Dorong Inovasi 4.0, Ditjen Pendidikan Vokasi Wujudkan SMK Berbasis Industri 4.0
Bekasi, Ditjen Vokasi - Perkembangan teknologi telah mengubah lanskap dunia dengan cara yang cepat dan fundamental. Industri 4.0 telah menyongsong semua aspek kehidupan dan pekerjaan saat ini. Pendidikan vokasi khususnya di SMK memiliki peran dalam mempersiapkan generasi muda agar siap menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis.
Dalam rangka mewujudkan SMK berbasis industri 4.0 dan mempersiapkan lulusan yang unggul sesuai tuntutan dunia usaha dunia industri (DUDI), Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan Benchmarking dan Berbagi Praktik Baik SMK Berbasis Industri 4.0.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, dalam sambutannya menyebutkan bahwa pendidikan vokasi terus berinovasi di era digital dan industri 4.0 yang sedang berlangsung.
“Acara Benchmarking dan Berbagi Praktik Baik ini adalah wujud konkret kolaborasi antarlembaga pendidikan untuk mengatasi tantangan industri 4.0,” ungkap Dirjen Kiki dalam Pembukaan Benchmarking dan Berbagi Praktik Baik SMK Berbasis Industri SMK pada Senin (28-08-2023) di SMK Mitra Industri MM2100.
Dirjen Kiki pun mengungkapkan bahwa perkembangan industri sama cepatnya dan sangat dinamis sehingga program SMK berbasis 4.0 harus selalu dilakukan penyesuaian.
“Melalui program ini para peserta diharapkan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat mempercepat transformasi pendidikan vokasi agar lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan dunia industri. Indonesia harus lebih cepat maju,” pungkas Dirjen Kiki.
Sejalan yang diungkapkan Dirjen Kiki, Direktur SMK, Wardani Sugiyanto, berkomitmen untuk selalu mendorong SMK menuju berbasis industri 4.0.
“Tujuan program ini adalah menyesuaikan dan mengevaluasi kembali kurikulum dunia kerja serta mendorong inovasi di satuan pendidikan vokasi dengan konsep-konsep industri 4.0," ujar Direktur Wardani.
Lebih lanjut, Wardani memaparkan pembelajaran di SMK berkonsep industri 4.0 mencakup penggunaan teknologi modern dan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (PBL). Selain itu, metode pembelajaran di kelas pun harus sesuai di lingkungan industri. Dengan begitu siswa dapat mengembangkan keterampilan praktis.
Dalam paparannya, Direktur Wardani juga mengungkapkan bahwa terdapat 68 orang dari 34 SMK yang mengikuti kegiatan. SMK ini merupakan beberapa SMK yang terinferensi bantuan pengembangan menjadi SMK berbasis industri 4.0. Ia juga menambahkan bahwa hal inilah sebagai bentuk revitalisasi SMK sehingga mendorong pembelajaran dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Sebagai SMK Berbasis 4.0, SMK Mitra Industri Menjadi Tolok Ukur
Salah satu wujud nyata dari SMK berbasis 4.0 adalah SMK Mitra Industri MM2100. SMK binaan dari PT Astra Honda Motor (AHM) itu pun sudah menjadi SMK berbasis 4.0 sejak 2021.
Pada kesempatan benchmarking inilah, SMK Mitra Industri berbagi praktik baik untuk memotivasi SMK berbasis 4.0 tahun 2023. Salah satunya adalah program magang industri luar negeri. Maka dari itu, kegiatan ini pun menjadi pelepasan alumni SMK Mitra Industri ke Jepang dan Jerman.
Darwanto selaku Ketua Yayasan SMK Mitra Industri MM2100 mengaku tersanjung karena berkesempatan menjadi tolak ukur bagi SMK lainnya.
“Anak-anak kami sudah dibina melalui pendidikan vokasi yang mumpuni sehingga bisa diterima di beberapa industri luar negeri,” ungkapnya dalam sambutan.
Contoh praktik baik yang terjalin saat menjadi SMK berbasis industri 4.0 adalah bekerja sama dengan puluhan industri. Terdapat 30 industri yang berkolaborasi dengan SMK Mitra Industri MM2100 untuk penyerapan lulusan. Ia pun memiliki harapan besar kepada lulusan SMK Mitra Industri MM2100 yang akan magang di Jepang dan Jerman. Ia berharap 3—5 tahun yang akan datang ketika pulang kembali ke Indonesia, para alumni memiliki kompetensi yang lebih.
Masih dalam rangkaian acara yang sama, Dirjen Kiki melepas secara simbolis dan menitipkan pesan kepada alumni SMK Mitra Industri MM2100 yang akan magang. Diantaranya terdapat 10 alumni yang magang ke Jepang dan 2 alumni ke Jerman.
“Anda akan jadi duta bangsa Indonesia. Tidak hanya magang, tetapi menjadi bagian yang tak terlepaskan dari bangsa Indonesia,” pesan Dirjen Kiki.
Mutiah Nur Khasanah, alumnus Jurusan Listrik tahun 2023, mengaku bahwa kesempatan magang di Jepang ini akan digunakan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kompetensi.
"Rasanya sangat antusias mengikuti program magang ini karena saya ingin memiliki kompetensi dan berdaya saing global. Hal itu bisa didapatkan dari magang ke luar negeri,” ujar Mutiah yang sedari awal sudah memilih SMK sebagai cara untuk meningkatkan kompetensinya. (Zia/Cecep)