Pertama Kali Hadir di SMK, Program Kampus Mengajar Disambut Baik dan Terbukti Hadirkan Inovasi Pembelajaran
“Melalui Kampus Mengajar, saya menantang mahasiswa Indonesia untuk mengatakan Saya Mau, yakni mau membantu mengubah tantangan dunia pendidikan Indonesia menjadi harapan.”
21 November 2023 - Kalimat di atas pernah disampaikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, pada peluncuran Program Kampus Mengajar angkatan pertama pada tahun 2021 lalu. Sejak momen tersebut, tiga tahun telah berlalu dan lebih dari 112.000 mahasiswa telah menjawab tantangan yang dilontarkan oleh Menteri Nadiem.
Selain 112.000 lebih mahasiswa yang telah terlibat, 23.000 sekolah juga telah merasakan secara langsung manfaat dari kehadiran mahasiswa Program Kampus Mengajar. Dengan berbagai capaian positif yang telah berhasil diraih melalui program ini, Kemendikbudristek pun terus melakukan berbagai langkah untuk memperluas dampak yang bisa dihasilkan.
Kebijakan terbaru program Kampus Mengajar melibatkan sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai sekolah sasaran dilakukan sejak penugasan mahasiswa angkatan keenam di tahun 2023. Penugasan di SMK ini merupakan terobosan baru di program Kampus Mengajar yang pada angkatan sebelumnya hanya menyasar sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Salah satu SMK yang menjadi sekolah sasaran pertama di program Kampus Mengajar adalah SMKN 2 Seririt, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Sebanyak 5 orang mahasiswa yang berasal dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) dan Universitas Udayana ditugaskan di sekolah tersebut dan menjalankan berbagai program bersama para guru dan tenaga kependidikan.
Kepala SMKN 2 Seririt, I Ketut Bawa, menyampaikan bahwa sekolah yang dipimpinnya telah merasakan dampak positif kehadiran mahasiswa program Kampus Mengajar, terutama melalui program-program pengembangan soft skills yang sudah dijalankan oleh mahasiswa.
“Kami melihat dan merasakan sendiri bagaimana program Kampus Mengajar sangat bermanfaat bagi sekolah, khususnya peserta didik yang terdampak langsung dari program penguatan soft skills peserta didik. Terima kasih untuk programnya,” tutur Ketut Bawa.
Dalam kesempatan yang berbeda, Kepala SMKN 1 Aimere, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Marselina Anna Malli Dua, menyampaikan bahwa sekolahnya sangat mendukung pelaksanaan program Kampus Mengajar.
“Saya sangat bersyukur menerima lima mahasiswa Kampus Mengajar di sekolah kami dan kami pun menyambut mereka dengan tangan terbuka,” ujar Marselina.
Dalam mengawasi pelaksanaan Kampus Mengajar di sekolahnya, Marselina memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan observasi hingga selanjutnya bisa menjalankan berbagai program kolaborasi bersama para guru. Dari proses tersebut, Marselina yakin bahwa kreativitas mahasiswa bisa memberikan jawaban terhadap permasalahan di sekolahnya, terutama dengan segala keterbatasan fasilitas yang dimiliki.
“Hal berikutnya yang membuat kami senang adalah bagaimana mahasiswa bisa berbaur dengan masyarakat sekitar. Bersama dengan para peserta didik, mahasiswa ikut bersosialisasi, berkomunikasi, dan juga membantu program-program di tengah masyarakat,” imbuhnya.
Marselina menambahkan bahwa selain membantu pembelajaran, mahasiswa yang mengikuti program Kampus Mengajar juga ia dorong untuk menjalani seluruh program dengan sungguh-sungguh agar pengalaman selama bertugas bisa menjadi bekal penting bagi mahasiswa ketika nantinya masuk ke dunia kerja setelah lulus dari perguruan tinggi.
Manfaat serupa juga dirasakan oleh Kepala Sekolah SMKS PGRI Kota Palu, Sulawesi Tengah, Suhrija. Ia menjelaskan bahwa hadirnya mahasiswa telah memberikan berbagai kegiatan inovatif di luar kelas. Salah satu program yang dilaksanakan selain penguatan literasi dan numerasi adalah program pemanfaatan sampah melalui metode ecobrick.
“Salah satu program yang dijalankan mahasiswa adalah melakukan sosialisasi dan praktik langsung dalam melatih siswa kami mendaur ulang sampah melalui program ecobrick. Dari program ini, botol serta beberapa sampah plastik bekas dijadikan meja untuk menata buku di pojok baca,” cerita Suhrija.
Selain itu, mahasiswa program Kampus Mengajar juga memiliki peran penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka di SMKS PGRI Kota Palu. Padahal, sekolah tersebut terbilang baru menerapkan Kurikulum Merdeka karena sebelumnya masih menggunakan Kurikulum 2023.
“Kami harap, Program Kampus Mengajar bisa dilanjutkan dan terus menghadirkan dampak positif bagi pengembangan pembelajaran, terutama di SMK,” Imbuh Suhrija.
Dengan berbagai dampak positif dan penerimaan dari SMK sebagai sekolah sasaran, Kemendikbudristek pun kembali membuka pendaftaran mahasiswa untuk angkatan ketujuh tahun 2024. Sebanyak 28.500 mahasiswa ditargetkan untuk terjun ke 3.000 sekolah sasaran yang terdiri dari SD, SMP, dan SMK.
Periode pendaftaran mahasiswa untuk program Kampus Mengajar Angkatan 7 sendiri masih dibuka hingga 24 November 2023 mendatang. Informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran Program Kampus Mengajar Angkatan 7, dapat diakses melalui Instagram resmi Kampus Mengajar: @kampusmengajar; Laman MBKM Program Kampus Mengajar: https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/program/mengajar; dan surat elektronik Kampus Mengajar: kampus.mengajar@kemdikbud.go.id