Pendidikan Vokasi Berikan Kesempatan Berkembang untuk Disabilitas

Pendidikan Vokasi Berikan Kesempatan Berkembang untuk Disabilitas

Jambi, Ditjen Vokasi - Pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk berkarier, termasuk mereka yang memiliki disabilitas. Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi pun terus berupaya memberikan fasilitas pelatihan kepada penyandang disabilitas melalui lembaga kursus dan pelatihan (LKP) sehingga dapat meningkatkan keterampilannya. Salah satunya ialah dengan kursus menjahit. 


LKP FA Mode, Jambi membuka kesempatan kepada para penyandang untuk bisa meningkatkan kualitas diri. LKP yang sekaligus memiliki industri konveksi besar tersebut pun telah menerima penghargaan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi pada Januari 2024 karena telah mempekerjakan penyandang disabilitas.


“Mereka kami latih di LKP lalu dengan kompetensi yang mereka punya kami pun membuka kesempatan kepada mereka untuk bekerja di industri yang kami bina. Alhamdulillah, kami dapatkan penghargaan,” ungkap Siti Hatijah selaku pemimpin LKP FA Mode.


Menurut Hatijah, penyandang disabilitas juga berhak mendapatkan kehidupan yang layak dan mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan penjelasan Hatijah, terdapat 4 orang penyandang disabilitas tuna rungu, 3 orang lelaki dan 1 orang yang bekerja di konveksi FA Mode. Salah satu dari mereka ialah Herdian Orlando atau Lando.


Setelah menamatkan sekolah menengah, Lando sangat kesulitan untuk mencari pekerjaan, terlebih dengan keterbatasan yang ia alami. Namun, berkat kursus menjahit yang ia ikuti di LKP FA Mode secara reguler di tahun 2023, ia pun bisa meningkatkan keterampilan dan mendapatkan penghasilan. 


“Menempuh pendidikan vokasi di LKP sangat memberikan hidup baru bagi saya. Sebelumnya saya cuma diam di rumah bantu orang tua,” ungkap Lando.



Lebih lanjut, Lando menjelaskan bahwa dengan kursus menjahit ia tidak membebani orang tuanya lagi. Ia juga bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Walaupun sebelumnya ia tidak mempunyai dasar dalam menjahit, dengan pelatihan intensif ia pun bisa mengejar ketertinggalan.


“Instruktur di LKP sangat membantu saya padahal saya tidak bisa bicara. Metode belajar yang dipakai adalah dengan langsung praktik dan tulisan tangan. Ada juga instruktur yang menggunakan bahasa isyarat,” jelas Lando.


Selain membuat busana, Lando juga belajar mengenai fesyen. Sebagai salah satu bidang keterampilan di pendidikan vokasi, fesyen menjadi hal yang harus dikuasai. Lando menyukai pembuatan pola dan desain busana yang dipelajari di LKP.


“Waktu itu saya membuat blazer dari batik Jambi. Saya buat pola dan menjahitnya sesuai dengan tren saat ini,” ujar Lando


Bekal dari pendidikan vokasi tersebut pun memberikan pengetahuan yang berharga bagi Lando. Ia pun memahami dan mengetahui bagaimana membuat macam-macam desain busana, mulai dari atasan, gaun, maupun celana dan rok. Dengan memiliki keterampilan tersebut, ia pun tak mendapatkan kesulitan saat bekerja sehari-hari. Lando pun sudah berpendapatan UMP Jambi. 


Lando menegaskan, “Kalau tidak kursus dan terjun ke pendidikan vokasi mungkin keterampilan saya tidak meningkat. Keterbatasan bukanlah halangan sehingga saya pun bisa berpenghasilan.” (Zia/Cecep)