran berbasis Profil Pelajar Pancasila. (Diksi/Mya/AP)