Sebanyak 34 Delegasi Indonesia Berlaga di WSC 2024, Adu Keterampilan Kejuruan
Jakarta, 31 Agustus 2024 - Tahun ini, Pusat Prestasi Nasional, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali mengirimkan delegasi terbaik untuk mengikuti WorldSkills Competition (WSC) 2024 di Lyon, Prancis. Tim dari Indonesia yang berjumlah 34 orang akan berlaga pada 5-11 September 2024. Mereka terdiri atas 15 kompetitor, 11 expert, 1 Technical Delegate, 2 Technical Delegate Assistant, 1 Official Delegate, dan 4 Member Observer.
Indonesia mengikuti 11 bidang lomba kejuruan yang terdiri atas bidang IT Network Systems Administration; Electronics; Refrigeration & Air Conditioning; Industrial Control; Restaurant Service; Autonomous Mobile Robotics; Hairdressing; Mechatronics; Industry 4.0; Heavy Vehicle Technology ; Rail Vehicle Technology dengan 11 expert, 15 competitor, dan didampingi oleh para technical delegate, technical delegates assistants, official delegate, serta member observer dari lingkungan Kemendikbudristek. Adapun untuk bidang Rail Vehicle Technology didukung penuh oleh PT Kereta Api Indonesia.
Dalam acara pelepasan delegasi Indonesia, hadir menyampaikan sambutan, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menyampaikan apresiasi.
“Saya ingin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam mempersiapkan delegasi kita,” tuturnya di Jakarta, Jumat (30/8).
WorldSkills Competition bukan hanya sekadar ajang kompetisi. Ini adalah panggung dunia yang menyatukan pemuda bertalenta dari seluruh penjuru bumi, serta menghubungkan dunia usaha, industri, pendidikan, dan pemerintah dalam semangat mempromosikan keterampilan kejuruan.
Kompetisi ini menjadi simbol pentingnya keterampilan teknis dalam membangun masa depan yang lebih baik, sekaligus mencerminkan komitmen kita untuk terus meningkatkan kompetensi generasi muda Indonesia.
Indonesia telah menjadi bagian dari WorldSkills Competition sejak tahun 2005. Sejak saat itu, Indonesia telah mengirimkan banyak talenta muda berbakat yang siap bersaing di level internasional.
"Dukungan dari dunia industri seperti ini adalah wujud nyata sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia," ucap Tatang.
Lebih lanjut, ia berpesan kepada para peserta delegasi, "Gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk belajar, berkompetisi dengan semangat sportif, dan menjalin hubungan dengan rekan-rekan dari berbagai negara. Ingatlah bahwa kompetisi ini bukan hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga tentang membangun karakter, mental juara, dan semangat inovasi.
"Saya percaya dengan kemampuan dan semangat yang Anda miliki, delegasi Indonesia akan mampu memberikan yang terbaik dan membawa pulang prestasi yang membanggakan. Kami semua, baik dari pemerintah, dunia pendidikan, maupun masyarakat Indonesia, akan selalu mendukung dan mendoakan kesuksesan Anda,” pungkasnya.
Testimoni Pembimbing (Expert) dan Peserta (Competitor)
Angga Friyanto, Expert IT Network System Administration yang berasal dari Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Pada kesempatan ini, ia menyampaikan terima kasih kepada Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) memberikan dukungan yang sangat baik dalam persiapan keberangkatan delegasi. Menurutnya, acara ini bukan kompetisi perorangan tapi sebagai delegasi negara.
Angga menyampaikan bahwa WSC merupakan kompetisi tingkat dunia tertinggi dalam keahlian vokasi dan langkah ini bisa menjadi benchmarking baik bagi seluruh delegasi yang terlibat secara individu maupun bagi perkembangan pendidikan vokasi secara umum.
"Ajang ini cukup berat karena memang negara yang ikut adalah negara-negara besar di benua Eropa dan Asia. Namun, ini sekaligus menjadi benchmarking yang ideal bagi kami," ujarnya.
