LKP Merapat! Berikut Pentingnya LKP Punya Teaching Factory

LKP Merapat! Berikut Pentingnya LKP Punya Teaching Factory

Tegal, Ditjen Vokasi - Setiap lembaga pendidikan harus memiliki cara untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Salah satu caranya ialah dengan adanya pembelajaran berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri atau teaching factory (Tefa).


Berdasarkan konsepnya, Tefa merupakan konsep pembelajaran yang terinspirasi oleh dunia industri. Tefa inilah yang menjadi ciri khas pendidikan vokasi, mulai dari SMK, perguruan tinggi vokasi, bahkan lembaga kursus dan pelatihan (LKP). Melalui Tefa, peserta didik diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman praktis dalam lingkungan yang meniru suatu pabrik atau lingkungan kerja.


Contohnya jika LKP di bidang tata boga, tentu pembelajaran akan makin ideal jika dilengkapi dengan Tefa toko roti. Contoh lainnya ialah di bidang otomotif (teknik kendaraan ringan), yang mana Tefa nya bisa berupa bengkel sepeda motor. 


Dalam kegiatan Pembukaan Bersama Program PKW & Pengimbasan Teaching Factory bagi LKP, Zulfan Sidi Amin selaku Pokja Pengelolaan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) memaparkan pentingnya Tefa bagi LKP.  Berikut adalah penjelasannya.


  1. Digitalisasi industri

Tuntutan era revolusi 4.0 yang ditandai dengan teknologi digital, internet of things (IoT), dan kecerdasan buatan (artificial intelligent) adalah bukti bahwa digitalisasi sudah marak di Indonesia. Di masa yang akan datang, tentu saja teknologi digital akan semakin berkembang.


Untuk itulah dengan mempersiapkan SDM yang siap dengan perubahan digitalisasi, diperlukan sebuah konsep pembelajaran yang mendukung hal tersebut. Dengan adanya Tefa di LKP, LKP mampu bersaing menghasilkan SDM yang siap terjun bekerja atau berwirausaha di dunia digital.


  1. Melatih kompetensi peserta didik

Melalui Tefa, peserta didik LKP dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam dunia kerja, seperti keterampilan teknis, keterampilan manajemen, dan keterampilan sosial. Hal ini dapat memperkuat kompetensi mereka di bidang yang diminati.


  1. Menjadi sumber pendapatan tambahan bagi LKP

Walaupun bergerak di bidang pendidikan, LKP pun dapat memanfaatkan Tefa sebagai sumber pendapatan tambahan. 


Contohnya adalah LKP Smart Plus, Pringsewu, Lampung yang mempunyai Tefa digital sablon printing. LKP tersebut menerima ratusan orderan baju sablon dan aksesoris tiap minggunya. Selain itu, peserta didik pun dapat menerima orderan sablon dan membuatnya di Tefa tersebut. 


  1. Menyiapkan peserta didik siap kerja atau berwirausaha

Dalam Tefa, peserta didik dapat belajar langsung tentang dunia industri dan berinteraksi dengan para profesional di bidang tersebut. Hal ini dapat membantu mereka membangun koneksi yang berguna dalam mencari pekerjaan setelah lulus.


Contoh nyata yang sudah membuktikan keberhasilan Tefa di LKP adalah LKP Borneo Hospitality School (BHS) di Sampit, Kalimantan Tengah. Melalui Tefa Natura Koffie, Tefa tersebut menjadi tempat belajar peserta didik dalam meracik kopi. Salah satu peserta didik yang berhasil membuka usaha kedai kopi secara mandiri adalah Dimas Riki Prabu (22) yang sudah membuka kedai kopi Mbah Subur Coffee.


  1. Meningkatkan kolaborasi antara LKP dan industri

Pentingnya Tefa bagi LKP berikutnya adalah dapat meningkatkan kolaborasi LKP dengan industri. Hal ini dapat membuka peluang kerja sama dalam pengembangan produk dan teknologi, penelitian dan pengembangan, dan pengiriman pelatihan dan sertifikasi.


Sebagai contoh LKP yang memiliki Tefa salon dapat meningkatkan kolaborasi dengan industri kecantikan rambut atau skincare. Dengan begitu, pengadaan produk di salon dapat dibantu industri sehingga industri pun dapat berinvestasi di bidang pendidikan. 

 

Direktorat Kursus dan Pelatihan (Ditsuslat), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus menggencarkan pentingnya Tefa bagi LKP. Hal itu dibuktikan dengan Ditsuslat telah memberikan  bantuan pemerintah dalam bentuk uang yang digunakan untuk  pengembangan Tefa kepada 30 LKP di tahun 2021. Sementara itu, di 2022 Ditsuslat telah melakukan kurasi sebanyak 149 LKP yang telah memenuhi persyaratan pembuatan Tefa. (Zia/Cecep)