“Fresh up Day”, Minuman Fungsional dari Bawang Dayak Inovasi Dosen SV IPB University

“Fresh up Day”, Minuman Fungsional dari Bawang Dayak Inovasi Dosen SV IPB University

Bogor, Ditjen Vokasi - Khasiat bawang dayak atau eleutherine bulbosa secara tradisional telah lama digunakan oleh suku Dayak di Pulau Kalimantan sebagai obat untuk mengatasi sejumlah penyakit. Di  Sekolah Vokasi (SV) IPB University, tanaman ini kemudian dikembangkan menjadi minuman fungsional yang kaya manfaat untuk kesehatan tubuh.


Produk minuman fungsional yang diberi nama Fresh up Day ini dikembangkan oleh Dosen Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan, SV IPB University, Andi Early Febrinda, dan timnya. Minuman fungsional ini merupakan minuman nata de coco yang mengandung antioksidan alami dari bawang dayak. 


Fresh up Day juga berpotensi sebagai minuman antihiperglikemik dengan target konsumen untuk usia dewasa muda, yakni di atas 30 tahun. Minuman ini bisa diminum, baik oleh perempuan maupun laki-laki.


“Yang lebih simpelnya itu berupa minuman ready to drink. Jadi, berupa air rebusan dari bawang dayak, hanya saja kita coba formulasikan dengan jahe atau dengan rempah dapur seperti serai dapur,” kata Andi Early sebagaimana dikutip dari channel YouTube IPB TV.


Menurut Andi, penambahan jahe maupun serai tersebut rupanya mampu menutupi rasa bawang dayak yang sepat. Tidak hanya rasa, penambahan jahe dan serai juga juga bisa mengurangi aroma langu dari bawang dayak.


Pembuatan minuman berbahan dasar bawang dayak ini sendiri cukup mudan. Sebagai langkah awal, bawang dayang yang sudah dicuci bersih tersebut harus terlebih dahulu diiris tipis-tipis untuk kemudian di rebus dengan api sedang hingga air mendidih dan mengeluarkan warna merah pekat pada air rebusan. 

Secara terpisah, media untuk pemanis juga dibuat dengan mencampurkan gula, flavour atau perasa. Bahan tambahan tersebut nantinya akan dicampurkan dengan ekstrak bawang dayak setelah sebelumnya bahan media pemanis ini dimasak dengan air mendidih. Penetrasi ekstrak bawang dayak ke dalam nata de coco dilakukan dengan cara perendaman. Campurkan air rebusan bawang dayak dengan pemanis flavour dan bahan tambahan lainnya. Nata de coco kemudian dimasukan ke dalam botol disusul dengan rebusan air bawang dayang yang sudah diberi pemanis.


Untuk menjaga kualitas minuman, kemudian dilakukan shrink wrap pada tutup botol dan sebagai tahap akhir kemudian diberi label.

Saat ini, produk minuman fungsional masih dalam tahapan untuk komersialisasi ke pasar. Andi Early dan timnya masih melakukan sejumlah pengembangan untuk memperbaiki tampilan serta memastikan umur simpan yang lebih panjang. 


“Kami masih mengajukan untuk mendapatkan izin edar dan sertifikasi halal untuk bisa diluncurkan ke pasar,” ujar Andi Early.


Sebagai informasi, meskipun bawang dayak dengan mudah dijumpai di pinggiran hutan di Pulau Kalimantan. Akan tetapi, tanaman bawang dayak sendiri rupanya bukan berasal dari Indonesia. Bawang dayak berasal dari Amerika dan sudah lama masuk ke benua Asia, termasuk di Indonesia. Selain dikenal sebagai bawang dayak, tanaman ini juga dikenal sebagai bawang tiwai dan bawang sabrang. (SV IPB University/Nan/Cecep)