Beri Dampak ke Masyarakat, Polban Berikan Pelatihan Bahasa Inggris untuk Pemandu Wisata di Desa Wisata

Beri Dampak ke Masyarakat, Polban Berikan Pelatihan Bahasa Inggris untuk Pemandu Wisata di Desa Wisata

Bandung Barat, Ditjen Vokasi - Kehadiran pendidikan vokasi harus membawa dampak pada masyarakat. Salah satunya adalah seperti yang dilakukan oleh Politeknik Negeri Bandung (Polban) dengan memberikan pelatihan bahasa Inggris kepada pemandu wisata di Desa  Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.


Pelatihan bahasa Inggris bagi warga desa ini menjadi bagian dari praktik baik Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dalam skema Peningkatan Kualitas dan Pelatihan Mitra (PKPM) yang dilakukan oleh  Jurusan Bahasa Inggris, Polban.

Desa Kertawangi sendiri merupakan salah satu desa yang secara administratif terletak di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Desa ini memiliki luas 1.800 Ha. Secara topografi, Desa Kertawangi yang tepat berada di kaki Gunung Burangrang ini  memiliki permukaan dataran yang berbukit-bukit dan subur sehingga sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan peternakan. 


Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membantu Desa Kertawangi agar dikenal lebih luas, Kepala Desa Kertawangi, Yanto Bin Surya, berinisiatif mengembangkan desa ini menjadi sebuah desa wisata. Dibantu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), kepala desa menggagas sebuah konsep yang disebut dengan BIG FARMER, dengan memanfaatkan potensi desa sebagai wilayah pertanian dan peternakan.


Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut, Desa Kertawangi menggandeng akademisi dari Jurusan Bahasa Inggris, Politeknik Negeri Bandung. 


Tim Pengabdian kepada Masyarakat tersebut terdiri atas Ketua Jurusan Bahasa Inggris sekaligus Ketua tim PkM, Lina Meilinda, didampingi para dosen yaitu, Danny G. Nugraha, Krisna Yudha Bakhti, Zewitra, dan Yessy Purnamasari.


Selama pelatihan para peserta dibekali dengan pengetahuan dan penerapan bahasa Inggris praktis pada aktivitas memandu wisatawan, seperti menyambut wisatawan, memperkenalkan diri, menjelaskan petunjuk keselamatan dan etika selama tur, menjelaskan tempat menarik di wilayah Desa Kertawangi, dan menutup tur.


Selain itu, para peserta pelatihan juga dibekali dasar-dasar konsep bahasa Inggris yang baik dan benar sehingga pada akhir kegiatan para peserta pelatihan dapat menjadi pemandu wisata yang cakap berbahasa Inggris, dapat diandalkan, dan berdaya saing global.


Ketua PKM, Lina Meilinda, menegaskan bahwa luaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah kompetensi/keterampilan para peserta pelatihan yang meningkat dan buku saku English for Tour Guide. Peningkatan kompetensi ini dapat diukur dengan melihat penilaian peserta sebelum dan sesudah pelatihan. 


“Buku saku English for Tour Guide diharapkan dapat terus digunakan sebagai bahan pembelajaran/berlatih bahasa Inggris meskipun kegiatan PkM ini telah berakhir,” kata Lina.  (Polban/Nan/Cecep)