Prestasi Vokasi Harus Terus Digelorakan

Prestasi Vokasi Harus Terus Digelorakan

Bekasi, Ditjen Diksi – Beberapa tahun belakangan, bisa dikatakan jumlah peminat atau calon peserta didik pada pendidikan tinggi akademik jauh lebih banyak dibandingkan dengan peminat pendidikan tinggi vokasi. Kini, meski jumlah peminat pendidikan tinggi akademik masih lebih tinggi dibandingkan dengan pendidikan tinggi vokasi, namun perbedaannya kian dekat.

 

“Namun, kita jangan berpuas diri. Jadi, kita harus lebih bekerja keras agar peminatnya lebih banyak lagi,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto di sela-sela Raker Humas dan Publikasi Ditjen Pendidikan Vokasi 2022 yang berlangsung pada 28 s.d. 31 Maret 2022 di Bekasi, Jawa Barat.

 

Karena itu, ujar Wikan, ragam prestasi yang telah digapai oleh satuan pendidikan vokasi harus terus disampaikan kepada masyarakat.“Data capaian harus dicek dan disampaikan,” jelasnya di hadapan para peserta yang terdiri atas insan humas perguruan tinggi vokasi Tanah Air.

 

Wikan menambahkan, apa yang disampaikan tersebut harus memberikan efek agar diketahui. “Jadi, harus memahami konsep AIDA (attention, interest, desire, action) dalam fungsi kehumasan,” tuturnya.

 

Selain itu, insan humas juga harus mengetahui kepada siapa dan ke mana informasi tersebut harus diberikan. “Sehingga, kita tahu apa yang harus dilakukan,” tuturnya.

 

Pada kesempatan tersebut, Wikan juga menyampaikan rumus 3C yang terdiri atas Content is the king, Context is the queen, dan Creativity is the princess. Jadi, peran humas tak hanya dituntut “high tech”, tapi juga harus “high touch”, hingga bisa mencapai “high truth” atau dipercaya.

 

Adapun untuk menilai sejauh mana efektivitas media informasi yang dipakai, dapat digunakan ragam tools untuk menganalisis engagement pada media sosial yang banyak tersedia secara gratis di Internet. “Jadi, harus selalu dicek,” ujar Wikan.

 

Dalam sesi tanya-jawab dengan para peserta rapat kerja, Wikan turut menekankan perlunya kreativitas guna membuat konten yang lebih menarik. “Tidak hanya dengan judul, bisa melalui foto atau storyline yang menarik,” tuturnya. (Diksi/AP/NA)