Bantu Petambak, Dosen dan Mahasiswa Fakultas Vokasi ITS Ciptakan Alat Pakan Ikan Cerdas
Surabaya, Ditjen Vokasi - Berbagai inovasi yang lahir dari satuan-satuan pendidikan vokasi semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Salah satunya seperti alat pakan cerdas berbasis internet of things (IoT) yang di kembangkan oleh Fakultas Vokasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Alat ini berhasil membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh para pembudidaya atau petambak ikan di Desa Kedung Peluk, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jawa Timur terkait dengan pemberian pakan ikan yang kerap tidak teratur.
Pengembangan alat pakan cerdas berbasis IoT tersebut dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa dari Departemen Teknik Elektro Otomasi, Fakultas Vokasi ITS. Mereka tergabung dalam tim pengabdian masyarakat (Abmas). Ide pengembangan alat pakan cerdas berbasis IoT ini sendiri dilakukan setelah tim Abmas yang diketuai oleh Enny Indasyah melihat permasalahan yang terjadi di tambak milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Delta Mina Sejahtera, Kedung Peluk, Sidoarjo.
Enny yang merupakan dosen pada Departemen Teknik Elektro Otomasi ITS ini mengatakan bahwa para petambak di Desa Kedung Peluk tidak memiliki sistem pemberian pakan ikan yang teratur, baik untuk waktu pemberian pakan, hingga jumlah pakan yang diberikan. Kondisi tersebut menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi terganggu karena jumlah pakan yang tidak mencukupi atau bahkan terlewatkan.
“Untuk memaksimalkan produktivitas para petambak inilah kami kemudian merancang sistem pakan otomatis cerdas yang terintegrasi dengan IoT sehingga proses pemberian pakan ikan bisa dipantau secara otomatis,” kata Enny.
Alat pakan cerdas berbasis IoT ini bekerja dengan memanfaatkan energi mandiri berupa solar panel sebagai sumber energi. Penggunaan alat ini membuat aktivitas pemberian pakan menjadi lebih terukur, konsisten, tepat waktu, dan efisien. Selain itu, sistem ini juga memungkinkan pemantauan kapasitas baterai pada alat pakan melalui website sehingga akan memudahkan dalam penggunaannya.
“ Alat pakan ikan ini juga bisa mendeteksi jumlah pakan yang telah diberikan pada hari itu sehingga para petambak bisa memastikan kecukupan pakan di tambak mereka,” tutur Enny.
Masih menurut Enny, tim Abmas juga sudah melakukan sosialisasi terkait penggunaan alat pakan cerdas berbasis IoT ini kepada masyarakat sejak Agustus 2022 lalu. Para dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan alat ini juga terus melakukan pendampingan dan pelatihan secara masif terhadap masyarakat agar mereka bisa memanfaatkan dan menggunakan alat pakan ikan ini secara tepat.
“Kami akan selalu melakukan evaluasi terhadap sistem pakan ini agar senantiasa bisa memberikan kemudahan dan manfaat kepada masyarakat,” terangnya.
Selain Enny, tim Abmas untuk pengembangan alat pakan cerdas berbasis IoT ini juga melibatkan 5 (lima) dosen dan 13 mahasiswa dari Departemen Teknik Elektro Otomasi. Mereka terlibat mulai dari proses perancangan, desain, hingga pengembangan alat.
Ke depan, Enny dan tim berencana mendaftarkan hak cipta produk mereka ini agar dapat dikomersialkan untuk kepentingan masyarakat luas.Dengan demikian, inovasi yang lahir dari satuan pendidikan vokasi ini bisa membantu meningkatkan produktivitas para petambak lain, tidak hanya di Desa Kedung Peluk melainkan para petambak di seluruh Indonesia. (Vokasi ITS/Nan/Cecep Somantri)