Pasok Kebutuhan di Pasar, SMKN 2 Indramayu Produksi Udang Vaname dan Ikan Nila
Indramayu, Ditjen Vokasi – Protein hewani merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Manfaatnya yang besar untuk tubuh membuat masyarakat berbondong-bondong mencari bahan makanan yang memiliki protein hewani tinggi, di antaranya ialah udang vaname dan ikan nila.
Dua jenis bahan makanan ini mungkin sudah sering kita dengar. Kandungan proteinnya yang tinggi menjadi alasan masyarakat menjadikan bahan tersebut sebagai salah satu lauk-pauk untuk orang-orang tercinta di rumah.
Tingginya permintaan di pasar akan ketersediaan dua bahan makanan ini terkadang membuat para pedagang kewalahan karena mereka harus selalu menyetok bahan tersebut. Untuk membantu memasok kebutuhan tersebut, SMKN 2 Indramayu, Jawa Barat melalui Jurusan Agribisnis Perikanan Air Payau dan Laut (APAPL) pun mengembangkan budi daya udang vaname dan ikan nila.
Guru Jurusan APAPL, SMKN 2 Indramayu, Intan Nur Alamiah, menyampaikan bahwa pengembangan budi daya udang vaname dan ikan nila merupakan salah satu kegiatan pembelajaran untuk membantu siswa dalam mengembangkan kompetensi bidangnya. Selain untuk pembelajaran, hasil panen udang vaname dan ikan nila tersebut juga ditujukan untuk memasok kebutuhan pedagang di pasar.
“Di sekolah ada tiga kolam tanah yang kita gunakan untuk membudidayakan udang vaname dan ikan nila. Anak-anak bisa mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan di kelas sembari mereka belajar berpikir kritis dan berwirausaha,” ucap Intan.
Kualitas airnya yang cocok untuk kegiatan budidaya tersebut membuat para siswa tidak terlalu kesulitan dalam membudidayakan udang dan ikan. Dalam kegiatan tersebut para siswa menggunakan sistem budidaya polikultur. sistem polikultur merupakan sistem budi daya dengan menggabungkan berbagai jenis komoditas budi daya dengan prinsip setiap spesies tidak boleh berkompetisi dalam mendapatkan pakan dan ruang hidup sehingga saling memanfaatkan antar spesies agar dapat tumbuh maksimal.
Dalam kegiatan budi daya ini dibutuhkan waktu sekitar 70—90 hari hingga udang vaname dan ikan nila benar-benar siap untuk dipanen. Setiap panen, SMKN 2 Indramayu bisa menghasilkan dua kuintal udang vaname dan ikan nila.
Hasil panen yang telah didapatkan kemudian diambil oleh pedagang ikan di wilayah Indramayu, kedai, ataupun masyarakat umum yang telah memesan terlebih dahulu.
“Kita senang bisa praktik budi daya udang dan ikan di sekolah karena dengan praktik ini teori yang sudah kita dapatkan bisa semakin matang kita terima. Kita juga menjadi belajar kerja tim yang baik dan manajemen waktu juga,” ucap Rizki Fauzi, siswa kelas XI, Jurusan APAPL, SMKN 2 Indramayu. (Aya/Cecep)