Sebagai pembimbing, Angga mengungkap bahwa para peserta saat ini berada di puncak performa. Pihaknya mempersiapkan mereka untuk dapat menguasai soal dalam beragam bentuk.
"Tantangannya bentuk soal tahun ini berbeda yakni dikembangkan oleh pihak ketiga yang kita belum tahu bagaimana dan seperti apa standarnya. Kita masih berlatih dengan sistem blind paper, kita mencoba dengan berbagai variasi soal agar anak-anak siap dengan berbagai kondisi," ucapnya yang menargetkan medali emas tahun ini.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, “Sejauh ini jika melihat dari performa dan hasil dari running competition dengan Jepang, Korea Selatan, Cina, kita masih bisa bersaing dengan mereka. Meski Korea Selatan sendiri sudah tiga tahun berturut-turut menjadi juara pertama.”
Peserta dari bidang IT Network sendiri sebanyak 26 peserta. Harapannya untuk peserta dari ajang ini tidak hanya sekadar dapat meraih prestasi tapi juga berdampak untuk pendidikan dan talenta Indonesia yang lebih baik.
“Jangan ragu untuk bermimpi setinggi-tingginya dan berusaha untuk mewujudkan hal tersebut,” pesannya.
Alfandi Rifaul Huda, salah satu competitor atau peserta. Ia adalah mahasiswa Universitas Bina Nusantara, Semester 3, menyatakan kegembiraannya mengikuti ajang bergengsi ini.
“Suatu kebanggaan dan kehormatan bagi diri saya,” ucapnya yang juga alumni Worldskills tingkat ASEAN, dua tahun lalu.
Pencapaian Alfandi hingga saat ini tidak lepas dari keterlibatannya di tingkat ASEAN. Khusus untuk persiapannya kali ini, ia menjalani pelatihan selama enam bulan secara intensif.
Menjawab tantangan yang dihadapi, menurutnya sangat beragam, mulai dari menyesuaikan alat yang terbatas dengan materi soal. Namun, ia beruntung karena didukung oleh expert yang mumpuni.
“Dalam menyikapi keterbatasan itu kami berinisiatif untuk mengatasinya dengan berbagai sumber daya yang kita punya untuk membuat sesuatu (alat) yang hampir mirip sistem kerjanya,” urainya seraya mengungkapkan bahwa motivator terbesar dalam mengatasi berbagai tantangan adalah kedua orang tua.
“Sejak kecil saya ingin bisa membanggakan orangtua dan sekarang saya bangga bisa berada di posisi ini. Ini adalah salah satu cara untuk membuat mereka bangga. They are the biggest support in my life,” lanjutnya.
Alfandi bercerita bahwa pencapaiannya untuk bisa melaju di kompetisi tingkat dunia diawali dari seleksi di tingkat sekolah, provinsi, dan nasional pada Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK. Setelah itu, dipilih dua tim terbaik yang bisa menjadi wakil Indonesia.
“Untuk sampai di titik ini butuh waktu tiga tahun,” imbuhnya.
Kepada peserta LKS, ia berpesan, “Kalian bukan berjuang untuk diri kalian sendiri, namun juga membawa nama baik keluarga, sekolah, dan Indonesia. Jadi tetap semangat terus belajar dan belajar,” tuturnya.
Dalam laporannya, Kepala Pusat Prestasi Nasional (Kapuspresnas), Maria Veronica Irene, menyampaikan, harapan bahwa pembinaan yang telah dilaksanakan dapat menambah wawasan dan pengetahuan para peserta dan meningkatkan kepercayaan diri sehingga yakin dan optimis mampu meraih prestasi gemilang.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Bapak/Ibu Expert, para mitra, orang tua, serta semua pihak yang telah memberikan supportnya, baik materiil maupun moril dalam menyukseskan keikutsertaan delegasi Indonesia. Kepada adik-adik semua, selamat mengikuti ajang talenta internasional, selamat berlomba, selamat mengembangkan wawasan dan pengetahuan dan jejaring internasional,” tutupnya.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 414/sipers/A6/VIII/2024
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar