Politeknik Negeri Ambon Siap Dukung Ekonomi Kreatif di Maluku

Politeknik Negeri Ambon Siap Dukung Ekonomi Kreatif di Maluku

Ambon, Ditjen Vokasi - Politeknik Negeri Ambon (Polnam) menyatakan kesiapannya dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif khususnya di Maluku melalui penyediaan program baik akademik maupun non-akademik yang memacu mahasiswa untuk mengeksplorasi bidang-bidang ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan. 


Kesiapan dukungan tersebut disampaikan oleh Direktur Politeknik Negeri Ambon, Dady Mairuhu, saat pelantikan Pengurus DPW Gekrafs Maluku di Politeknik Negeri Ambon beberapa waktu lalu. Menurut Dady, ekonomi kreatif merupakan salah satu alternatif solusi dalam membangun kekuatan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat Maluku. 


“Dan Politeknik Negeri Ambon harus hadir untuk mendukung pengembangan solusi ini bagi Maluku,” kata Dady. 




Selama ini, lanjut Dady, Politeknik Negeri Ambon telah menghasilkan lulusan yang mampu bekerja pada semua sektor, baik sektor riil, sektor publik, maupun sektor kreatif. Lebih lanjut, Dady mengatakan bahwa sebagai daerah kepulauan, Maluku masih sangat jauh dari industrialisasi sebagai penyokong utama perekonomian. Akibatnya lapangan pekerjaan tersedia dalam jumlah yang sangat minim sedangkan angkatan kerja yang dihasilkan terus bertambah setiap tahun.


Oleh karena itu, menurut Dady, tidak heran kemiskinan menjadi masalah yang terus daerah ini hadapi dari waktu ke waktu. Di sisi lain, Maluku kaya dengan warisan budaya dan talenta-talenta muda serta memiliki alam yang indah. 

 

“Tanggung jawab ini tidak hanya pemerintah, tetapi institusi pendidikan terutama pendidikan tinggi juga memberikan perhatian yang sama. Politeknik Negeri Ambon sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi vokasi di Maluku telah mengarahkan perhatian pada penyiapan lulusan yang mampu berperan dalam pengembangan ekonomi kreatif”, kata Dady. 


Masih menurut Dady, Politeknik Negeri Ambon memiliki program studi yang orientasi pembelajarannya bersinggungan erat dengan ekonomi kreatif, misalnya pada Program Studi Teknik Informatika. Mahasiswa belajar tentang pengembangan software dengan tujuan menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan berbagai program komputer atau perangkat lunak untuk berbagai keperluan. 

 

“Ekonomi kreatif adalah penciptaan nilai tambah terhadap kreativitas manusia yang berbasis pada warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan/atau teknologi. Jadi, secara sederhana berarti memberdayakan warisan budaya dan ilmu pengetahuan/teknologi yang dimiliki untuk menghasilkan nilai tambah bagi penguatan ekonomi masyarakat,” ujar Dady menegaskan.

 

Dukung Wirausaha Merdeka


Sementara itu, dosen Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Ambon, Alvian Sapulette, dalam diskusi yang bertajuk ‘Peran Perguruan Tinggi dan Sektor Jasa Keuangan dalam Mendorong Ekonomi Kreatif Indonesia’ yang diselenggarakan oleh DPW Gekrafs Maluku mengatakan bahwa saat ini Polnam terus mendorong program Wirausaha Merdeka. 


Melalui program tersebut diharapkan dapat membantu mahasiswa belajar dalam mengembangkan diri menjadi calon wirausahawan melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. 


“Jumlah wirausaha di Indonesia masih sangat sedikit, yaitu sebesar 3,47 persen. Oleh karena itu, anak-anak muda, khususnya mahasiswa, harus berani berkarya dan berwirausaha sehingga angka 3,47 persen ini bisa kita tingkatkan menyamai negara-negara tetangga kita yang sudah di atas 7 persen,” kata Alvian Sapulette. (Polnam/Nan/Cecep)