Implementasi Teaching Factory, Produk Kreasi Siswa SMK di Jepara Dipamerkan

Implementasi Teaching Factory, Produk Kreasi Siswa SMK di Jepara Dipamerkan

Jepara, Ditjen Vokasi - Model pembelajaran teaching factory (Tefa) menjadi salah satu bentuk implementasi Merdeka Belajar dalam rangka menguatkan soft skills dan hard skills siswa, termasuk menumbuhkan kreativitas siswa. Pembelajaran dengan teaching factory juga diharapkan dapat menghasilkan produk ataupun jasa hasil praktik siswa yang sudah sesuai standar industri sehingga dapat dijualbelikan kepada masyarakat umum.


Dalam rangka memperkenan pembelajaran berbasis teaching factory kepada masyarakat umum, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Dinas Pendidikan dan Pendidikan Jawa Tengah menggelar Expo SMK Jepara Bisa. Expo yang digelar di SMKN 2 Jepara ini menampilkan berbagai produk karya para siswa dari 28 SMK di Jepara, baik SMK negeri maupun swasta. 


Sebagai tuan rumah sekaligus ketua panitia, Kepala SMKN 2 Jepara, Muhammad Zainudin Azis, dalam sambutan saat membuka acara mengatakan bahwa kegiatan Expo SMK Jepara Bisa merupakan salah satu bentuk apresiasi atas kreativitas dan inovasi para siswa yang dituangkan dalam karya tugas akhir mereka. Produk-produk yang dihasilkan para siswa tidak lepas dari nilai-nilai lokal yang menjadi kekayaan dan potensi dari Kabupaten Jepara. 




"Salah satu indikasi penguasaan kompetensi siswa SMK bisa dilihat dari produk atau karya-karya dihasilkan. Dan semua produk yang ada di sini merupakan produk yang sudah sangat memenuhi standar industri karena konsep pembelajaran yang kami terapkan adalah dengan pendekatan teaching factory," kata Muhammad Zainudin Azis di Jepara, Jumat (28-04-2023).


Menurut Muhammad Zainudin Azis, hasil karya ini menunjukkan bahwa dengan pembelajaran teaching factory siswa-siswi SMK semakin kreatif. Mereka sangat termotivasi untuk mengembangkan produk-produk yang inovatif dengan tetap membawa nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi ciri dan karakter Profil Pelajar Pancasila.


"Dengan menyaksikan produk-produk karya siswa ini, saya optimis mereka bisa bersaing setelah mereka lulus nanti apakah mereka ingin melanjutkan, atau berwirausaha karena produk atau karya-karya mereka sudah sangat layak untuk bersaing," kata Muhammad Zainudin Azis. 


Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah, mengatakan bahwa pameran yang melibatkan SMK-SMK se-Jepara ini tidak hanya sekadar pameran, tetapi juga wujud kolaborasi antarsekolah agar bisa saling menginspirasi satu dengan lainnya. Dengan demikian, masing-masing sekolah yang terlibat dalam kegiatan pameran ini dapat saling belajar untuk mengetahui apa yang menjadi kelebihan sekolah lain untuk diimplementasikan di sekolah. 


"Disitulah proses pembelajaran. Belajar itu cukup melihat apa yang terjadi di sekolahnya untuk menjadi inspirasi bagi sekolah lain. Cara ini dinilai lebih cepat dari pada kita belajar secara formal,” ujar Uswatun saat memberikan sambutan sebelum membuka acara. 


Pada kesempatan tersebut, Uswatun juga memberikan apresiasi atas penyelenggaraan Expo SMK Jepara Bisa. Meskipun kegiatan tersebut belum menampilkan seluruh SMK yang ada di Jepara, namun apa yang ditampilkan sudah mewakili kreativitas yang tanpa batas bagi para peserta didik SMK di Kabupaten Jepara. 


"Kita harap kompetensi, kreativitas, dan inovasi para siswa kita bisa ditingkatkan dalam rangka penguatan Profil Pelajar Pancasila  untuk mewujudkan generasi andalan yang membanggakan di masa depan, khususnya untuk Kabupaten Jepara," ujar Uswatun.


Sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional, kegiatan expo ini akan berlangsung hingga 4 Mei mendatang. Berbagai produk hasil karya siswa-siswi dari 28 SMK se-Kabupaten Jepara ditampilkan dalam stan-stan yang terbagi dalam dua area. Area indoor menampilkan produk-produk karya siswa SMKN 2 Jepara. Produk yang ditampilkan meliputi aneka busana, kriya tekstil, ukiran-ukuran, keramik, furnitur, dan sebagainya. 


Sementara itu, area outdoor diisi oleh stan-stan dari SMK-SMK peserta lainnya, salah satunya adalah SMKN 1 Kedung, Jepara. SMKN 1 Kedung membawa sejumlah produk unggulan dari teaching factory Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) berupa cokelat sehat bernama Covika. Produk cokelat ini sudah diperjualbelikan secara online melalui usaha mandiri (Usman) yang dikelola oleh guru dan siswa.


"Kami berharap, acara ini bisa menginspirasi para orang tua agar menjadikan SMK sebagai pilihan pertama untuk putra dan putri saat memutuskan untuk melanjutkan sekolah nanti karena anak SMK itu hebat-hebat soal kreativitas dan inovasinya,” kata Ketua Program Keahlian APHP, Putri Ratna.


Sementara itu, salah satu siswi SMKN 2 Jepara, Okta Gengga, mengaku sangat senang karya batik tulis yang dihasilkannya bisa tampil dalam sesi fashion show di acara tersebut. Ia berharap hal tersebut bisa menginspirasi adik-adik yang masih duduk di bangku SMP untuk melanjutkan ke SMK.


"Untuk saya pribadi, ini menjadi semangat untuk terus menghasilkan karya-karya unggulan," kata Okta yang berniat untuk melanjutkan kuliah sembari menekuni usaha membatik setelah menerima ijazah SMK-nya tersebut.


Karya batik tulis Okta diberi tema “Lung Lungan”. Tema tersebut terinspirasi dari motif ukiran Jepara yang selama ini banyak digunakan oleh para perajin ukiran. “Hanya coba saya modifikasi dengan memperbanyak lengkungan-lengkungannya dan saya aplikasikan di kain,” kata Okta. (Nan/Cecep)