PT Pendamping Harus Sukseskan SMK PK

 

Jakarta, Ditjen Diksi - Mengimplementasi program SMK Pusat Keunggulan (PK) tak lepas dari peran perguruan tinggi (PT) pendamping maupun industri. Karenanya, Direktorat SMK menggelar sosialisasi yang bertajuk “Perguruan Tinggi Pendamping SMK PK” (15/2).

 

Direktur SMK wardani Sugiyanto menyampaikan pentingnya kolaborasi dan gotong royong antarpemangku kepentingan guna menyukseskan program SMK PK dan melahirkan lulusan yang kompeten serta mampu berdaya saing global.

 

“Selamat datang dan terima kasih kepada perguruan tinggi yang sudah bergabung. Semoga kerja sama ini akan membawakan hasil dalam pengembangan ekosistem vokasi, salah satu gotong royongnya adalah mendampingi SMK PK,” tutur wardani.

 

wardani menambahkan, sebagian besar perguruan tinggi telah mendampingi 901 SMK di tahun 2021, yakni sebesar 80% SMK berada dalam tingkat baik dan baik sekali atau level 3 dan level 4. SMK PK baru dan berpotensi di level 3 dan 4 nantinya akan diseleksi dan bisa masuk ke SMK PK Pemadanan Dukungan.

 

“Saat ini sebanyak 484 SMK dari 901 SMK yang mendapat bantuan SMK PK di tahun sebelumnya sudah terpilih kemudian masih ditambah baru dengan yang sedang seleksi,” ungkap wardani.

 

Adapun mengenai ruang lingkup pendampingan yang harus dilaksanakan oleh perguruan tinggi, yakni (1) melaksanakan koordinasi dengan lingkup Kemdikbudristek, (2) pendampingan pemenuhan 8 standar nasional pendidikan, (3) melaksanakan “link and match” dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), (4) memberikan pelatihan kepada guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah, serta (5) mengimplementasi Kurikulum Merdeka.

 

Sementara perguruan tinggi yang dapat mendaftar untuk menjadi perguruan tinggi pendamping SMK PK, yaitu perguruan tinggi yang memiliki jurusan yang selaras dengan kompetensi keahlian yang diunggulkan di SMK.

 

“Idealnya memang perguruan tinggi vokasi, tapi dari segi pengembangan bisa mendampingi, seperti Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang mempunyai fakultas teknik. Jadi, universitas yang memiliki jurusan relavan dengan SMK,” jelas wardani.

 

Ke depan, wardani berharap tumbuhnya kekuatan pendampingan bagi pendidikan vokasi yang lebih diperkuat lagi dengan industri. (Diksi/Tan/AP/NA)