Berbagi Praktik Baik dan Jajaki Potensi Kerja Sama, Menteri Pendidikan Malaysia Kunjungi SMKN 26 Jakarta

Berbagi Praktik Baik dan Jajaki Potensi Kerja Sama, Menteri Pendidikan Malaysia Kunjungi SMKN 26 Jakarta



Jakarta, Ditjen Vokasi - Menteri Pendidikan Malaysia, Fadhlina Sidek, mengunjungi SMK Negeri 26 Jakarta pada Kamis, 28 November 2024. Kunjungan ini bertujuan untuk berbagi praktik baik dalam pendidikan vokasi dan mendiskusikan potensi kerja sama antara sekolah vokasi di Malaysia dan Indonesia.


Pada kunjungan tersebut, Menteri Pendidikan Malaysia didampingi oleh Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (Muhammad Yusro), Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan DKI Jakarta (Waluyo Hadi), Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Malaysia (Muhammad Firdaus), dan Kepala SMK Negeri 26 Jakarta (Bakri Akkas).


Dalam sambutannya, Menteri Menteri Pendidikan Malaysia, Fadhlina Sidek, menjelaskan tentang keberadaan sekolah di Malaysia yang setara dengan SMK di Indonesia. Sekolah ini dikenal dengan nama Kolej Vokasional dan Sekolah Menengah Teknik.




“Saat ini di Malaysia, kami sedang melakukan reformasi di dunia pendidikan, salah satunya terkait dengan TVET (Technical Vocational Education and Training). Kunjungan kami ke SMK Negeri 26 Jakarta hari ini bertujuan untuk studi banding terkait pengajaran vokasi,” jelas Menteri Fadhlina.


Rombongan Menteri Pendidikan Malaysia mengunjungi teaching factory (Tefa) SMK Negeri 26 Jakarta hasil kerja sama dengan mitra industri PT Microvision Indonesia yang memproduksi produk proyektor dan layar proyeksi dengan merk “Microvision”. PT Microvision Indonesia sendiri merupakan perusahaan yang menghadirkan produk-produk audio visual yang telah bersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).


Dalam Tefa tersebut, para guru dan murid yang terlibat mempresentasikan penggunaan beberapa LED Display yang mereka produksi. Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Waluyo Hadi, menjelaskan bahwa keberadaan Tefa Microvision ini merupakan salah satu wujud keberadaan pabrik industri di dalam SMK.




“Saat ini Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta sedang berfokus memajukan SMK menuju Jakarta Global City. Salah satu yang kami lakukan adalah menjalankan kelas industri dengan membuat kelas khusus untuk calon karyawan di suatu perusahaan. Selain itu, kami juga gencar mendorong industri membangun pabrik di SMK,” jelas Waluyo Hadi.




Ke depannya, Tefa ini diharapkan dapat memproduksi produk elektronik sendiri yang bekerja sama dengan PT Microvision Indonesia dan memiliki merek sendiri, yakni SMK Vision.


Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Malaysia, Muhammad Firdaus, menjelaskan bahwa pada tahun 1970 hingga 1980-an, Pemerintah Malaysia banyak mempelajari sistem pendidikan di Indonesia. Akan tetapi, situasi berbalik pada tahun 1990-an hingga 2000-an, di mana justru Indonesia malah jadi lebih banyak belajar dari pendidikan di Malaysia.


“Saat ini sekolah menengah umum di Malaysia menggunakan kurikulum internasional. Akan tetapi, mengenai kurikulum TVET, Menteri Pendidikan Malaysia mengakui bahwa mereka perlu banyak belajar dari SMK di Indonesia,” jelas Firdaus.


Sementara itu, Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Muhammad Yusro, berharap agar kunjungan Menteri Pendidikan Malaysia ke SMKN 26 Jakarta dapat berlanjut ke tahap penjajakan yang lebih serius.




“Semoga kita bisa berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Malaysia untuk memajukan pendidikan vokasi di Indonesia. Tentunya kita dapat banyak belajar dari Malaysia, salah satunya dalam hal pertukaran pelajar dan pengajar SMK,” pungkas Yusro. (Yes/Cecep)