Membangun Indonesia dengan Kewirausahaan Mahasiswa
Jakarta, Ditjen Diksi - Usai dicanangkannya "Satu Juta Masker Merah Putih dari Vokasi untuk Indonesia" pada 12 Agustus 2020 lalu, Kemendikbud melalui Ditjen Pendidikan Vokasi kembali menyosialisasikan “Gerakan Satu Juta Masker” bersamaan dengan launching “Kewirausahaan Mahasiswa Vokasi 2020” pada 17 Agustus 2020 di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Depok, Jawa Barat.
“Kami ingin menjalankan program yang sifatnya kebersamaan membangun Indonesia, yakni melalui gerakan satu juta masker yang juga dilakukan untuk SMK & lembaga kursus/pelatihan,” ujar Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Beny Bandanadjaja.
Selain mengucapkan terima kasihnya atas dukungan PNJ yang turut menyosialisasikan program tersebut, Beny berharap politeknik dapat lebih dikenal masyarakat dengan turut menyosialisasikan gerakan satu juta masker kepada civitas akademika maupun masyarakat sekitarnya. Di samping itu, program ini juga ditujukan sebagai upaya pencegahan Covid-19 melalui penerapan protokol kesehatan sehari-hari. “Sejuta masker ini akan dibagikan ke politeknik dan akademi komunitas negeri se-Indonesia dengan warna merah putih, sekaligus memperingati HUT RI, agar digunakan civitas akademika dan juga masyarakat,” terangnya.
Tak hanya itu, Beny juga menawarkan kepada kelompok mahasiswa yang dapat memproduksi masker agar mengajukan diri ke Ditjen Diksi yang nantinya akan dikaitkan dengan program wirausaha, misalnya PNJ yang telah membuat contoh hasil produksinya. “Dalam dua minggu ke depan, kami akan siapkan 400 ribu masker untuk politeknik dan akademi komunitas se-Indonesia. Tidak hanya (pendidikan tinggi, red) negeri, tapi juga swasta. Dengan demikian, mudah-mudahan pesan kami tersampaikan,” harap Beny.
Selain menyosialisasikan gerakan satu juta masker, Beny juga memperkenalkan program “Kewirausahaan Mahasiswa Vokasi 2020” yang telah dicanangkan sebelumnya sebagai upaya mendukung “kampus merdeka”. “Salah satu arahannya memberi kesempatan mahasiswa untuk melakukan kegiatan wirausaha, serta ada juga nilai SKS-nya yang merupakan kontribusi mereka,” jelas Beny.
Beny menambahkan, kegiatan wirausaha bagi mahasiswa ini lebih diutamakan kepada mereka yang telah memiliki usaha rintisan, yang diharapkan dapat menghasilkan usaha baru yang berkelanjutan. “Jadi, mahasiswa tidak hanya mencari kerja, tapi meneruskan rintisan kerja baru hingga nantinya bisa merekrut tenaga kerja baru,” terangnya.
Selain diharapkan dapat menumbuhkembangkan karakter mahasiswa vokasi agar bisa mengembangkan usaha sendiri, program ini juga diharapkan dapat menghasilkan produk baru yang siap diserap oleh pangsa pasarnya. Program wirausaha yang disediakan bagi 180 kelompok usaha mahasiswa ini akan berlangsung pada September-November 2020. Adapun kelompok mahasiswa yang ingin berpartisipasi dapat mengajukan proposal, yang nantinya bila disetujui akan mendapatkan dana bantuan sekitar Rp10-40 juta per kelompoknya.
Sementara itu dalam sambutannya, Direktur PNJ Zainal Nur Arifin menyampaikan terima kasih kepada Ditjen Diksi yang telah memberi kepercayaan kepada PNJ sebagai tuan rumah acara tersebut. “Sebagai politeknik pertama di Indonesia, kami berusaha menjadi rujukan dan pembina bagi politeknik lainnya. Menjadi host adalah bukti PNJ mendukung program Ditjen Diksi,” tutur Zainal.
Selain berharap pemerintah dapat lebih memajukan pendidikan politeknik di Tanah Air, Zainal juga berjanji akan mengembangkan kerja sama PNJ dengan perusahaan yang telah dilakukan selama ini melalui program perkawinan dengan paket lengkap, seperti sharing SDM, pengiriman tenaga pengajar ke industri maupun pemberdayaan fasilitas dengan biaya yang ditanggung industri melalui CSR.
Zainal pun berharap, hadirnya Ditjen Diksi ini dapat mengusahakan kesetaraan terhadap perguruan tinggi. “Politeknik harus diberi apresiasi yang sama dengan perguruan tinggi lainnya karena kami juga mencetak SDM unggul,” pungkasnya.
Pada acara tersebut, turut disajikan penayangan video yang berisi kerja sama PNJ dengan industri selama ini, yang kemudian ditutup dengan penyerahan masker secara simbolis oleh Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Beny Bandanadjaja ke PNJ. (Diksi/AP)