Indonesia-Belanda Perpanjang Kerja Sama Revitalisasi SMK Sektor Pertanian
Jakarta, Ditjen Diksi – Menjalin kemitraan merupakan salah satu upaya dalam mengembangkan ekosistem pendidikan vokasi. Salah satunya adalah kerja sama yang dibangun oleh Indonesia dan Belanda dalam merevitalisasi SMK pada sektor pertanian. Keberhasilan kemitraan tersebut memberikan optimisme bagi pemerintah Indonesia melalui Kemdikbud-Ristek untuk melanjutkan program kerja sama Fase II yang diresmikan pada Rabu (30/6).
“Sebagai penggerak pendidikan vokasi, Presiden Jokowi mengatakan bahwa penguatan pendidikan vokasi perlu dilakukan dengan melakukan kolaborasi untuk mengembangkan SDM, serta mengimplementasikan ‘link and match’. MoU yang dilakukan Kemdikbud-Ristek dan pemerintah Belanja merupakan salah satu upaya mengembangkan ekosistem pendidikan vokasi, khususnya bidang pertanian,” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto.
Sebelumnya, Kemdikbud-Ristek telah menandatangani MoU antara pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Belanda tentang Vocational Education and Training (VET) with A Pilot in Agricultural Cooperation as A Start-Up Phase yang ditandatangani pada 2016. Tidak hanya itu, program nyata yang juga turut diimpelementasikan oleh keduanya adalah pelaksanaan proyek percontohan revitalisasi pendidikan dan pelatihan kejuruan di sektor pertanian Indonesia yang ditandatangani pada 2018. Adapun sekolah yang menjadi percontohan dalam mengimplementasikan program tersebut, yakni SMKN 2 Subang dan SMKN 5 Jember.
Melihat keberhasilan program yang diimplementasi tersebut, tentunya memberikan sebuah optimisme bagi kedua belah pihak untuk mengembangkan lebih lanjut Program Revitalisasi SMK Sektor Pertanian Fase II. Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns pun menyebutkan betapa pentingnya pengembangan pendidikan vokasi untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
“Pendidikan vokasional sangatlah penting untuk terus dikembangan karena dapat memberikan dampak untuk banyak orang. Pendidikan yang baik menjadi sebuah jembatan untuk melahirkan murid dan guru sesuai yang dibutuhkan oleh masyarakat di Indonesia, serta menjadi jawaban dari tantangan industri,” tutur Lambert.
Sementara itu Joost Van Uum selaku Konselor Pertanian Duta Besar Belanda untuk Indonesia menyampaikan bahwa kolaborasi yang telah berjalan selama 2 tahun belakangan terbukti memberikan keberhasilan yang nyata. Joost juga berharap agar melalui teaching factory dapat menjadi sebuah langkah dalam mengasah kompetensi peserta didik untuk menjadi lulusan yang mampu berdaya saing secara global, khususnya dalam sektor pertanian.
“Kesuksesan dari kolaborasi yang telah dibangun memberikan rasa optimisme untuk terus melakukan proyek ini, dan mengimplementasikan program-program terbaik dalam kolaborasi ini agar menghasilkan kesuksesan yang sama dalam mengembangkan pendidikan vokasi,” terang Joost.
Menurut Joost, mengembangkan pendidikan vokasi melalui kolaborasi seperti yang dilakukan oleh Kemdikbud-Ristek dengan pemerintah Belanda merupakan langkah baik untuk membawa perubahan yang lebih bagi masyarakat. Ke depannya, Joost juga berharap agar sektor yang akan menjadi fokus dari program tidak hanya berhenti pada sektor pertanian, tapi dapat merambah ke public area hingga teknologi. Dengan begitu, keluaran yang dihasilkan adalah melahirkan generasi muda yang kompeten dan berdaya saing untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru yang berdampak positif bagi masyarakat dan dunia. (Diksi/Tan/AP/KR/Adi Sutrisno)