Di Tempat Ini, Anak-anak Down Syndrome Dilatih Keterampilan Barista agar Bisa Mandiri

Di Tempat Ini, Anak-anak Down Syndrome Dilatih Keterampilan Barista agar Bisa Mandiri

Jakarta, Diten Vokasi PKPLK - Meskipun memiliki hambatan dalam fungsi intelektual, penyandang down syndrome memiliki potensi yang bisa mereka kembangkan. Dengan pendidikan yang tepat, anak down syndrome pun bisa memaksimalkan potensi, bahkan bisa mandiri. Salah satunya adalah menjadi barista, seperti yang diajarkan di Rumah Ceria Down Syndrome (RCDS) by Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS).


Dikutip dari Siniar Ruang Kreasi “Down Syndrome Ada, Down Syndrome Bisa” yang tayang di YouTube Direktorat PMPK, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Ketua Yayasan POTADS, Eliza Octavianti Rogi, mengatakan bahwa program atau kelas barista sudah diajarkan di RCDS sejak 2018 lalu. 


“Awalnya kami melihat saat itu coffee shop sedang booming dan kami melihat dengan kemampuan yang dimiliki anak-anak down syndrome sepertinya mereka bisa melakukan pekerjaan barista ini,” kata Eliza. 


Pilihan barista sendiri memang diakui Eliza cukup menantang. Hal tersebut mengingat selama ini anak-anak penyandang down syndrome cenderung belajar dan dibekali dengan keterampilan di bidang seni dan olahraga. Bukan tanpa alasan, gerakan-gerakan dalam seni dan olahraga, seperti yoga dan karate, menurut Eliza, tidak hanya bisa menggali potensi dan kompetensi anak-anak down syndrome saja, tetapi juga dapat mendukung tumbuh kembang anak-anak penyandang down syndrome


“Apalagi, kamu kemudian bertemu dengan Pak Frans (Fransiskus Satriawan, red) yang kemudian bersedia ketika kami ajak untuk ikut mengajar di RCDS,” tambah Eliza. 


Sebagai informasi, RCDS sendiri merupakan ruang hangat bagi para orangtua untuk saling berbagi pengalaman merawat anak dengan down syndrome. Setiap minggunya, berbagai macam kelas digelar untuk melatih keterampilan anak-anak dengan down syndrome. Dari Senin sampai Sabtu, mereka dapat mengikuti berbagai pilihan kelas, seperti angklung, kerajinan tangan, yoga, karate, musik, hingga  barista dan sebagainya.


Bisa Mandiri 


Sementara itu, Fransiskus Satriawan selaku pengajar barista di RCDS mengatakan awal melatih anak-anak down syndrome memang cukup menantang. Namun, perlahan Frans, sapaan Fransiskus Satriawan, menemukan cara yang efektif untuk melatih anak-anak down syndrome tersebut. 


"Untuk hasilnya tentu akan sangat bergantung dengan kemampuan dari anak-anak ini, termasuk lama waktu pembelajarannya," kata Frans yang menekankan metode pengulangan dalam setiap pembelajaran yang ia berikan. 


Untuk melatih anak-anak down syndrome ini, Frans memulainya dari hal yang termudah, yakni dengan mengenalkan alat-alat yang digunakan secara sederhana. Anak-anak down syndrome ini juga diajarkan bagaimana mencampur dan meramu setiap bahan-bahan minuman.


"Baru setelah itu mereka diperkenalkan dengan mesin espresso," ujar Frans. 


Hingga saat ini, sudah banyak anak-anak down syndrome yang berhasil mandiri dengan profesinya sebagai barista. Pihak RSDS juga sudah bekerja sama dengan salah satu coffee shop di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan untuk mempekerjakan peserta didiknya. 


"Pekerjaan di coffee shop itu kan ada beragam dan untuk penempatannya biasanya akan disesuaikan dengan kemampuan dari masing-masing siswa ini," tambah Frans. 


Selain rutin melayani para pengunjung kafe, POTADS juga rutin menjual kopi buatan anak-anak dengan down syndrome melalui sistem prapesan. (Nan/Cecep)