Dosen dan Mahasiswa Polije Ciptakan Suplemen Hidroponik Fodder Jagung untuk Efisiensi Lahan Hijauan Pakan Ternak
Jember, Ditjen Vokasi - Politeknik Negeri Jember (Polije) berkomitmen kuat dalam mendukung ketahanan pakan nasional. Komitmen ini diwujudkan melalui implementasi program pembelajaran berbasis projek atau project based learning (PBL) yang berhasil mengembangkan berbagai inovasi produk-produk yang dapat dimanfaatkan bagi peternak di Indonesia. Salah satunya adalah suplemen hidroponik fodder jagung.
Suplemen hidroponik fodder jagung atau yang biasa disebut fodder jagung ini merupakan inovasi karya mahasiswa Program Studi (Prodi) Produksi Ternak, Polije. Fodder jagung ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh komoditas ternak, baik unggas maupun ruminansia.
Firdaus Agung Sedayu, salah seorang mahasiswa Prodi Produksi Ternak yang terlibat dalam inovasi fodder, mengatakan bahwa fodder ini merupakan hasil inovasi dengan teman-temannya untuk menciptakan pakan ternak yang efisien. Manfaat dari fodder jagung yaitu dapat meningkatkan daya cerna hingga meningkatkan produktivitas ternak.
“Inovasi yang kami buat ini kaya akan nutrisi serta memiliki kandungan protein kasar 13,32 persen, lemak kasar 2,48 persen, serat kasar 28,87 persen, kadar air 80,97 persen, dan kadar abu 8,78 persen, dengan proses produksinya yang efisien dan efektif waktu serta ramah lingkungan,” tutur Firdaus.
Sistem hidroponik fodder pada umumnya dilakukan dengan cara menyemai biji-bijian sereal, seperti barli, gandum, sorgum, dan jagung atau bisa juga biji-bijian legum.
“Akan tetapi, untuk inovasi kami menggunakan biji jagung yang kami nilai mudah didapatkan dan lebih murah,” jelasnya.
Masih menurut Firdaus, keterbatasan lahan merupakan salah satu alasan yang melatarbelakangi terciptanya produk fodder tersebut. Firdaus dan kawan-kawannya ingin mengembangkan suatu produk pakan ternak yang tidak membutuhkan lahan yang luas.
“Saat ini kondisi lahan khususnya di Pulau Jawa sudah sangat terbatas. Keterbatasan ini berdampak pada ketersediaan lahan hijauan pakan untuk ternak ruminansia. Fodder jagung dapat menjadi solusi alternatif untuk penyediaan hijauan dalam bentuk suplemen sehingga pakan hijauan ternak dapat tersedia sepanjang tahun,” imbuhnya.
Sementara itu, Rizki Amalia Nurfitriani, selaku dosen pembimbing, mengatakan bahwa produk yang dibuat oleh mahasiswanya merupakan produk inovasi PBL yang memiliki sejumlah keunggulan, seperti kaya akan protein dan juga baik bagi hewan.
“Produk ini dibuat untuk meningkatkan produktivitas ternak baik ruminansia maupun non-ruminansia melalui suplementasi dalam ransum,” jelasnya.
Selain itu, proses pembudidayaannya juga sangat mudah karena tidak membutuhkan lahan luas serta dapat dipanen dalam waktu cepat. Produk ini memiliki kandungan protein tinggi serta alat dan bahan yang digunakan sangat terjangkau, khususnya di Indonesia. Produk ini juga memiliki palatabilitas yang tinggi sehingga sangat disukai oleh ternak.
“Waktu yang diperlukan untuk membudidayakan fodder jagung ini berkisar antara 10 hingga 14 hari. Serta kandungan proteinnya juga tinggi yakni sekitar 25 persen hingga 40 persen,” lanjut Rizki.
Rizki beserta mahasiswanya juga mengungkapkan bahwa produk fodder jagung ini sudah dapat dijual ke peternak-peternak rakyat maupun industri.
“Harapannya produk yang merupakan luaran dari hasil implementasi PBL ini dapat bermanfaat untuk peternak dengan harga terjangkau, sehingga dapat berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pangan hewani nasional,” tutup Rizki. (Polije/Nan/Cecep)