Pencetak ‘Emas’ dari Kota Udang

Pencetak ‘Emas’ dari Kota Udang

Cirebon, Ditjen Diksi - Di tengah perbincangan mengenai tenaga kerja asing (TKA) yang akan memasuki Indonesia, LKP Grand Wisata yang letaknya di Kabupaten Cirebon justru menjawab tantangan zaman dengan melahirkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang lebih dulu mengglobal.

 

Terbukti, ribuan lulusan lembaga kursus tersebut kini telah berhasil diserap oleh perusahaan kapal pesiar besar di kawasan Eropa, Amerika, dan Asia-Pasifik. Bahkan, pada tahun 2018 lalu, LKP Grand Wisata berhasil memberangkatkan 170 peserta didik untuk melanjutkan studi S-1 di 10 universitas ternama di Taiwan.

 

Kepala LKP Grand Wisata, Ali Wardana menyampaikan, lembaga kursus tersebut berhasil memberangkatkan lulusannya ke Karnaval (baca: kapal pesiar), meski di tengah “gempuran” pandemi. “Bulan Oktober itu biasanya musim keberangkatan ke Amerika. Tahun lalu pun kami memberangkatkan lulusan, sudah mengirim ke Karnaval,” ujarnya.

 

Bak wadah pencetak “emas”, LKP Grand Wisata konsisten memberikan pendidikan kursus dan pelatihan guna melahirkan SDM unggul yang mampu berdaya saing global. Lulusan yang berhasil menembus perusahaan global di berbagai penjuru dunia dibekali dengan kompetensi keahlian bidang hospitality, seperti cooking, housekeeping, laundry, bahkan bahasa asing, seperti bahasa Inggris dan Mandarin.

 

Ali menambahkan, 170 lulusan bahasa Mandarin LKP Grand Wisata yang dilepas untuk melanjutkan studi S-1 di Taiwan sebagian besar telah diwisuda pada akhir tahun 2021. Ditambah lagi, banyak dari lulusannya yang kemudian melanjutkan studi S-2 di Taiwan.

 

“Lulusan bahasa Mandarin sebanyak 170 siswa berangkat S-1 ke Taiwan. Tahun 2021 sudah diwisuda, tinggal sisanya beberapa lulusan diwisuda Maret tahun 2022 ini,” tutur Ali.

Mencetak lulusan yang mampu berdaya saing global, membuat nama LKP Grand Wisata juga mendunia. Berbagai peluang mulai bermunculan, termasuk universitas-universitas di Taiwan yang merekrut lulusan LKP ini untuk menjadi mahasiswanya dengan fasilitas beasiswa.

 

Meski kiprah lembaga kursus ini dalam berkontribusi mencetak SDM unggul dan kompeten tidak diragukan lagi, Ali menyebutkan lembaga kursusnya mengalami gejolak yang cukup luar biasa di tengah pandemi. “Memang di masa pandemi ini agak sulit untuk mencari peserta didik, bahkan kami sudah tawarkan pendidikan secara gratis pun tetap sulit,” ungkapnya.

 

Ali berharap, pendidikan Indonesia dapat berkembang dan maju. Terlebih, pada mindset masyarakat agar mau lebih berkembang dan meneropong masa depan, serta peluang-peluang besar yang datang menuju Indonesia Emas yang mendapatkan bonus demografi. (Diksi/Tan/AP/NA)