Jadi Rujukan, SMKN 2 Kasihan Lahirkan Talenta Musik Klasik Indonesia

Jadi Rujukan, SMKN 2 Kasihan Lahirkan Talenta Musik Klasik Indonesia

Bantul, Ditjen Vokasi – Musik merupakan salah satu bagian yang tidak bisa dilepaskan dengan kehidupan manusia. Ada berbagai jenis musik yang berkembang di dunia salah satunya musik klasik.


Musik klasik merupakan musik yang lahir dari budaya Eropa sekitar tahun 1750—1825. Musik ini digolongkan dalam periodisasi tertentu, mulai dari periode klasik, baroque, rokoko, dan romantic. Musik ini kerap kali dikaitkan dengan klasikisme, gaya seni, sastra, maupun arsitektur dari Eropa, terutama pada abad ke-18. 


Salah satu karakteristik utama dari genre musik klasik adalah memberi lebih banyak arti pada musik instrumentalnya. Kini perkembangan musik klasik semakin pesat tidak hanya disukai di Eropa, tetapi juga di seluruh dunia khususnya Indonesia. Peminat musik klasik di Indonesia sendiri cukup banyak karena selain bisa untuk menghibur musik klasik juga memiliki manfaat untuk relaksasi, stimulan otak, dan lainnya.


Semakin tingginya peminat akan musik klasik menuntut semua pihak untuk bisa menghadirkan sumber daya manusia (SDM) yang benar-benar berkompeten di bidang ini. Salah satu cara untuk menghasilkan SDM di bidang musik klasik dapat ditempuh melalui pendidikan SMK. SMKN 2 Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta atau yang biasa dikenal dengan Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta merupakan salah satu SMK yang memiliki fokus kompetensi keahlian musik klasik.


Pendirian SMKN 2 Kasihan dilatarbelakangi oleh dorongan dari budayawan dan pecinta musik di Indonesia khususnya pemudik Keraton Yogyakarta. Atas inisiasi tersebut berdirilah SMKN 2 Kasihan yang mulanya bernama Sekolah Musik Indonesia. SMKN 2 Kasihan merupakan sekolah musik pertama di Indonesia yang hanya membuka program keahlian seni musik dengan tujuh bidang, mulai dari instrumen gesek, tiup kayu, tiup logam, gitar, piano, perkusi, dan vokal.


Setiap siswa yang masuk ke SMKN 2 Kasihan tidak melulu memiliki latar belakang pemusik. 70% siswa yang belajar di SMKN 2 Kasihan merupakan pemula yang kemudian dibimbing dan diarahkan oleh guru untuk menggeluti satu alat instrumen sesuai minat para siswa.



Dalam menghasilkan siswa yang berkompeten di bidang instrumen musik klasik, SMKN 2 Kasihan menerapkan menerapkan pembelajaran berbasis individu (individualized learning) yang diintegrasikan dengan kurikulum khusus dari sekolah musik di London.


Kepala SMKN 2 Kasihan, Turino menyampaikan bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam pembelajaran siswa diberikan pilihan yang bervariasi dalam hal materi pembelajaran, pengajaran, dan penilaian. Pada awalnya para siswa diberikan semua materi instrument kemudian para siswa diberikan

dibebaskan untuk memilih instrumen yang mereka sukai untuk kemudian ditekuni. 


“Para siswa bebas memilih satu instrumen yang ingin mereka tekuni, tetapi mereka harus bisa bertanggung jawab dengan pilihan tersebut dengan cara menekuni hingga mereka bisa mencapai potensi maksimal dan merasa termotivasi dalam proses belajar,” ucap Turino.


Turino menambahkan, untuk memaksimalkan proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa di kelas, setiap semester SMKN 2 Kasihan menggelar mini konser yang dilaksanakan di selasar sekolah. Tujuan mini konser ini adalah untuk melatih mental para siswa ketika harus berhadapan dengan audiens dan sekaligus untuk memacu semangat belajar para siswa. 


“Mini konser ini tujuannya untuk belajar komunikasi dan memotivasi. Dengan kegiatan ini para siswa bisa merefleksi hasil belajarnya dan bisa memotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Selain mini konser, setiap tahun kita juga melaksanakan minimal 3 konser besar yang berkolaborasi dengan musisi besar juga,” ucap Turino.


Melalui kegiatan pembelajaran tersebut, SMKN 2 Kasihan berhasil melahirkan musisi hebat Indonesia yang kini banyak membantu dalam pemajuan industri musik Indonesia seperti Idris Sardi, pemain biola Indonesia, Damez Nababan, pemain saxophone, dan lain sebagainya.



SMKN 2 Kasihan Menjadi Objek Studi Wisata


Atas kekonsistenan SMKN 2 Kasihan mengembangkan musik klasik di Indonesia, membuat SMKN 2 Kasihan menjadi sekolah rujukan musik dan dikenal baik di Indonesia maupun mancanegara. Tidak hanya menjadi sekolah rujukan, kini SMKN 2 Kasihan pun menjadi salah satu destinasi studi wisata siswa SMP. 


SMPN 1 Ciomas, Bogor, Jawa Barat menjadikan SMKN 2 Kasihan sebagai objek studi wisata para siswanya. Kegiatan ini telah dilakukan sejak tahun 2012. Kepala SMPN 1 Ciomas, Nanah Mulyanah, menuturkan bahwa alasannya mengajak siswa SMPN 1 Ciomas berwisata ke SMKN 2 Kasihan yakni untuk memberikan edukasi terkait musik sekaligus menggali potensi siswanya yang memiliki ketertarikan di bidang musik supaya para siswa SMPN 1 Ciomas ini memiliki bayangan dan semangat mengembangkan bakatnya di bidang musik. 


“Kami ingin mengenalkan ke siswa SMP bahwa ini lo Indonesia memiliki sekolah yang fokus pada bidang musik yakni SMKN 2 Kasihan, sekolah musiknya Indonesia. Jadi, untuk siswa yang mempunyai ketertarikan pada bidang musik tidak perlu khawatir karena Indonesia sudah punya sekolah musik,” ucap Mulyanah. 


Kasi Pramesti Harya, siswa kelas VIII SMPN 1 Ciomas, menyampaikan kegembiraannya bisa berkunjung dan belajar di SMKN 2 Kasihan.


“Saya memiliki ketertarikan di bidang musik dan dengan adanya studi ini membuat saya tidak bingung ketika besok saya ingin mengembangkan ketertarikan di bidang ini karena ada SMKN 2 Kasihan yang bisa dijadikan tempat belajar kelak,” ucap Kasi, saat menyaksikan rehearsal konser orkestra Reminiscing Memories. 


Tidak hanya SMPN 1 Ciomas yang menjadikan SMKN 2 Kasihan sebagai objek studi wisata para siswa, beberapa SMP dari Jawa Barat pun menjadikan SMKN 2 Kasihan sebagai sekolah rujukan dan tujuan studi wisatanya. (Aya/Cecep)