Bantu UMKM Tingkatkan Produktivitas, Mahasiswa Polinema Kembangkan Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk

Bantu UMKM Tingkatkan Produktivitas, Mahasiswa Polinema Kembangkan Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk

Malang, Ditjen Vokasi - Perguruan tinggi vokasi memiliki peran penting dalam mendukung penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebagai perguruan tinggi vokasi di Jawa Timur, Politeknik Negeri Malang (Polinema) turut berkontribusi dalam membantu UMKM. 


Polinema telah melakukan penguatan UMKM dengan berbagai cara, salah satunya melalui proyek tugas akhir mahasiswa. Dengan cara tersebutlah, mahasiswa Polinema didorong untuk terus berinovasi untuk membantu menyelesaikan persoalan UMKM yang terjadi di masyarakat.


“Sesuai arahan Direktur, mahasiswa Polinema perlu membuat produk maupun inovasi yang membantu UMKM di desa-desa binaan,” ungkap Muhammad Akhlis Rizza selaku dosen Teknik Mesin, Polinema.


Menurut Akhlis, UMKM sangat perlu dibantu karena dalam merintis usaha tentu akan menghadapi berbagai tantangan. Berangkat dari situlah, mahasiswa-mahasiswa Polinema menguraikan masalah UMKM melalui produk inovasi. Salah satunya adalah mesin adonan kerupuk yang dibuat oleh Ekky Yovianto Dharsono, mahasiswa Teknik Mesin lulusan 2023. Ekky merupakan mahasiswa bimbingan dari Akhlis yang telah sukses membuat mesin adonan kerupuk dan bermanfaat untuk UMKM. 


“Pembuatan mesin dilakukan kurang lebih satu bulan, lalu dilakukan serah terima ke Pak Junaedi selaku UMKM di Desa Petungsewu, Kecamatan Tumpang, Malang,” cerita Ekky.


Kepekaan Ekky terhadap UMKM di desa tersebut membuatnya mengembangkan adonan kerupuk. Berdasarkan penjelasannya, mesin adonan kerupuk dibuat melakukan beberapa tahap, mulai dari grinding, welding, dan juga bending.


Setelah serah terima mesin di bulan Juli, Junaedi merasakan manfaat langsung dari mesin yang dikembangkan oleh mahasiswa Polinema tersebut. Menurut Junaedi, mesin yang dihibahkan kepadanya tersebut dapat meningkatkan produktivitas pembuatan kerupuk singkong.



“Awalnya mengaduk adonan dengan cara manual bisa satu sampai dengan dua jam, tapi dengan menggunakan mesin ini hanya dalam waktu 10—15 menit saja,” ungkap Junaedi.


Selain itu, Junaedi juga menjelaskan bahwa manfaat lain dari mesin tersebut adalah adonan dapat diaduk secara lebih merata. Menurutnya, sangat berbeda jika mengaduk adonan menggunakan tangan manusia yang terkadang dapat membuat adonan tidak kalis. 


“Mesin ini dapat memproduksi sampai dua kwintal adonan dan sangat mudah digunakan sehingga benar-benar sangat membantu usaha saya,” tutur Junaedi. (Zia/Cecep)