Belajar Animasi Dari Nol, Irfan Kerja di Rumah Produksi Berkat Program Pendidikan Kecakapan Kerja

Belajar Animasi Dari Nol, Irfan Kerja di Rumah Produksi Berkat Program Pendidikan Kecakapan Kerja

Jakarta, Ditjen Vokasi - Pesatnya perkembangan industri animasi semakin membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Untuk menjawab tantangan industri tersebut, lembaga kursus dan pelatihan (LKP) menjadi pilihan yang tepat untuk belajar animasi. Itulah langkah yang diambil oleh Irfan dengan mengikuti program Pendidikan kecakapan Kerja (PKK) di LKP Cyber Media College (CMC), Jakarta. 


Tanpa adanya keahlian di bidang animasi sebelumnya, Irfan pun keluar dari zona nyamannya untuk belajar hal baru. Melalui informasi dari temannya, ia pun mengikuti program PKK untuk meningkatkan kualitas diri.


“Sebelumnya saya pernah bekerja menjadi wedding organizer (WO), tapi kan itu musiman kerjanya. Makanya saya cari peluang lebih,” ungkap Irfan mengawali cerita. 


Walaupun belum bisa sama sekali membuat animasi, Irfan pun tetap semangat mengejar ketertinggalan. Dengan pembelajaran berbasis proyek di program PKK, Irfan pun mulai memahami tools, software, dan seluk beluk tentang animasi.


“Saya dan teman-teman lain membuat animasi Si Ochip untuk inovasi pembelajaran di PKK,” tutur Irfan.


Kursus animasi tersebut melatih keterampilan Irfan dengan cepat. LKP CMC memfasilitasi pelatihan dengan skills tren animasi yang sedang terkenal saat ini, seperti conceptual blockbusting, storyboarding, out of the box solution, art history, art genre, maupun psychology of art.


Dapat Kerja di Rumah Produksi


Setelah menyelesaikan program PKK, pintu kesempatan mulai terbuka bagi Irfan. Irfan mendapatkan pekerjaan di Rumah Produksi Animasi Castle Produksi sebagai Junior 3D Animator. Ia tidak hanya dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari di LKP, tetapi dia juga dapat terus berkembang dalam lingkungan profesional yang mendukung.


“Proyek saya terakhir adalah membuat animasi Beto & Friends. Sekarang sudah bisa dilihat di TikTok dan YouTube,” tutur Irfan. 


Lebih lanjut, Irfan bercerita bahwa proyeknya tersebut membawa pesan yang sangat menarik. Animasi Beto & Friends mencoba menyadarkan anak-anak muda agar main game dengan tata krama yang baik dan menghindari penipuan game online


Irfan menambahkan, “TikTok sudah 40 ribu followers dan YouTube 6 ribu subscriber.”


Menurut Irfan, itu adalah pencapaian dari hasil kerja kerasnya. Melalui program PKK lah ia dapat meningkatkan kompetensi sehingga memberikan dampak positif terhadap perusahaan. Baginya, mengikuti program PKK adalah langkah awal untuk berkarier di bidang animasi. 


Sebagai tambahan informasi, program PKK merupakan program bantuan pemerintah berbentuk pelatihan di berbagai bidang untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan unggul. Program PKK sendiri merupakan program prioritas Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan. Lembaga terpilih yang mengikuti program ini diharuskan bekerja sama dengan dunia usaha, industri, dan dunia kerja (Dudika) untuk penentuan kurikulum dan penyerapan lulusan.


Selama dua tahun terakhir, program PKK telah memberikan dampak pada 144.010 peserta didik, di mana peserta didik tersebut telah mendapatkan pekerjaan. Untuk tahun ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi turut memperluas sasaran program PKK yang mencapai 51.939 peserta didik. (Zia/Cecep)