Bak Industri, SMKN 3 Pekanbaru Produksi Suvenir

Bak Industri, SMKN 3 Pekanbaru Produksi Suvenir

Pekanbaru, Ditjen Vokasi – Dunia bisnis saat ini sedang menjadi hal yang banyak digandrungi oleh semua kalangan. Bagaimana tidak, selain bisa mendapatkan untung yang besar, banyak sektor yang bisa dijadikan objek bisnis, misalnya suvenir.


Suvenir menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, selain bisa mengasah kemampuan, inovasi bisnis suvenir juga memiliki peluang yang besar di pasar terlebih buat kalian yang tinggal di daerah wisata. Wisatawan banyak memburu suvenir untuk dijadikan sebagai buah tangan. Tidak hanya dijadikan sebagai identitas wisata saja, suvenir juga bisa menjadi buah tangan dalam berbagai acara yang akan digelar.


SMKN 3 Pekanbaru, Riau, merupakan salah satu sekolah penerima program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan (PK SPD) di tahun 2022 yang ikut menyumbang ketersediaan suvenir di Pekanbaru. Kepala SMKN 3 Pekanbaru, Rita Johan menyampaikan bahwa dampak besar yang dirasakan oleh sekolah pasca menerima program tersebut ialah meningkatkan kepercayaan dari banyak pihak, baik masyarakat ataupun industri.




“Banyak ya manfaatnya, kami dapat bantuan renovasi dan bantuan pembangunan ruang praktik siswa, peralatan sesuai kapasitas industri. Selain itu ya kepercayaan industri meningkat, banyak kerja sama yang dilakukan juga dengan industri,” tutur Rita.


Guna meningkatkan kualitas pembelajaran, SMKN 3 Pekanbaru melaksanakan kegiatan teaching factory (Tefa) dengan menggandeng sejumlah industri, seperti Angkasa Garden Hotel, Khas Pekanbaru Hotel, Novotel Hotel, Grand Jatra Hotel, Evo Hotel, dan industri mitra lainnya.


“Pelaksanaan Tefa di SMKN 3 Pekanbaru berjalan dengan lancar. Ada lima program keahlian yang telah menjalankan Tefa, seperti perhotelan, kuliner, spa kecantikan, broadcasting perfilman, dan busana,” tutur Rita.




Salah satu produk unggulan yang dihasilkan oleh Tefa SMKN 3 Pekanbaru yaitu produk suvenir. Produk ini dibuat oleh siswa Jurusan Tata Busana. Mereka membuat sling bag, totebag, dan kotak tisu. Produk-produk tersebut telah diproduksi secara berkelanjutan dan telah dipesan oleh berbagai pihak seperti UMKM, instansi pemerintah, masyarakat, dan industri perhotelan.


Harga yang dipatok pun bervariasi, untuk kotak tisu dibanderol dengan harga 35 ribu, totebag dijual dengan harga 20 ribu, dan untuk sling bag dijual dengan harga 50 ribu. Hasil dari penjualan suvenir ini kemudian diolah oleh penanggung jawab masing-masing Tefa sembari menunggu SK BLUD dikeluarkan.




“Kami terus mengupayakan yang terbaik untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Kami berharap dengan adanya program SMK PK SPD yang diterima oleh SMKN 3 Pekanbaru menjadi jembatan kami untuk mengembangkan sekolah ke arah yang lebih baik lagi,” pungkas Rita.


Sementara itu, salah satu siswa kelas XI Jurusan Tata Busana, Mutia Mardotilla mengatakan adanya kegiatan Tefa yang berbasis produk ini membantunya dalam mengembangkan kompetensi lain selain dalam hal membuat busana. Menurutnya bekal ini sangat bermanfaat terlebih Mutia memiliki keinginan untuk berwirausaha.


“Bersyukur adanya kegiatan semacam ini, keahlian kami pun turut bertambah karena tidak hanya berkutat dengan pakaian saja tapi bisa menghasilkan produk lain. Ilmu ini juga saya terapkan di luar kegiatan sekolah, hasilnya lumayan untuk tambah-tambah uang jajan,” tutur Mutia. (Aya/Cecep)