Tak Miliki Petugas Kebersihan, SMKN 1 Nawangan Tumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Siswa terhadap Lingkungan

Tak Miliki Petugas Kebersihan, SMKN 1 Nawangan Tumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Siswa terhadap Lingkungan

Pacitan, Ditjen Vokasi - Lingkungan sekolah yang nyaman dan asri akan membuat motivasi belajar siswa meningkat. Apalagi ditambah dengan pengembangan karakter siswa untuk menjadi agen pelestarian dan kebersihan lingkungan. Itulah yang terealisasi di SMKN 1 Nawangan, Pacitan, Jawa Timur.


Partisipasi seluruh warga sekolah membuat SMKN 1 Nawangan pernah mendapatkan gelar Sekolah Adiwiyata Nasional 2017 dan Sekolah Adiwiyata Mandiri 2019. Tak berhenti sampai di situ, saat ini pun SMKN 1 Nawangan tetap mempertahankan gelar tersebut dengan berbagai praktik baik yang ada.


Penghargaan Adiwiyata adalah sebuah penghargaan yang diberikan bagi sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan PBLHS (peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah). PBLHS merupakan aksi kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup.


Nurul Lindawati selaku Kepala SMKN 1 Nawangan mendorong terus agar semangat penghargaan Adiwiyata yang pernah diraih tidak luntur begitu saja.



“Dalam mempertahankan Adiwiyata Mandiri kami berkolaborasi dengan semua warga sekolah untuk mempertanggungjawabkan kebersihan karena sekolah kami tidak memiliki petugas kebersihan,” ungkap Lindawati.


Menurut Lindawati, dengan tanpa adanya petugas kebersihan dapat memberikan rasa tanggung jawab yang besar kepada seluruh warga sekolah untuk menjaga lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. 


Dalam penerapannya, Lindawati menerangkan bahwa terdapat program untuk pelestarian sekolah hijau, salah satunya ialah dengan pembagian tugas piket yang efektif. 


“Untuk pembersihan toilet dan halaman sekolah itu pembagiannya dibuat oleh OSIS yang nantinya diterapkan ke masing-masing kelas. Sementara siswa di masing-masing kelas pun memiliki tanggung jawab yang penuh untuk kebersihan lingkungan kelas,” jelas Lindawati.


Tak hanya siswa, guru-guru SMKN 1 Nawangan pun menerapkan kebiasaan ini sudah sejak lama sehingga dapat memberikan contoh kepada siswa.


Lindawati menjelaskan, “Hal simpel yang terealisasi adalah ketika selesai praktik, guru pun ikut terjun langsung membersihkan tempat praktik. Jadi, tidak hanya diserahkan kepada siswa, tetapi guru pun terlibat dan memberikan contoh kepada siswa.”


Bentuk praktik baik pun terlihat dari adanya produk-produk unggulan yang ramah lingkungan. Setiap praktik di masing-masing jurusan, limbah yang tak terpakai tetap dipergunakan kembali dan dijadikan untuk suvenir dan barang lainnya. 



Seperti praktik di Jurusan Produksi dan Desain Kriya, limbah kayu yang tak terpakai tidak dibuang begitu saja melainkan dibentuk barang yang lebih kecil seperti gantungan atau benda lainnya. Tak hanya itu, Jurusan Tata Busana dan Bisnis pun seringkali menyulap kain perca menjadi barang yang bernilai jual tinggi. Produk-produk tersebut pun dipasarkan melalui unit bisnis maupun mitra UMKM yang bekerja sama dengan SMKN 1 Nawangan.


"Kami ingin lulusan SMKN 1 Nawangan tidak hanya keluar dengan ijazah, tapi juga karakter yang kuat dalam melestarikan lingkungan di sekitarnya. Maka dari itu, untuk membentuk perilaku dan karakter bisa dilakukan di sekolah karena di sinilah tempat siswa menempa diri," tegas Lindawati.


Sarana Pembentukan Karakter Siswa


Seperti tercermin dalam Kurikulum Merdeka, pembentukan karakter siswa menjadi sangat penting. Siswa SMKN 1 Nawangan secara sadar menerapkan kedisiplinan untuk menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih dan nyaman sehingga berdampak pada penguatan karakter. Contohnya adalah Dea Ayu Fitria siswa kelas XI Jurusan Akuntansi.


Siswi yang lahir dan besar di Nawangan itu pun sudah sejak lama menginginkan bersekolah di SMK. Tidak hanya karena passion-nya di bidang akuntansi, tetapi SMKN 1 Nawangan pun sudah terkenal dengan keberhasilan pembentukan karakter siswa, khususnya terkait kepedulian terhadap lingkungan.



“Di SMKN 1 Nawangan terdapat refleksi harian, mingguan, dan bulanan. Contohnya apakah saya jujur telah melakukan piket atau tidak. Itulah yang membuat saya terdorong untuk terus menjaga lingkungan sekolah,” tutur Nurul.


Bercita-cita bekerja menjadi akuntan, membuat Dea sadar bahwa kejujuran adalah karakter utama yang harus ia miliki. Dengan dilatih dalam melaksanakan praktik baik kebersihan lingkungan, membuat ia paham bahwa ia pun menerapkan Profil Pelajar Pancasila, khususnya terkait Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME), dan berakhlak mulia.


Dea menerangkan, “Soal kejujuran kan urusan saya sama Tuhan. Ketika saya tidak melaksanakan tugas piket berarti saya belum mengamalkan keimanan saya kepada Tuhan. Makanya, saya berupaya untuk konsisten melaksanakan tanggung jawab saya, khususnya dalam hal kebersihan lingkungan sekolah. ”



Amanudin Ashari selaku Pengawas Pembina SMKN 1 Nawangan menyampaikan bahwa penguatan karakter siswa menjadi poin utama pendidikan, khususnya dalam Kurikulum Merdeka. 


“SMKN 1 Nawangan sangat baik dalam membentuk karakter siswa terkait nilai kedisiplinan dan kebersihan. Nilai yang sudah ditanamkan tersebut akan berguna dalam kehidupan siswa sehari-hari,” pungkas Amanudin. (Zia/Cecep)