Manfaatkan Limbah, Siswa SMKN 3 Banjarmasin Membuat Pupuk Organik

Manfaatkan Limbah, Siswa SMKN 3 Banjarmasin Membuat Pupuk Organik

Banjarmasin, Ditjen Vokasi – Limbah masih menjadi momok besar di sebagian besar negara, salah satunya Indonesia. Semua orang dituntut untuk ikut menanggulanginya mengingat keberadaan limbah setiap hari semakin meningkat. Berbagai cara telah diupayakan untuk mengurangi efek negatif dari limbah salah satunya dengan mendaur ulang limbah menjadi produk yang lebih bermanfaat. 


SMKN 3 Banjarmasin merupakan salah satu SMK yang telah mengolah limbah menjadi produk pupuk organik yang lebih bermanfaat. SMKN 3 Banjarmasin memanfaatkan berbagai limbah, seperti limbah sayuran, daun kering, dan cangkang telur.


Kepala SMKN 3 Banjarmasin, Mohamad Ali Muksin, mengatakan bahwa latar belakang dari pembuatan pupuk organik tersebut berawal dari keberadaan limbah-limbah di lingkungan yang selama ini hanya dibiarkan berserakan. Limbah semacam ini apabila dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran udara di mana bau busuk yang ditimbulkan akan mengganggu lingkungan tempat tinggal.




“Pengolahan limbah alam menjadi produk lain ini tentunya akan berdampak pada lingkungan sekitar ya. Selain membuat jalan, kebun, ataupun halaman menjadi lebih bersih, dengan pemanfaatan ini juga ikut memelihara kelestarian lingkungan sehingga lingkungan tempat tinggal menjadi lebih nyaman,” tutur Ali.


Pupuk merupakan salah satu kebutuhan masyarakat Indonesia mengingat negara Indonesia merupakan negara agraris di mana sebagian besar penduduknya merupakan petani. 


Dunia pertanian tidak lepas dari media tanam dan pupuk. Pupuk menjadi salah satu komoditas utama dalam dunia pertanian sehingga keberadaan pupuk menjadi kebutuhan vital yang dapat mempengaruhi perkembangan tumbuhan. Penggunaan pupuk organik dalam dunia pertanian memiliki berbagai manfaat.


“Pupuk organik memiliki peranan penting dalam dunia pertanian. Hal ini dikarenakan pupuk organik mampu meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah, memperbaiki struktur dan tekstur lapisan tanah sehingga dapat memperbaiki aerasi, drainase, absorpsi panas, meningkatkan daya serap tanah terhadap air, dan mengendalikan erosi tanah,” ucap Ali.


Pupuk organik ini merupakan produk hasil kolaborasi siswa SMKN 3 Banjarmasin. Limbah yang telah dikumpulkan kemudian diolah oleh siswa-siswi SMKN 3 Banjarmasin. 



Pembuatan pupuk ini diawali dengan proses pemotongan limbah yang kemudian dimasukkan dalam wadah. Dalam proses pembuatan pupuk organik, siswa SMKN 3 Banjarmasin menggunakan bahan lain seperti EM4 dan gula yang dicairkan. Penggunaan bahan tersebut dapat membantu mempercepat proses fermentasi.


Pembuatan pupuk organik ini membutuhkan waktu sekitar 1-3 bulan tergantung limbah yang digunakan. Biasanya produk pupuk yang telah siap dipakai ditandai dengan munculnya jamur atau tidak ada lagi gelembung udara pada wadah fermentasi. Setelah pupuk selesai dibuat kemudian pupuk-pupuk tersebut dikemas dalam wadah dan dipasarkan untuk masyarakat. 


Pupuk organik dari SMKN 3 Banjarmasin dipatok mulai dari harga 13 ribu dan dapat dibeli di SMKN 3 Banjarmasin serta dapat dibeli secara online melalui marketplace Banua Mall SMKN 3 Banjarmasin.


Salah satu konsumen pupuk organik SMKN 3 Banjarmasin, Didi, mengatakan bahwa dengan adanya pupuk organik buatan SMKN 3 Banjarmasin membantunya dalam merawat tumbuhannya.


“Jelas berbeda antara penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organik. Tanaman juga jadi lebih sehat dan kami dapat menghemat biaya pembelian pupuk karena pupuk organik buatan SMKN 3 Banjarmasin lebih terjangkau harganya,” ucap Didi. (Aya/Cecep)