Rasakan Banyak Manfaat, Mahasiswa Vokasi Diajak Gabung di Kampus Mengajar

Rasakan Banyak Manfaat, Mahasiswa Vokasi Diajak Gabung di Kampus Mengajar

Jakarta, Ditjen Vokasi - Sebagai salah satu program unggulan Merdeka Kampus Merdeka (MBKM), program Kampus Mengajar telah dirasakan banyak tidak hanya oleh para siswa, tetapi juga mahasiswa, termasuk mahasiswa vokasi. Oleh karena itu, para mahasiswa vokasi diharapkan untuk ikut berpartisipasi dalam program ini. 


Hal tersebut disampaikan oleh Anggita Tria Fahyani saat acara KM Talk dalam rangka sosialisasi program Kampus Mengajar, Kamis (23-11-2023). Anggit merupakan mahasiswa Jurusan Akuntansi, di Politeknik Negeri Pontianak yang kini sedang menjalankan tugas mengajar di salah satu SMP di Kabupaten Singkawang, Kalimantan Barat. 


“Kita sebagai mahasiswa vokasi kita memang tidak ada jurusan keguruan. Akan tetapi, dengan program Kampus Mengajar ini kita memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dan terjun di dunia pendidikan dan keguruan,” kata Anggit. 


Anggita mengaku memiliki banyak manfaat dari kepesertaan dalam program Kampus Mengajar. Anggita merasa, program Kampus Mengajar telah mengubah dirinya baik secara hard skills maupun soft skills


“Saya yang awalnya pendiam, dengan mengikuti program Kampus Mengajar kini menjadi pribadi yang lebih berani untuk tampil di depan publik karena harus mengajar pada siswa dan berinteraksi dengan para guru,” kata Anggit.  


Di tempat penugasannya, Anggit bersama dengan empat rekannya yang lain bahu membahu dan saling bertukar ilmu dengan sesama peserta Kampus Mengajar. 


“Kebetulan yang dari vokasi ada empat dan yang satunya dari universitas jadi kami bisa saling bertukar ilmu dan pengalaman,” kata Anggit. 


Bersama rekan sesama tim di Kampus Mengajar, Anggit juga merancang sejumlah program belajar untuk para siswa, seperti membuat batik dari ecoprint yang rupanya sangat disambut antusias oleh para siswa dan guru. Tidak hanya itu, Anggit juga merancang program yang khusus untuk melatih literasi para siswa termasuk mengajak para siswa untuk aktif menggunakan bahasa Indonesia. 

 

“Karena di sana masih sebagian besar menggunakan bahasa daerah, kami mencoba untuk melatih mereka dengan bahasa Indonesia karena mereka kan nantinya bertemu dengan banyak orang yang tidak hanya dari daerah asal mereka saja,” tambah Anggit. 


Secara keseluruhan, Anggit mengaku sangat senang menjalani program Kampus Mengajar yang akan berakhir pada 5 Desember mendatang. Oleh karena itu, Anggit mengajak kepada para mahasiswa vokasi lainnya untuk ikut terlibat dalam program Kampus Mengajar.  


“Tidak perlu khawatir, meskipun kita berasal dari kampus vokasi, kita bisa mendapat manfaat yang sangat berharga dari proses pembelajar di luar kampus yang sangat berharga ini,” tambah Anggit. 


Sementara itu, M. Rafli Anggara, Staf Stakeholder Relation Program Kampus Mengajar, mengatakan bahwa program Kampus Mengajar angkatan ketujuh ini memiliki sejumlah perbedaan dibandingkan dengan angkatan sebelumnya. Pada angkatan ketujuh ini proses pendaftaran program Kampus Mengajar ini jauh lebih sederhana dan lebih mudah. 




“Perbedaan Kampus Mengajar 7 ini sedikit banyak tidak ada banyak. perubahanya. Misalnya, di awal sudah tidak ada surat rekomendasi dan semua sudah terdigitalisasi,” kata Rafli.


Selain itu, lanjut Rafli, para peserta pada Kampus Mengajar angkatan ketujuh ini akan ditempatkan di sekolah-sekolah sesuai dengan domisili para peserta. 


“Jadi, jangan sampai salah menentukan titik koordinat tempat tinggal Anda karena itu akan menentukan lokasi penempatan nantinya,” tambah Rafli.


Sebagai informasi, program Kampus Mengajar angkatan ketujuh sudah mulai dibuka sejak Oktober lalu. Proses pendaftaran sendiri akan ditutup hari ini, Jumat (24-11-2023). (Nan/Cecep)